Buddha: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bettychen84 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Bettychen84 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 6: Baris 6:
'''Buddha''' ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: बुद्ध berarti ''mereka yang sadar'' atau ''yang mencapai [[kebuddhaan|pencerahan sejati]]'',<ref>{{cite web|url=http://www.wordsense.eu/%E0%A4%AC%E0%A5%81%E0%A4%A6%E0%A5%8D%E0%A4%A7/|authors=anonymous|title=बुद्ध|year=|location=|publisher=WordSense.eu|date=|accessdate=20 November 2015}}</ref> dan telah menyadari [[Empat Kebenaran Mulia]] secara penuh.<ref>{{cite web|url=http://www.parami.org/the-meaning-of-the-word-buddha/|authors=|title=The Meaning of the Word Buddha|year=|location=|publisher=Parami|date=|accessdate=8 Desember 2015}}</ref>
'''Buddha''' ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: बुद्ध berarti ''mereka yang sadar'' atau ''yang mencapai [[kebuddhaan|pencerahan sejati]]'',<ref>{{cite web|url=http://www.wordsense.eu/%E0%A4%AC%E0%A5%81%E0%A4%A6%E0%A5%8D%E0%A4%A7/|authors=anonymous|title=बुद्ध|year=|location=|publisher=WordSense.eu|date=|accessdate=20 November 2015}}</ref> dan telah menyadari [[Empat Kebenaran Mulia]] secara penuh.<ref>{{cite web|url=http://www.parami.org/the-meaning-of-the-word-buddha/|authors=|title=The Meaning of the Word Buddha|year=|location=|publisher=Parami|date=|accessdate=8 Desember 2015}}</ref>


Istilah ini, yang berasal dari bahasa Sanskerta: "Budh" yang bermakna ''telah mengetahui'', adalah gelar kepada individu yang menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk [[Siddharta Gautama]], guru agama dan pendiri [[Agama Buddha]] (dianggap "Buddha dalam zaman ini"). Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh bagi ''manusia'' yang '''telah sadar'''.
Istilah ini, yang berasal dari bahasa Sanskerta: "Budh" (yang bermakna ''telah mengetahui)'', adalah gelar kepada individu yang menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk [[Siddharta Gautama]], guru agama dan pendiri [[Agama Buddha]] (dianggap "Buddha dalam zaman ini"). Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh bagi ''manusia'' yang '''telah sadar'''.


Penganut Buddha tidak menganggap Siddharta Gautama sebagai sang hyang Buddha pertama atau terakhir. Secara teknis, Buddha, seseorang yang menemukan Dharma atau [[Dhamma]] (yang bermaksud: Kebenaran; perkara yang sebenarnya, akal budi, kesulitan keadaan manusia, dan jalan benar kepada kebebasan melalui [[Bodhi|Kesadaran]], datang selepas [[karma]] yang bagus (tujuan) dikekalkan seimbang dan semua tindakan buruk tidak mahir ditinggalkan. Pencapaian [[nirwana]] (nibbana) di antara ketiga jenis Buddha adalah serupa, tetapi Samma-Sambuddha menekankan lebih kepada kualitas dan usaha dibandingkan dengan dua lainnya. Tiga jenis golongan Buddha adalah:
Penganut Buddha tidak menganggap Siddharta Gautama sebagai sang hyang Buddha pertama atau terakhir. Secara teknis, Buddha, seseorang yang menemukan Dharma atau [[Dhamma]] (yang bermaksud: Kebenaran; perkara yang sebenarnya, akal budi, kesulitan keadaan manusia, dan jalan benar kepada kebebasan melalui [[Bodhi|Kesadaran]], datang selepas [[karma]] yang bagus (tujuan) dikekalkan seimbang dan semua tindakan buruk tidak mahir ditinggalkan. Pencapaian [[nirwana]] (nibbana) di antara ketiga jenis Buddha adalah serupa, tetapi Samma-Sambuddha menekankan lebih kepada kualitas dan usaha dibandingkan dengan dua lainnya. Tiga jenis golongan Buddha adalah:

Revisi per 31 Oktober 2018 14.54

Patung Buddha di candi Borobudur.

Buddha (Sanskerta: बुद्ध berarti mereka yang sadar atau yang mencapai pencerahan sejati,[1] dan telah menyadari Empat Kebenaran Mulia secara penuh.[2]

Istilah ini, yang berasal dari bahasa Sanskerta: "Budh" (yang bermakna telah mengetahui), adalah gelar kepada individu yang menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk Siddharta Gautama, guru agama dan pendiri Agama Buddha (dianggap "Buddha dalam zaman ini"). Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh bagi manusia yang telah sadar.

Penganut Buddha tidak menganggap Siddharta Gautama sebagai sang hyang Buddha pertama atau terakhir. Secara teknis, Buddha, seseorang yang menemukan Dharma atau Dhamma (yang bermaksud: Kebenaran; perkara yang sebenarnya, akal budi, kesulitan keadaan manusia, dan jalan benar kepada kebebasan melalui Kesadaran, datang selepas karma yang bagus (tujuan) dikekalkan seimbang dan semua tindakan buruk tidak mahir ditinggalkan. Pencapaian nirwana (nibbana) di antara ketiga jenis Buddha adalah serupa, tetapi Samma-Sambuddha menekankan lebih kepada kualitas dan usaha dibandingkan dengan dua lainnya. Tiga jenis golongan Buddha adalah:

  • Samma-Sambuddha yang mendapat Kesadaran penuh tanpa guru, hanya dengan usaha sendiri
  • Pacceka-Buddha atau Pratyeka-Buddha yang menyerupai Samma-Sambuddha, tetapi senantiasa diam dan menyimpan pencapaian Dharma pada diri sendiri.
  • Savaka-Buddha yang merupakan Arahat (pengikut kesadaran), tetapi mencapai tahap Kesadaran dengan mendengarkan Dharma.

Kitap Suci agama Buddha adalah Tripitaka (dalam bahasa Sanskerta) atau Tipitaka (bahasa Pali).

Berkas:Sick Budha Statue.jpeg
Patung Buddha tidur, Mojokerto

Tripitaka

  1. Vinaya Pitaka, isinya aturan-aturan sangha untuk biksu atau biksuni.
  2. Sutta Pitaka, isinya tentang wacana-wacana Buddha.
  3. Abhidhamma Pitaka, isinya tentang penjelasan sistematis atau ilmu pengetahuan dari Buddha.

Tiga Mestika

Tiga Mestika (Sanskrit: त्रिरत्न Triratna or रत्नत्रय Ratna-traya, Pali: तिरतन Tiratana)

  1. Buddha
  2. Dharma
  3. Sangha

Pancasila

Terdapat 5 sila dalam Pancasila Buddhis yaitu:

  1. Pannatipata veramani sikkhapadang sammadiyammi, yang artinya saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari pembunuhan makhluk hidup.
  2. Adinnadana veramani sikkhapadang sammadiyammi, yang artinya saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari mengambil sesuatu yang tidak diberikan.
  3. Kamesu micchacara veramani sikkhapadang samadiyami, yang artinya saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari perbuatan asusila.
  4. Musavadha veramani sikkhapadang samadiyami, yang artinya saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari menghindari ucapan tidak benar.
  5. Surameraya majjapamadatthana veramani sikkhapadang samadiyami, yang artinya saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari mengonsumsi segala zat yang dapat menyebabkan menurunnya kesadaran.

Referensi

  1. ^ anonymous. "बुद्ध". WordSense.eu. Diakses tanggal 20 November 2015. 
  2. ^ "The Meaning of the Word Buddha". Parami. Diakses tanggal 8 Desember 2015. 

Pranala luar