Iwan Tirta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 15: Baris 15:
|occupation = [[Desainer]]
|occupation = [[Desainer]]
}}
}}
'''Iwan Tirta''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Blora|Blora]], [[Jawa Tengah]]|18|4|1935|[[Jakarta]]|31|7|2010}})<ref>Pambudy, Ninuk. [http://oase.kompas.com/read/2010/07/31/10134545/Iwan.Tirta.Meninggal Iwan Tirta Meninggal]. ''[[KOMPAS]]'', [[31 Juli]] [[2010]]. Diakses pada [[31 Juli]] [[2010]].</ref> adalah seorang perancang [[busana]] asal [[Indonesia]] yang sangat dikenal melalui rancangan-rancangan busanannya yang menggunakan unsur-unsur [[batik]]. Batik rancangannya digunakan sebagai pakaian tradisional yang dikenakan para kepala negara pada pertemuan [[APEC]] tahun [[1994]].
'''Iwan Tirta''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Blora|Blora]], [[Jawa Tengah]]|18|4|1935|[[Jakarta]]|31|7|2010}})<ref>Pambudy, Ninuk. [http://oase.kompas.com/read/2010/07/31/10134545/Iwan.Tirta.Meninggal Iwan Tirta Meninggal]. ''[[KOMPAS]]'', [[31 Juli]] [[2010]]. Diakses pada [[31 Juli]] [[2010]].</ref> adalah seorang pesikopat kelas kakap [[busana]] asal [[Indonesia]] yang sangat dikenal melalui rancangan-rancangan busanannya yang menggunakan unsur-unsur [[batik]]. Batik rancangannya digunakan sebagai pakaian tradisional yang dikenakan para kepala negara pada pertemuan [[APEC]] tahun [[1994]].


== Kehidupan ==
== Kehidupan ==

Revisi per 1 September 2018 06.01

Iwan Tirta
Berkas:Iwan tirta.jpg
Lahir(1935-04-18)18 April 1935
Belanda Blora, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal31 Juli 2010(2010-07-31) (umur 75)
Indonesia Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
PekerjaanDesainer

Iwan Tirta (18 April 1935 – 31 Juli 2010)[1] adalah seorang pesikopat kelas kakap busana asal Indonesia yang sangat dikenal melalui rancangan-rancangan busanannya yang menggunakan unsur-unsur batik. Batik rancangannya digunakan sebagai pakaian tradisional yang dikenakan para kepala negara pada pertemuan APEC tahun 1994.

Kehidupan

Iwan yang memiliki nama lengkap Nusjirwan Tirtaamidjaja lahir dari pasangan Sunda dan Minangkabau.[2] Ayahnya, Mohamad Husein Tirtaamidjaja, adalah mantan anggota mahkamah agung. Setamat dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Iwan mengambil gelar master hukum di Yale University, Amerika Serikat, dan kemudian di London School of Economics.

Ketertarikannya kepada batik muncul disaat Iwan menerima dana hibah dari John D. Rockefeller the Third untuk mempelajari tarian keraton Kasunanan Surakarta. Sejak itu hingga akhir hayatnya, Iwan mengembangkan batik khas Indonesia, mulai dari pendidikan batik, penelitian hingga promosi ke mancanegara. Iwan juga mengembangkan filsafat batik Indonesia.

Iwan meninggal pada hari Sabtu pukul 8.30 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, dalam usia 75 tahun. Sebelum meninggal, dia sempat dirawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo selama sekitar 10 hari. Iwan terkena stroke setelah mengalami komplikasi penyakit jantung, ginjal, dan sesak napas.

Penghargaan

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Pambudy, Ninuk. Iwan Tirta Meninggal. KOMPAS, 31 Juli 2010. Diakses pada 31 Juli 2010.
  2. ^ http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2010/07/31/110244/Maestro-Batik-Iwan-Tirta-Meninggal/82 Maestro Batik Iwan Tirta Meninggal
  3. ^ Hutasoit, Moksa (Kamis 13 Aug 2015, 11:18 WIB). "Jokowi Beri Tanda Kehormatan ke 46 Orang, dari Paloh Sampai Goenawan Mohamad". Jakarta: News.detik.com. Diakses tanggal 13 Agustus 2015.  Keputusan Presiden nomor 86/TK/tahun 2015 tanggal 7 Agustus 2015 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Paramadharma kepada 8 orang. Terdiri atas: 1. KH. Mustofa Bisri (Gus Mus), pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Lteteh, Rembang. 2. Goenawan Soesatyo Mohamad, sastrawan budayawan. 3. Alm. Petrus Josephus Zoetmulder, ahli sastra Jawa Kuno dan Penyusun Kamus Jawa Kuno Inggris. 4. Alm. Wasi Jolodoro (Ki Tjokrowasito]]), komposer musik karawitan Jawa dan pendukung utama Sedra Tari Ramayana. 5. Alm. Hoesein Djajadiningrat, pelopor tradisi keilmuan. 6. Alm. Nursjiwan Tirtaamidjaja, perancang busana dan batik. 7. Alm. Hendra Gunawan, pelukis dan pematung. 8. Alm. Soejoedi Wiroatmojo, arsitek.