Bahasa Alas-Kluet: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 15: | Baris 15: | ||
== Dialek == |
== Dialek == |
||
Bahasa ini memiliki 2 dialek: dialek Alas dan dialek Kluet. |
Bahasa ini memiliki 2 dialek: dialek Alas dan dialek Kluet. Dialek Alas memiliki banyak kemiripan dengan [[Bahasa Batak Karo]], begitu pula dengan Dialek Kluet juga cenderung mirip [[Bahasa Batak Karo]]. Hal ini karena Tanah Alas (termasuk Kluet) berbatasan langsung dengan Tanah Karo. Bahkan oleh Belanda sempat akan disatukan ke dalam wilayah Sumatera Utara, namun akhirnya dibatalkan, atas wewenang Batavia. |
||
Sedangkan dialek Singkil atau Kade-Kade cenderung dekat dengan [[Bahasa Pakpak]] karena wilayahnya di Aceh Singkil berbatasan langsung dengan wilayah Dairi dan Pakpak Bharat. Belanda menghadiahkan wilayah Singkil kepada Keresidenan Atjeh dan melepasnya dari rencana batas Utara Keresidenan Tapanoeli di penghujung abad XIX.<ref name="A"/> |
Sedangkan dialek Singkil atau Kade-Kade cenderung dekat dengan [[Bahasa Pakpak]] karena wilayahnya di Aceh Singkil berbatasan langsung dengan wilayah Dairi dan Pakpak Bharat. Belanda menghadiahkan wilayah Singkil kepada Keresidenan Atjeh dan melepasnya dari rencana batas Utara Keresidenan Tapanoeli di penghujung abad XIX.<ref name="A"/> |
Revisi per 24 November 2017 07.46
Bahasa Batak Alas-Kluet adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh suku Alas di kabupaten Aceh Tenggara dan suku Kluet di kabupaten Aceh Selatan, Aceh. Pada tahun 2000, jumlah penutur bahasa ini mencapai 195.000 jiwa. Banyak orang menolak label "Batak" karena alasan konotasi budayanya. Sementara itu, tidak diketahui pasti apakah bahasa ini merupakan bahasa tunggal atau bukan, karena banyaknya kemiripan kosa kota dengan Bahasa Batak Karo hingga umumnya orang Karo, Alas dan Kluet tidak begitu sulit untuk bisa saling mengerti dalam percakapan bahasa tersebut.[2]
Dialek
Bahasa ini memiliki 2 dialek: dialek Alas dan dialek Kluet. Dialek Alas memiliki banyak kemiripan dengan Bahasa Batak Karo, begitu pula dengan Dialek Kluet juga cenderung mirip Bahasa Batak Karo. Hal ini karena Tanah Alas (termasuk Kluet) berbatasan langsung dengan Tanah Karo. Bahkan oleh Belanda sempat akan disatukan ke dalam wilayah Sumatera Utara, namun akhirnya dibatalkan, atas wewenang Batavia.
Sedangkan dialek Singkil atau Kade-Kade cenderung dekat dengan Bahasa Pakpak karena wilayahnya di Aceh Singkil berbatasan langsung dengan wilayah Dairi dan Pakpak Bharat. Belanda menghadiahkan wilayah Singkil kepada Keresidenan Atjeh dan melepasnya dari rencana batas Utara Keresidenan Tapanoeli di penghujung abad XIX.[2]
Bila dibandingkan antara bahasa Alas dengan bahasa Kluet memiliki banyak persamaan, juga banyak perbedaannya. Perbedaan yang mencolok adalah bahasa Alas mengucapkan huruf R secara uvular (seperti dalam bahasa Perancis) sedangkan bahasa Kluet tidak.
Referensi
- ^ "Bahasa Alas-Kluet". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ a b Batak Alas-Kluat - Ethnologue.
Pranala luar
- (Inggris) (Inggris) Bahasa Alas-Kluet di Ethnologue