Industri Kereta Api (perusahaan): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ahmad Afif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 84: Baris 84:
* 2016 - Produksi 7 train set kereta Eksekutif New Image dan 7 train set kereta Ekonomi AC ''plus'' New Image.
* 2016 - Produksi 7 train set kereta Eksekutif New Image dan 7 train set kereta Ekonomi AC ''plus'' New Image.
* 2017 - Produksi kereta Ekonomi Premium dan [[Kereta rel listrik Airport Railink Services|KRL Bandara Soekarno-Hatta]].
* 2017 - Produksi kereta Ekonomi Premium dan [[Kereta rel listrik Airport Railink Services|KRL Bandara Soekarno-Hatta]].
* 2018 - Produksi kereta Ekonomi Premium Stainless Steel dan [[Kereta rel diesel elektrik Airport Railink Services|KRDE Bandara Internasional Minangkabau]].


Selain itu, PT Inka juga merintis pembuatan mobil nasional yang dinamakan [[GEA]] (Gulirkan Energi Alternatif) dan prototipe-nya telah dibuat pada tahun 2008 <ref>Syubhan Akib. [http://oto.detik.com/read/2009/03/25/164209/1105109/648/indonesia-juga-punya-mobil-murah-seharga-tata-nano Indonesia Juga Punya Mobil Murah Seharga Tata Nano]. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.</ref>. Pada tahun 2009, GEA telah menggunakan mesin yang dikembangkan [[BPPT]], [[Rusnas]], setelah sebelumnya menggunakan mesin dari [[Cina]]. Prototipe tahun 2009 hanya menggunakan satu komponen ([[karburator]]) yang diimpor dari luar negeri.<ref>Syubhan Akib. [http://oto.detik.com/read/2009/03/25/181042/1105165/648/mobil-nasional-gea-depak-mesin-china Mobil Nasional GEA Depak Mesin China]. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.</ref>
Selain itu, PT Inka juga merintis pembuatan mobil nasional yang dinamakan [[GEA]] (Gulirkan Energi Alternatif) dan prototipe-nya telah dibuat pada tahun 2008 <ref>Syubhan Akib. [http://oto.detik.com/read/2009/03/25/164209/1105109/648/indonesia-juga-punya-mobil-murah-seharga-tata-nano Indonesia Juga Punya Mobil Murah Seharga Tata Nano]. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.</ref>. Pada tahun 2009, GEA telah menggunakan mesin yang dikembangkan [[BPPT]], [[Rusnas]], setelah sebelumnya menggunakan mesin dari [[Cina]]. Prototipe tahun 2009 hanya menggunakan satu komponen ([[karburator]]) yang diimpor dari luar negeri.<ref>Syubhan Akib. [http://oto.detik.com/read/2009/03/25/181042/1105165/648/mobil-nasional-gea-depak-mesin-china Mobil Nasional GEA Depak Mesin China]. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.</ref>

Revisi per 29 Januari 2018 01.58

PT Industri Kereta Api (Persero)
BUMN
Perseroan terbatas
IndustriTransportasi darat berbasis jalan rel
PendahuluBalai Yasa Lokomotif Uap Madiun PJKA
Didirikan18 Mei 1981 (1981-05-18) di Madiun, Indonesia
Kantor
pusat
Jalan Yos Sudarso 71, Madiun, Jawa Timur
,
Tokoh
kunci
Budi Noviantoro (Dirut)
ProdukKereta api
Produksi
Sarana perkeretaapian
Sarana gerbong perkeretaapian
PemilikPemerintah Indonesia
Anak
usaha
PT Rekaindo Global Jasa
PT INKA Multi Solusi (PT IMS)
Situs webSitus web resmi

PT Industri Kereta Api (Persero) (disingkat: PT INKA atau PT Inka) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara yang berdiri tanggal 18 Mei 1981.[1] PT Inka (Persero) merupakan pengembangan dari Balai Yasa Lokomotif Uap Madiun yang dimiliki oleh PJKA (sekarang PT Kereta Api Indonesia) pada saat itu. Semenjak lokomotif uap sudah tidak dioperasikan lagi, maka balai yasa ini dialih fungsikan menjadi pabrik kereta api. Penentuan lokasi dan pendirian pabrik kereta ini berdasarkan hasil studi dari BPPT.

PT Inka, sebagai salah satu badan usaha milik negara terus mengalami perkembangan, diawali pada tahun 1981 dengan produk berupa kereta penumpang kelas ekonomi dan gerbong barang kini menjadi industri manufaktur perkereta apian yang modern. Aktivitas bisnis PT Inka yang ada kini berkembang mulai dari penghasil produk dasar menjadi penghasil produk dan jasa perkereta apian dan transportasi yang bernilai tinggi.

Transformasi bisnis yang dilakukan perusahaan mampu memberikan keberhasilan dan mendapatkan solusi terbaik untuk perbaikan transportasi kereta api. Dalam persaingan global, PT Inka mengembangkan berbagai jenis produk di bawah kendali sistem manajemen mutu ISO 9001 dan kemitraan global.

Melalui perbaikan dan pembaharuan yang dilakukan secara berkesinambungan sebagai upaya beradaptasi terhadap persaingan global, PT Inka memasuki dunia bisnis ini dengan mengedepankan nilai-nilai integritas, profesional dan kualitas. Dalam menghadapi tantangan dunia bisnis ke depan, PT Inka tidak hanya bergelut dalam produk-produk perkeretaapian, namun menghasilkan produk lain yang lebih luas yang mampu memberikan kontribusi terhadap permintaan infrastruktur dan sarana transportasi.

PT Inka melakukan joint venture dengan General Electric dalam memproduksi lokomotif. Selain produksi untuk kebutuhan dalam negeri, produksi juga ditujukan untuk ekspor terutama ke Malaysia.

Produk PT Inka

Selain itu, PT Inka juga merintis pembuatan mobil nasional yang dinamakan GEA (Gulirkan Energi Alternatif) dan prototipe-nya telah dibuat pada tahun 2008 [3]. Pada tahun 2009, GEA telah menggunakan mesin yang dikembangkan BPPT, Rusnas, setelah sebelumnya menggunakan mesin dari Cina. Prototipe tahun 2009 hanya menggunakan satu komponen (karburator) yang diimpor dari luar negeri.[4]

PT Inka juga ditunjuk sebagai anggota konsorsium yang dipimpin oleh PT Adhi Karya. Konsorsium ini merupakan konsorsium para Badan Usaha Milik Negara yang direncanakan akan menggarap monorel di Jakarta.[5]

Galeri

Referensi

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Company Profile PT Inka. Tanggal berdiri 18 Mei itu ditandai dengan disahkannya Akta Notaris Imas Fatimah No. 51 tertanggal 18 Mei 1981. Lihat di sini: Sektor Industri Pengolahan
  2. ^ Agus Budi C. PT INKA Luncurkan Inobus untuk Transjakarta Koridor 12. dcentronews.com. edisi 15.1.2013
  3. ^ Syubhan Akib. Indonesia Juga Punya Mobil Murah Seharga Tata Nano. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.
  4. ^ Syubhan Akib. Mobil Nasional GEA Depak Mesin China. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.
  5. ^ Hertanto Soebijoto. Adhi Karya mundur dari Konsorsium Monorel Kompas.com. Edisi 9.1.2013.

Pranala luar