Nokdiak moncong-panjang barat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
CarsracBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: la:Zaglossus bruijni
Baris 44: Baris 44:
[[fr:Zaglossus bruijni]]
[[fr:Zaglossus bruijni]]
[[it:Zaglossus bruijni]]
[[it:Zaglossus bruijni]]
[[la:Zaglossus bruijni]]
[[nl:Gewone vachtegel]]
[[nl:Gewone vachtegel]]
[[pl:Prakolczatka]]
[[pl:Prakolczatka]]

Revisi per 19 April 2008 12.38

Ekidna moncong panjang barat
Status konservasi: Terancam
Klasifikasi ilmiah

Templat:Taxobox image Templat:Taxobox begin placement Templat:Taxobox regnum entry Templat:Taxobox phylum entry Templat:Taxobox classis entry Templat:Taxobox ordo entry Templat:Taxobox familia entry Templat:Taxobox genus entry Templat:Taxobox species entry Templat:Taxobox end placement Templat:Taxobox section binomial Templat:Taxobox end

Ekidna moncong panjang barat (Zaglossus bruijni) adalah satu dari empat ekidna yang masih hidup dan satu dari tiga spesies Zaglossus yang terdapat di Papua. Fosil dari spesies ini juga ditemukan di Australia.

Ekidna moncong panjang barat sekarang ini terdapat di Papaua, pada wilayah dengan ketinggian di atas 1300 meter sampai dengan 4000 meter, dan tidak terdapat di dataran rendah bagian selatan dan pantai utara. Habitatnya adalah padang rumput alpin dan hutan yang lembab. Tidak seperti Ekidna moncong pendek yang memakan semut dan rayap, spesies moncong panjang memakan cacing tanah. Ekidna moncong panjang juga berukuran lebih besar daripada Ekidna moncong pendek. Beratnya mencapai 16,5 kilogram, moncongnya lebih panjang dan bengkok ke bawah. Durinya hampir tidak bisa dibedakan dari bulunya yang panjang. Ekidna moncong panjang barat dibedakan dari spesies Zaglossus lainnya dengan jumlah kukunya pada kaki depan dan belakang, ia memiliki tiga (sangat langka empat) kuku.

Spesies ini masuk daftar spesies terancam punah oleh IUCN, jumlah spesies ini telah berkurang karena habitatnya telah berkurang akibat aktivitas manusia dan perburuan. Ekidna moncong panjang enak dimakan, dan walaupun perburuan spesies ini telah dilarang oleh pemerintah Indonesia dan Papua Nugini, perburuan tradisional masih diperbolehkan.

Platipus dan ekidna adalah satu-satunya spesies mammalia yang diketahui bertelur.

Lihat pula

Referensi