Segitiga Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Thailand: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kakkoiisusilo (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Kakkoiisusilo (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Segitiga Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Thailand  '''([[bahasa Inggris]]: Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle [IMT-GT]) dimulai sebagai upaya awal liberalisasi dan integrasi ekonomi di [[Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara|ASEAN]]. IMT-GT disahkan secara resmi oleh Presiden [[Indonesia]] Soeharto, Perdana Menteri [[Malaysia]] Tun Dr. Mahathir Mohammad dan Perdana Menteri [[Thailand]] Chuan Leekpai pada tahun 1993 di [[Langkawi]], Malaysia.<ref>http://imtgt.org/about-imtgt/</ref><ref>https://www.kemlu.go.id/en/kebijakan/kerjasama-regional/Pages/IMT-GT.aspx</ref>
'''Segitiga Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Thailand  '''([[bahasa Inggris]]: Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle [IMT-GT]) dimulai sebagai upaya awal liberalisasi dan integrasi ekonomi di [[Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara|ASEAN]]. IMT-GT disahkan secara resmi oleh Presiden [[Indonesia]] Soeharto, Perdana Menteri [[Malaysia]] Tun Dr. Mahathir Mohammad dan Perdana Menteri [[Thailand]] Chuan Leekpai pada tahun 1993.<ref>http://imtgt.org/about-imtgt/</ref><ref>https://www.kemlu.go.id/en/kebijakan/kerjasama-regional/Pages/IMT-GT.aspx</ref>


IMT-GT menyediakan kerangka sub-regional untuk mengakselerasi kerjasama dan integrasi ekonomi di 32 negara bagian dan provinsi yang merupakan rumah bagi lebih dari 54 juta orang.<ref name=":0">https://www.adb.org/countries/subregional-programs/imt-gt</ref>
IMT-GT menyediakan kerangka sub-regional untuk mengakselerasi kerjasama dan integrasi ekonomi di 32 negara bagian dan provinsi yang merupakan rumah bagi lebih dari 54 juta orang.<ref name=":0">https://www.adb.org/countries/subregional-programs/imt-gt</ref> IMT-GT terdiri dari:

IMT-GT terdiri dari:
* 14 provinsi di bagian selatan [[Thailand]]: [[Krabi]], [[Nakhon Si Thammarat]], [[Provinsi Narathiwat|Narathiwat]], [[Provinsi Pattani|Pattani]], [[Phattalung]], [[Provinsi Satun|Satun]], [[Songkhla]], Trang, [[Provinsi Yala|Yala]], [[Chumphon]], [[Ranong]], [[Surat Thani]], [[Phang Nga]], dan [[Phuket]];
* 14 provinsi di bagian selatan [[Thailand]]: [[Krabi]], [[Nakhon Si Thammarat]], [[Provinsi Narathiwat|Narathiwat]], [[Provinsi Pattani|Pattani]], [[Phattalung]], [[Provinsi Satun|Satun]], [[Songkhla]], Trang, [[Provinsi Yala|Yala]], [[Chumphon]], [[Ranong]], [[Surat Thani]], [[Phang Nga]], dan [[Phuket]];
* 8 negara bagian di semenanjung [[Malaysia]]: [[Kedah]], [[Perlis]], [[Perak, Malaysia|Perak]], [[Pulau Pinang|Penang]], [[Selangor]], [[Kelantan]], [[Melaka, Malaysia|Melaka]], [[Negeri Sembilan]]; dan
* 8 negara bagian di semenanjung [[Malaysia]]: [[Kedah]], [[Perlis]], [[Perak, Malaysia|Perak]], [[Pulau Pinang|Penang]], [[Selangor]], [[Kelantan]], [[Melaka, Malaysia|Melaka]], [[Negeri Sembilan]]; dan

Revisi per 28 November 2017 09.50

Segitiga Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Thailand  (bahasa Inggris: Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle [IMT-GT]) dimulai sebagai upaya awal liberalisasi dan integrasi ekonomi di ASEAN. IMT-GT disahkan secara resmi oleh Presiden Indonesia Soeharto, Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohammad dan Perdana Menteri Thailand Chuan Leekpai pada tahun 1993.[1][2]

IMT-GT menyediakan kerangka sub-regional untuk mengakselerasi kerjasama dan integrasi ekonomi di 32 negara bagian dan provinsi yang merupakan rumah bagi lebih dari 54 juta orang.[3] IMT-GT terdiri dari:

Bank Pembangunan Asia (ADB) telah terlibat dalam program IMT-GT sejak awal, dan telah menjadi mitra pembangunan daerah (regional development partner) sejak tahun 2007. IMT-GT berbeda dengan inisiatif kerjasama regional lainnya yang didukung ADB karena: (i) merupakan pengelompokan entitas sub-negara; (ii) sektor swasta berpartisipasi sebagai anggota yang setara; (iii) memiliki sekretariat permanen yang didanai oleh anggotanya; dan (iv) berfokus pada pengembangan tidak hanya perdagangan darat dan transportasi, melainkan serangkaian penuh jaringan transportasi multimodal.[3]

Tujuan IMT-GT

Tujuan secara umum dari IMT-GT adalah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang dipimpin oleh sektor swasta di wilayah IMT-GT melalui:

  • a. Meningkatkan perdagangan dan investasi dengan memanfaatkan dasar ekonomi yang saling melengkapi serta keunggulan komparatif;
  • b. Meningkatkan ekspor ke seluruh dunia dengan meningkatkan daya saing ekspor dan investasi;
  • c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kesempatan kerja, pendidikan, sosial dan budaya di kawasan IMT-GT;
  • d. Mendorong sektor swasta untuk memainkan peran utama, sementara sektor publik memfasilitasi dan mendukung sebanyak mungkin.

Melalui kerjasama IMT-GT, sektor swasta didorong untuk menjadi "mesin pertumbuhan". Dewan Bisnis Bersama IMT-GT (IMT-GT Joint Business Council [IMT-GT JBC]) yang merupakan forum pengusaha di wilayah IMT-GT diresmikan pada tahun 1995 sebagai kendaraan resmi untuk memobilisasi partisipasi dan keterlibatan sektor swasta di IMT-GT. Antara 1995-2005, IMT-GT JBC memfasilitasi investasi proyek baru senilai 3,80 miliar dolar AS di wilayah IMT-GT.[4]

Sekretariat IMT-GT

Para Pemimpin IMT-GT mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama pada bulan Desember 2005 di Kuala Lumpur, Malaysia, dengan maksud untuk menyegarkan kembali IMT-GT melalui penyusunan cetak biru (blueprint) untuk memetakan perkembangan lima tahun yang akan datang. Dalam waktu dua tahun, IMT-GT meluncurkan Peta Jalan Pembangunan (Roadmap for Development) 2007-2011: Membangun Masa Depan yang Dinamis.

Pada KTT IMT-GT ke-2 pada bulan Januari 2007 di Filipina, para pemimpin memutuskan untuk membentuk pusat koordinasi dan pemantauan kegiatan IMT-GT. Pusat Kerjasama Subregional IMT-GT (The Centre for IMT-GT Subregional Cooperation [CIMT]) secara resmi didirikan pada bulan Agustus 2007 melalui dukungan dan niat baik Pemerintah Malaysia.

Tanggal 25 April 2013, menandai tonggak sejarah pertama menuju sekretariat penuh IMT-GT dengan ditandatanganinya kesepakatan tentang Pembentukan Pusat Kerjasama Subregional IMT-GT (CIMT) oleh tiga kepala pemerintahan Indonesia, Malaysia dan Thailand. CIMT berbasis di Malaysia dengan pendanaan operasi yang dibagi bersama oleh ketiga negara anggota.

Tujuan pembentukan CIMT adalah untuk mengakselerasi kerja sama sub-regional dengan menyediakan struktur kelembagaan yang lebih kohesif guna mengkoordinasikan dan memfasilitasi proyek. Tugas CIMT secara spesifik adalah untuk:

  • Memperkuat mekanisme koordinasi dan proses konsultasi antar-institusi IMT-GT di wilayah serta memberikan kerangka kelembagaan untuk mendukung kegiatan sektor publik dan swasta;
  • Meningkatkan fasilitasi dan pelaksanaan proyek prioritas, serta pemantauan dan evaluasi proyek dan kesepakatan;
  • Menetapkan dan meningkatkan hubungan eksternal dengan calon investor dan donor; dan
  • Mengembangkan basis data kegiatan IMT-GT yang berguna serta meningkatkan diseminasi informasi di dalam dan di luar wilayah.

CIMT, sebagai sekretariat pusat IMT-GT, akan memberikan dukungan kepada sekretariat nasional negara-negara anggota dalam persiapan dan pengorganisasian pertemuan resmi; yaitu KTT Pemimpin, Pertemuan Para Menteri, Pertemuan Pejabat Tinggi, dan Rapat Kelompok Kerja. CIMT juga akan memberikan bantuan dalam pemantauan dan koordinasi tindak lanjut dengan pemerintah negara anggota serta kementerian dan lembaga di bawahnya.

Bekerja sama dengan sektor swasta IMT-GT, Joint Business Council (JBC), CIMT bertindak sebagai simpul untuk berinteraksi dengan investor eksternal, agen donor potensial, dan mitra pembangunan. Bank Pembangunan Asia (ADB), mitra pengembangan utama IMT-GT, secara aktif mendukung IMT-GT terutama di bidang penelitian ekonomi dan studi perkembangan, saran teknis dan bantuan keuangan. Proyek unggulan yang diprakarsai oleh CIMT dan ADB "IMT-GT Trade, Investment and Tourism Database (ITITD)" akan menyediakan alat untuk penilaian kualitatif dan kuantitatif mengenai kemajuan dalam kerja sama perdagangan dan investasi. Database informasi akan sangat penting dalam membangun platform untuk mendukung studi analitis arus perdagangan strategis dan investasi di wilayah.[5]

Lihat juga

Referensi