Kota Tanjungpinang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
k Melindungi "Kota Tanjungpinang": Perang suntingan antarpengguna; dilindungi hingga dua hari ke depan ([Sunting=Hanya untuk pengurus] (kedaluwarsa 8 November 2018 06.49 (UTC)) [Pindahkan=Hanya untuk pengurus] (kedaluwarsa 8 November 2018 06.49 (UTC)))
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 6 November 2018 06.49

Kota Tanjungpinang
كوتا تنجوڠ ڤينڠ
Daerah tingkat II
Berkas:Tanjungpinang.jpg
Lambang resmi Kota Tanjungpinang كوتا تنجوڠ ڤينڠ
Motto: 
Jujur Bertutur Bijak Bertindak
Peta
Peta
Kota Tanjungpinang كوتا تنجوڠ ڤينڠ di Sumatra
Kota Tanjungpinang كوتا تنجوڠ ڤينڠ
Kota Tanjungpinang
كوتا تنجوڠ ڤينڠ
Peta
Kota Tanjungpinang كوتا تنجوڠ ڤينڠ di Indonesia
Kota Tanjungpinang كوتا تنجوڠ ڤينڠ
Kota Tanjungpinang
كوتا تنجوڠ ڤينڠ
Kota Tanjungpinang
كوتا تنجوڠ ڤينڠ (Indonesia)
Koordinat: 1°5′0″N 104°29′0″E / 1.08333°N 104.48333°E / 1.08333; 104.48333
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Riau
Tanggal berdiri17 Oktober 2001
Ibu kotaSenggarang
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: 18
Pemerintahan
 • BupatiH. Syahrul, S.Pd
 • Wakil BupatiHj. Rahma, S.IP
Luas
 • Total239,5 km2 (92,5 sq mi)
Populasi
 (2015)
 • Total204,194[1]
 • Kepadatan848/km2 (2,200/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 78.53%
Buddha 13. 28%
Kristen Protestan 6.53%
Katolik 1.38%
Konghucu 0.25%
Hindu 0.03%[2]
 • BahasaBahasa Indonesia,Bahasa Melayu, Bahasa Hokkien, Bahasa Tiochiu, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Tamil
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
29000
Kode BPS
2172
Kode Kemendagri21.72
Kode SNI 7657:2023TPG
DAURp. 252.716.560.000,-
Situs webwww.tanjungpinangkota.go.id


Tanjungpinang atau Tanjung Pinang (disingkat Tg. Pinang) adalah ibu kota dari Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Kota ini terletak di Pulau Bintan dan beberapa pulau kecil seperti Pulau Dompak dan Pulau Penyengat, dengan koordinat 0º5' LU dan 104º27' BT. Kota Tanjungpinang dahulunya adalah pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga. Sebelum dimekarkan menjadi kota otonom, Tanjungpinang adalah ibukota Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang Kabupaten Bintan). Kota ini juga awalnya adalah ibukota Provinsi Riau (meliputi Riau daratan dan kepulauan) sebelum kemudian dipindahkan ke Kota Pekanbaru.

Kota ini memiliki cukup banyak daerah pariwisata seperti Pulau Penyengat yang hanya berjarak kurang lebih 2 mil dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Pantai Trikora dengan pasir putihnya terletak kurang lebih 65 km dari kota, dan Pantai Buatan yaitu Tepi Laut yang terletak di garis pantai pusat kota sebagai pemanis atau wajah kota (waterfront city).

Pelabuhan Laut Tanjungpinang di Sri Bintan Pura memiliki kapal-kapal jenis feri dan feri cepat (speedboat) untuk akses domestik ke pulau Batam dan pulau-pulau lain seperti Kepulauan Karimun dan Kundur, serta kota-kota lain di Riau. Pelabuhan ini juga merupakan akses internasional ke Malaysia dan Singapura.

Geografi

Sebagian wilayah Tanjungpinang merupakan dataran rendah, kawasan rawa bakau, dan sebagian lain merupakan perbukitan, sehingga lahan kota sangat bervariasi dan berkontur.

Iklim

Kota Tanjungpinang maupun Pulau Bintan keseluruhan beriklim tropis dengan temperatur 23 °C – 34 °C. Tekanan udaranya berkisar antara 1.010,2 mbs dan 1.013,7 mbs.

Musim

Secara resmi memiliki musim kemarau dan musim penghujan. Tidak ada perbedaan musim yang mencolok di daerah ini. Hujan dapat turun sepanjang tahun. Namun setiap akhir sampai dengan awal tahun terjadi "Angin Utara" yang sangat berbahaya dengan gelombang yang sangat kuat.

Sejarah

Berdasarkan Sulalatus Salatin, Tanjungpinang merupakan bagian dari Kerajaan Malaka. Setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugal, Sultan Mahmud Syah menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Malaka. Kemudian menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor, sebelum diambil alih oleh Belanda setelah mereka menundukan perlawanan Raja Haji Fisabilillah tahun 1784 di Pulau Penyengat.

Pada masa Hindia Belanda, Tanjungpinang merupakan pusat pemerintahan Karesidenan Riouw. Kemudian di awal kemerdekaan Indonesia, menjadi ibu kota Provinsi Riau. Pada tahun 1957, Tanjungpinang menjadi ibu kota Provinsi Riau. Namun dua tahun kemudian ibu kota propinsi itu dipindahkan ke Pekanbaru.[3] Setelah itu statusnya menjadi Kota Administratif hingga tahun 2000. Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2001, pada tanggal 21 Juni 2001 statusnya ditingkatkan menjadi Kota Tanjungpinang. Pusat pemerintahan yang semula berada di pusat Kota Tanjungpinang, kemudian dipindahkan ke Senggarang (bagian utara kota).[4] Hal ini bertujuan untuk pemerataan pembangunan serta mengurangi kepadatan penduduk yang selama ini berpusat di Kota Lama (bagian barat kota). Pada tahun 2002, Kota Tanjungpinang kembali menjadi ibu kota provinsi, yakni Provinsi Kepulauan Riau.

Pemerintahan

Daftar Wali Kota

No Wali Kota[5] Mulai menjabat Akhir menjabat Prd. Ket. Wakil Wali Kota
Wali Kota Administratif Tanjungpinang
1
Asmuni Hasymi
S.H.
1983
1985
1
[6]
2
Drs. H.
Muhammad Sani
1985
1993
2
[7]
3
Drs.
Andi Rivai Siregar
1993
1996
3
[8]
4
Dra. Hj.
Suryatati Abdul Manan
1996
2001
4
[9]
Wali Kota Tanjungpinang
Dra. Hj.
Suryatati Abdul Manan
17 Oktober 2001
2003
[Ket. 1]
1
2003
2008
5
Wan Izhar Abdullah
2008
2013
6
Edward Mushalli
2
H.
Lis Darmansyah
S.H.
16 Januari 2013
16 Januari 2018
7
Syahrul
Drs. H.
Raja Ariza
M.M.
Januari 2018
21 September 2018
[Ket. 1][11]
3
H.
Syahrul
S.Pd.
21 September 2018
28 April 2020
8
[Ket. 2][12] Rahma
Hj.
Rahma
S.IP.
29 April 2020
21 September 2020
[Ket. 3][13]
4
21 September 2020
21 September 2023
[Ket. 4] Endang Abdullah
Hasan
S.Sos
21 September 2023
Petahana
[Ket. 1]
Keterangan
  1. ^ a b c Penjabat[10]
  2. ^ Wafat saat menjabat
  3. ^ Pelaksana tugas
  4. ^ Definitif

Pada tahun 2002 Dra. Hj. Suryatati A. Manan terpilih sebagai wali kota pertama melalui pemilihan oleh DPRD Kota Tanjungpinang. Pada tahun 2007, ia terpilih kembali untuk menjadi Wali Kota Tanjungpinang. Kemudian pada tahun 2013, ia digantikan oleh H. Lis Darmansyah.

Dewan Perwakilan

Kecamatan

Wilayah administrasi pemerintahan Kota Tanjungpinang terbagi menjadi 4 kecamatan dan 18 kelurahan. Kecamatan di Kota Tanjungpinang adalah:

Kependudukan

Komposisi etnis Kota Tanjungpinang pada tahun 2010
Etnis Jumlah (%)
Melayu 30,7
Jawa 27,9
Tionghoa 13,5
Minangkabau 9,5
Batak 6,6
Sunda 2,8
Bugis 1,9
Lain-lain 7,1
Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2010[14]

Suku Melayu merupakan penduduk asli dan kelompok suku bangsa terbesar di Tanjungpinang. Disamping itu terdapat pula Suku Bugis, Suku Minang, Orang Laut dan Tionghoa yang sudah ratusan tahun berbaur dengan Suku Melayu dan menjadi penduduk tetap semenjak zaman Kesultanan Johor-Riau dan Residentie Riouw.[14] Suku Bugis awalnya menetap di Kampung Bugis dan Suku Tionghoa banyak menempati Jalan Merdeka dan Pagar Batu. Setelah masa kemerdekaan, orang Jawa dan Minang mulai ramai mendatangi Tanjungpinang. Dimana orang Minang sebagian besar menempati pemukiman di sekitar pasar[15], sedangkan Suku Jawa banyak yang bermukim di Kampung Jawa.

Bahasa yang digunakan di Tanjungpinang adalah Bahasa Melayu klasik. Bahasa Melayu di kota ini hampir sama dengan Bahasa Melayu yang digunakan di Singapura. Disamping itu, banyak pula yang menggunakan Bahasa Jawa, Minangkabau dan Batak.[16] Masyarakat Tionghoa yang dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, sebagian masih menggunakan Bahasa Tiochiu dan Hokkien dalam berkomunikasi.

Transportasi

Transportasi di Tanjungpinang sebagian besar masih mengandalkan transportasi laut. Di kota ini terdapat 24 pelabuhan domestik dan satu pelabuhan internasional yaitu Pelabuhan Sri Bintan Pura.[3] Untuk terminal angkutan kota, hanya ada satu yaitu Terminal Sei Carang. Sedangkan untuk pengangkutan udara, kota ini dilayani oleh Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah yang memiliki kapasitas 610.000 orang per tahun. Pada tahun 2014, penumpang yang datang melalui bandara ini berjumlah 135.797 penumpang, sedangkan yang berangkat sebanyak 132.735 orang.[3]

Ekonomi

Pada tahun 2001, sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam membangun perekonomian Kota Tanjungpinang yaitu sebesar 35,54% kemudian diikuti oleh sektor industri pengolahan 15,37%, sektor bangunan 13,29%, sektor jasa-jasa 12,51%, dan sektor pengangkutan dan komunikasi 10,82%. Sedangkan sektor lainnya meliputi sektor listrik, gas, dan air bersih, keuangan, pertanian, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 12,47%.[17]

Pariwisata

Pulau Penyengat dilihat dari Tanjungpinang

Pulau Penyengat merupakan salah satu kawasan wisata di Kota Tanjungpinang. Pulau seluas 3,5 km² ini berada di sebelah barat Kota Tanjungpinang dan dapat ditempuh 15 menit dengan transportasi laut. Pada pulau ini terdapat banyak peninggalan lama dengan wujud bangunan dan makam yang telah dijadikan situs cagar budaya. Selain itu juga dijumpai kelenteng atau vihara di kawasan Kampung Bugis dan Senggarang yang sekaligus menjadi kawasan wisata religi. Wisata lainnya juga dapat ditemukan di Pantai Impian, Tugu Pensil, Tepi Laut, Mall Ramayana Tanjung Pinang, Bestari Mall, Bintan Indah Mall, Tanjungpinang City Center dan sebagainya.

Pariwisata di Kota Tanjungpinang ditunjang oleh adanya 8 hotel berbintang, 32 hotel melati,[3] 34 rumah makan dan pusat-pusat belanja yang terdiri dari 13 supermarket serta pertokoan yang tersebar di wilayah kota. Pada tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebagian besar berasal dari Singapura (71,39%) dan diikuti oleh Malaysia (13,71%). Wisatawan dari luar ASEAN terutama berasal dari Tiongkok (3,31%), India (2,21%) dan Inggris (1,08%).[3] Kota ini juga menawarkan sajian kuliner aneka hidangan laut dan masakan Tionghoa.[18]

Galeri

Referensi

  1. ^ "Kota Tanjungpinang Dalam Angka 2016", diakses 13 Agustus 2017
  2. ^ "Kota Tanjungpinang Dalam Angka 2016", diakses 13 Agustus 2017
  3. ^ a b c d e Kota Tanjungpinang Dalam Angka 2015, Badan Pusat Statistik, 2015
  4. ^ Dulu Terpisah Kini Jadi Pusat Pemerintahan
  5. ^ "Profil Kepala Daerah Kota anjungpinang". Pemerintah Kota Tanjungpinang. JDIH Kota Tanjungpinang. Diakses tanggal 3 Januari 2018. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ https://tanjungpinangkota.sikn.go.id/index.php/foto-walikota-administratif-tanjungpinang-asmuni-hasymi-s-h[pranala nonaktif permanen]
  7. ^ https://tanjungpinangkota.sikn.go.id/index.php/foto-walikota-administratif-tanjungpinang-drs-h-muhammad-sani[pranala nonaktif permanen]
  8. ^ https://tanjungpinangkota.sikn.go.id/index.php/foto-walikota-administratif-tanjungpinang-drs-andi-rivai-siregar[pranala nonaktif permanen]
  9. ^ https://tanjungpinangkota.sikn.go.id/index.php/walikota-administratif-tanjungpinang-dra-hj-suryatati-a-manan[pranala nonaktif permanen]
  10. ^ "Profil Suryatati A Manan". Suara Merdeka. Suara Merdeka. Diakses tanggal 3 Januari 2018. 
  11. ^ "Raja Ariza Sah jadi Penjabat Walikota Tanjungpinang | KepriDays.co.id". kepridays.co.id. Diakses tanggal 2022-04-16. 
  12. ^ https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200428174014-20-498176/wali-kota-tanjungpinang-syahrul-meninggal-usai-positif-corona[pranala nonaktif permanen]
  13. ^ https://amp.kompas.com/regional/read/2020/04/29/19355031/wali-kota-tanjungpinang-meninggal-wakil-wali-kota-hj-rahma-jabat-plt[pranala nonaktif permanen]
  14. ^ a b Nicholas J. Long; Being Malay in Indonesia: Histories, Hopes and Citizenship in the Riau Archipelago, 2013
  15. ^ Novendra, Nov., Peranan Orang Minang Dalam Perekonomian Kota Administratif Tanjung Pinang, Depdikbud, 1999
  16. ^ U.U. Hamidy, Bahasa Melayu Riau: Sumbangan Bahasa Melayu Riau kepada Bahasa dan Bangsa Indonesia, Pustaka A.S., 1981
  17. ^ ciptakarya.pu.go.id Profil Kota Tanjungpinang (diakses pada 4 Februari 2012)
  18. ^ www.bappedatanjungpinang.info Sekilas Kota Tanjungpinang (diakses pada 4 Februari 2012)

Pranala luar