Kabupaten Gayo Lues: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
k update jumlah gampong/desa
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Angayubagia (bicara | kontrib)
update infobox
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 1: Baris 1:
{{coor title dm|3|58|N|97|21|E|region:ID-AC_type:adm2nd|display=title}}
{{dati2
{{dati2
|nama=Kabupaten Gayo Lues
|nama = Kabupaten Gayo Lues
|lambang = [[Berkas:Lambang_Gayo_Lues.png|150px]]
|propinsi=[[Aceh]]
|peta = [[Berkas:Lokasi Aceh Kabupaten Gayo Lues.svg|300px]]
|ibukota=[[Blangkejeren]]
|koordinat = 3°40'46,13"-4°16'50,45" [[Lintang Utara|LU]] 96°43'15,65"-97°55'24,29" [[Bujur Timur|BT]]
|luas=5719
|motto = '''Musara'''
|penduduk=89500
|semboyan =
|kecamatan=11
|propinsi = [[Aceh]]
|kemukiman=20
|ibukota = [[Blangkejeren, Gayo Lues|Blangkejeren]]
|kelurahan=136
|luas = 5.719,58 km²<ref name="Permendagri">{{cite web|url=http://www.kemendagri.go.id/pages/data-wilayah |title=Permendagri no.137 tahun 2017 |date=27 Desember 2017 |access-date= 12 Juni 2018}}</ref>
|kodearea=0642
|penduduk = 95.370 jiwa
|kodepos=24653
|penduduktahun = (2017)<ref name="Permendagri"></ref>
|motto='''Musara'''
|kepadatan = 17 jiwa/km²
|lambang=[[Berkas:Lambang_Gayo_Lues.png|100px]]
|kecamatan = 11<ref name="Permendagri"></ref>
|peta=[[Berkas:Lokasi Aceh Kabupaten Gayo Lues.svg|300px]]
|kelurahan = -
|koordinat=3°40'46,13" - 4°16'50,45" [[Lintang Utara|LU]]{{br}}96°43'15,65" - 97°55'24,29" [[Bujur Timur|BT]]
|desa = 136 [[gampong]]<ref name="Permendagri"></ref>
| dau = Rp. 467.045.263.000,-
|dasar hukum = [[s:Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002|UU No.4 Tahun 2002]]
| dauref = (2017)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2016/11/RINCIAN-ALOKASI-DAU-MURNI-TA-2017-UPLOAD.pdf|title=-|date=-|accessdate=2018-01-09}}</ref>
|tanggal = [[10 April]] [[2002]]
|dasar hukum=[[s:Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002|UU No.4 Tahun 2002]]
|hari jadi =
|tanggal=[[10 April]] [[2002]]
|kepala daerah = [[Bupati]]
|kepadatan=14
|kepala daerah=[[Bupati]]
|nama kepala daerah = H. [[Muhammad Amru]], MSP
|nama kepala daerah=H. [[Muhammad Amru]], MSP
|wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
|wakil kepala daerah=[[Wakil Bupati]]
|nama wakil kepala daerah = H. [[Said Sani]], S.Pd}}
|sekretaris daerah =
|nama wakil kepala daerah=H. [[Said Sani]], S.Pd}}
|ketua DPRD =
|agama=[[Islam]]
|ketua pengadilan negeri =
|suku=[[Suku Gayo|Gayo]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Alas|Alas]], [[Suku Batak|Batak]]
|kepala kejaksaan negeri =
|zona=[[WIB]]
|dandim =
|web=http://www.gayolueskab.go.id
|kapolres =
{{coor title dm|3|58|N|97|21|E|region:ID-AC_type:adm2nd|display=title}}
|kodearea = 0642
|kodepos = 24653
|apbd = Rp.853.469.044.480,-<ref name="APBD 2018">{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412 |title=APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018 |date=2018-05-04 |accessdate=2018-07-06}}</ref>
|pad = Rp. 54.431.433.676,-
|dau = Rp.462.943.021.000,-
|dauref = (2018)<ref name="APBD 2018"></ref>
|IPM = 64,26 (2016)<ref name=BPS IPM2016">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/publication/2017/08/15/72206c841c43471067fce93c/indeks-pembangunan-manusia-2016.html |title=Indeks Pembangunan Manusia 2016 |accessdate=2018-07-06}}</ref>
|suku bangsa = [[Suku Gayo|Gayo]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Alas|Alas]], [[Suku Batak|Batak]]
|bahasa =
|agama =
|flora =
|fauna =
|zona waktu = [[UTC+07:00|UTC +7]] [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|bandar udara =
|web = http://www.gayolueskab.go.id
|pertumbuhan penduduk (%)=
}}


'''Kabupaten Gayo Lues''' adalah salah satu [[kabupaten]] di [[provinsi]] [[Aceh]], [[Indonesia]] dan merupakan hasil pemekaran dari [[Kabupaten Aceh Tenggara]] dengan Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal [[10 April]] [[2002]]. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan [[Bukit Barisan]]. Sebagian besar wilayahnya merupakan areal [[Taman Nasional Gunung Leuser]] yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling terisolasi di Aceh. Selain itu, daerah ini merupakan asal [[Tari Saman]] yang pada Desember 2012 telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO di Bali.
'''Kabupaten Gayo Lues''' adalah salah satu [[kabupaten]] di [[provinsi]] [[Aceh]], [[Indonesia]] dan merupakan hasil pemekaran dari [[Kabupaten Aceh Tenggara]] dengan Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal [[10 April]] [[2002]]. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan [[Bukit Barisan]]. Sebagian besar wilayahnya merupakan areal [[Taman Nasional Gunung Leuser]] yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling terisolasi di Aceh. Selain itu, daerah ini merupakan asal [[Tari Saman]] yang pada Desember 2012 telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO di Bali.
Baris 34: Baris 52:


== Geografi ==
== Geografi ==
Gayo Lues memilki luas wilayah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3°40'46,13" - 4°16'50,45" [[Lintang Selatan|LU]] 96°43'15,65" - 97°55'24,29" [[Bujur Timur|BT]].
Gayo Lues memiliki luas wilayah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3°40'46,13" - 4°16'50,45" [[Lintang Selatan|LU]] 96°43'15,65" - 97°55'24,29" [[Bujur Timur|BT]].
=== Batas Wilayah ===

Kabupaten ini memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Kabupaten ini memiliki batas wilayah sebagai berikut:<ref name=":0">{{Cite book|title=Profil Daerah Kabupaten dan Kota|last=Dhakidae|first=Daniel|publisher=Penerbit Buku Kompas|year=Juli 2005|isbn=979-709-201-1|location=Jakarta|pages=35-39}}</ref>
{{Batas_USBT

-Utara: [[Kabupaten Aceh Tengah]] dan [[Kabupaten Aceh Timur]]
|utara = [[Kabupaten Aceh Tengah]] dan [[Kabupaten Aceh Timur]]
|selatan = [[Kabupaten Aceh Tenggara]]

-Selatan: [[Kabupaten Aceh Tenggara]]
|barat = [[Kabupaten Aceh Barat Daya]]
|timur = [[Kabupaten Aceh Tamiang]] dan [[Sumatera Utara]]

}}
-Timur: [[Kabupaten Aceh Tamiang]] dan [[Sumatera Utara]]

-Barat: [[Kabupaten Aceh Barat Daya]] <ref name=":0">{{Cite book|title=Profil Daerah Kabupaten dan Kota|last=Dhakidae|first=Daniel|publisher=Penerbit Buku Kompas|year=Juli 2005|isbn=979-709-201-1|location=Jakarta|pages=35-39}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Baris 51: Baris 67:


== Pemerintahan ==
== Pemerintahan ==
=== Daftar Bupati ===
Daerah Gayo Lues mencakup 57 persen dari wilayah lama [[Aceh Tenggara]], dan dibagi menjadi 11 (sebelas) kecamatan dengan perincian sebagai berikut:
{{main|Daftar Bupati Gayo Lues}}
{{:Daftar Bupati Gayo Lues}}

=== Kecamatan ===
Kabupaten Gayo Lues mencakup 57 persen dari wilayah lama [[Aceh Tenggara]], dan dibagi menjadi 11 (sebelas) kecamatan dengan perincian sebagai berikut:
{{col-begin}}
{{col-begin}}
{{col-break}}
{{col-break}}
Baris 109: Baris 130:
Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan dapat memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke [[Banda Aceh]] harus melalui [[Medan]], [[Sumatera Utara]]. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari lingkungan hidup karena memotong zona utama taman nasional.
Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan dapat memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke [[Banda Aceh]] harus melalui [[Medan]], [[Sumatera Utara]]. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari lingkungan hidup karena memotong zona utama taman nasional.


Gayo Lues kemudian dikenal dengan nama ''Negeri Seribu Bukit''. Nama ini ditabalkan dan dipopulerkan oleh [[Mohsa El Ramadan]], wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku ''Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska''. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah sebuah solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska antara pemerintah dan pemerhati lingkungan di Aceh.
Gayo Lues kemudian dikenal dengan nama ''Negeri Seribu Bukit''. Nama ini dipopulerkan oleh [[Mohsa El Ramadan]], wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku ''Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska''. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah sebuah solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska antara pemerintah dan pemerhati lingkungan di Aceh.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 19 Juli 2018 01.51

Koordinat: 3°58′N 97°21′E / 3.967°N 97.350°E / 3.967; 97.350

Kabupaten Gayo Lues
Daerah tingkat II
Motto: 
Musara
Peta
Peta
Kabupaten Gayo Lues di Sumatra
Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues
Peta
Kabupaten Gayo Lues di Indonesia
Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues (Indonesia)
Koordinat: 4°N 97°E / 4°N 97°E / 4; 97
Negara Indonesia
ProvinsiAceh
Tanggal berdiri10 April 2002
Dasar hukumUU No.4 Tahun 2002
Ibu kotaBlangkejeren
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiH. Muhammad Amru, MSP
 • Wakil BupatiH. Said Sani, S.Pd
Luas
 • Total5,719,58 km²[1] km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 ((2017)[1])
 • Total95,370 jiwa
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1113
Kode Kemendagri11.13

|sekretaris daerah = |ketua DPRD = |ketua pengadilan negeri = |kepala kejaksaan negeri = |dandim = |kapolres = |kodearea = 0642 |kodepos = 24653 |apbd = Rp.853.469.044.480,-[2] |pad = Rp. 54.431.433.676,- |dau = Rp.462.943.021.000,- |dauref = (2018)[2] |IPM = 64,26 (2016)[3] |suku bangsa = Gayo, Aceh, Alas, Batak |bahasa = |agama = |flora = |fauna = |zona waktu = UTC +7 WIB |bandar udara = |web = http://www.gayolueskab.go.id |pertumbuhan penduduk (%)= }}

Kabupaten Gayo Lues adalah salah satu kabupaten di provinsi Aceh, Indonesia dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara dengan Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan. Sebagian besar wilayahnya merupakan areal Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling terisolasi di Aceh. Selain itu, daerah ini merupakan asal Tari Saman yang pada Desember 2012 telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO di Bali.

Pada mulanya daerah Gayo dan Alas membentuk pemerintahan sendiri terpisah dari Kabupaten Aceh Tengah. Oleh karena itu terbentuklah Kabupaten Aceh Tenggara (UU No. 4/1974). Namun karena daerah Gayo mengalami kesulitan, mereka pun membentuk kabupaten tersendiri yang dinamakan Kabupaten Gayo Lues (UU No. 4/2002). Pusat pemerintahan dari kabupaten ini dikendalikan dari Desa Cinta Maju sedangkan pusat perekonomian tetap di ibukota Blangkejeren.[4] Adapun pejabat Bupati ditetapkan Ir. Muhammad Ali Kasim, M.M.

Geografi

Gayo Lues memiliki luas wilayah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3°40'46,13" - 4°16'50,45" LU 96°43'15,65" - 97°55'24,29" BT.

Batas Wilayah

Kabupaten ini memiliki batas wilayah sebagai berikut:[4]

Utara Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Timur
Timur Kabupaten Aceh Tamiang dan Sumatera Utara
Selatan Kabupaten Aceh Tenggara
Barat Kabupaten Aceh Barat Daya

Sejarah

Asal Usul Penamaan Gayo Lues

Gayo berasal dari bahasa aceh kuno yang di adopsi dari bahasa sansekerta yang arti nya Gunung dan Lues berarti Luas dalam bahasa setempat. Maka dapat di simpulkan Gayo Lues berarti gunung luas atau pegunungan yang luas yang terletak di gugusan bukit barisan.

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Prd. Ket. Wakil Bupati
Ir. H. Muhammad Ali Kasim
MM
(Penjabat)
2002
2006
dr. H.
Aspino Abusamah
M.Kes
(Penjabat)
2006
2007
1
H.
Ibnu Hasyim
S.Sos, MM
2007
2012
1
Letkol. Inf.
Firdaus Karim
(2007–09)
Drs.
Cipta Hunai
M.Si
(Penjabat)
2012
2012
2
H.
Ibnu Hasyim
S.Sos, MM
25 September 2012
25 September 2017
2
Dr. H.
Adam
S.E, MAP
3
H. Muhammad Amru
S.Pd.I, MSP
3 Oktober 2017
2 Oktober 2022
3
H.
Said Sani
S.Pd
Ir. H.
Rasyidin Porang
(Penjabat)
11 Oktober 2022
Alhudri
(Penjabat)
24 Maret 2023 Petahana
[5] Lowong


Kecamatan

Kabupaten Gayo Lues mencakup 57 persen dari wilayah lama Aceh Tenggara, dan dibagi menjadi 11 (sebelas) kecamatan dengan perincian sebagai berikut:

Suku

penduduk kabupaten Gayo Lues berasal dari berbagai etnik dan suku. suku Gayo, Aceh, Melayu, Tionghoa, Alas, Minang, Batak Toba, Mandailing, Karo, Sunda, Singkil, Pakpak, Devayan dan Jawa dll.

Potensi Daerah

Kabupaten yang berpenduduk multi etnis ini sedang berbenah diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian menjadi prioritas utama pengembangan.

Pertanian

Beberapa komoditas potensial yang dimiliki kabupaten ini adalah:

  • Cabe merah besar di kecamatan Blang Pegayon dan Puteri Betung
  • Serai Wangi, yang dikembangkan di sela-sela pepohonan pinus di hampir seluruh wilayah Gayo Lues
  • Nilam, yang banyak ditanam di daerah Terangun
  • Tembakau Virginia di Kecamatan Pantan Cuaca
  • Kakao di kecamatan Puteri Betung
  • Kopi Gayo di Kecamatan Pantan Cuaca
  • Durian di Kecamatan Pining
  • jagung di kecamatan blang kejeren

Pariwisata

  • Pintu utama pendakian Gunung Leuser di Kedah, Penosan, Kecamatan Blang Jerango
  • Pemandian air panas di Kecamatan Puteri Betung
  • Air terjun Akang Siwah di Kecamatan Blang Pegayon
  • Wisata Ekosistem Leuser di Kecamatan Puteri Betung
  • genting di kecamatan pining
  • air terjun rerebe di kecamatan terangon
  • Kampung Inggris di Agusen

Seni Budaya

Pertambangan

  • Timah di Kecamatan Pining
  • Emas di Kecamatan Putri Betung dan Kecamatan Pantan Cuaca
  • Tambang pasir keramik di Kecamatan Rikit Gaib

Transportasi

Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan dapat memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke Banda Aceh harus melalui Medan, Sumatera Utara. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari lingkungan hidup karena memotong zona utama taman nasional.

Gayo Lues kemudian dikenal dengan nama Negeri Seribu Bukit. Nama ini dipopulerkan oleh Mohsa El Ramadan, wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah sebuah solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska antara pemerintah dan pemerhati lingkungan di Aceh.

Referensi

  1. ^ a b c d "Permendagri no.137 tahun 2017". 27 Desember 2017. Diakses tanggal 12 Juni 2018. 
  2. ^ a b "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diakses tanggal 2018-07-06. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2016". Diakses tanggal 2018-07-06. 
  4. ^ a b Dhakidae, Daniel (Juli 2005). Profil Daerah Kabupaten dan Kota. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 35–39. ISBN 979-709-201-1. 
  5. ^ Masroni, Sara (24 Maret 2023). Amirullah, ed. "Profil Al Hudri, Pj Bupati Gayo Lue". aceh.tribunnews.com. Diakses tanggal 28 Januari 2024. 

Pranala luar