Ahmad Khatib Datuk Batuah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Palladin911 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 44: Baris 44:
{{bio-stub}}
{{bio-stub}}


[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Tokoh pejuang yang dibuang]]
[[Kategori:Tokoh pejuang yang dibuang|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Ideolog Indonesia]]
[[Kategori:Ideolog Indonesia|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Ulama Indonesia]]
[[Kategori:Ulama |Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau]]
[[Kategori:Ulama Indonesia|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Ulama Nusantara|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Tokoh dari Padangpanjang]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Tokoh dari Padangpanjang|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]

Revisi per 26 Maret 2018 21.46

Ahmad Khatib Datuk Batuah
Berkas:Ahmad Khatib Datuk Batuah.jpg
Lahir1895
Belanda Koto Laweh, Padangpanjang, Hindia Belanda
Meninggal1949 (umur 54)
Indonesia Koto Laweh, Padangpanjang
KebangsaanIndonesia Indonesia
Nama lainHaji Merah
PekerjaanUlama
Dikenal atasPejuang kemerdekaan Indonesia
Suami/istriSaadiah dan Zainab
AnakLenin dan Kartini
Orang tuaSyeikh Gunung Rajo (ayah)
Saidah (ibu)

Ahmad Khatib Datuk Batuah (lahir di Koto Laweh, Padangpanjang, Sumatera Barat, tahun 1895 – meninggal di Koto Laweh, Padang Panjang, tahun 1949 pada umur 54 tahun) adalah seorang ulama dan pejuang kemerdekaan Indonesia pada awal abad ke-20.

Riwayat

Kehidupan

Ahmad Khatib adalah putra dari Syeikh Gunung Rajo, seorang pemimpin Tarekat Syattariyah di Minangkabau.

Pendidikan

Ahmad Khatib Datuk Batuah sempat menempuh pendidikan dasar di sekolah Belanda. Setelah itu ia merantau ke Mekkah, Arab Saudi dan belajar agama selama 6 tahun (1909-1915) pada Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang ulama asal Koto Gadang, Agam yang menjadi Imam Besar di Masjidil Haram dan juga sebagai guru bagi banyak ulama nusantara.

Perjuangan

Ia disebut sebagai Haji Merah, karena ia juga menganut sebagian ajaran paham komunis yang cocok dengan ajaran Islam, seperti ajaran mengenai sosialisme. Disamping itu ajaran komunisme yang radikal dalam memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan manusia pada masa itu dianggap cocok untuk dipakai dalam perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan kolonialisme Belanda.[1]

Referensi

  1. ^ "Kisah "Haji Merah" Dari Sumatera Barat" Berdikari Online, 6 April 2013. Diakses 18 Agustus 2013.

Pranala luar