Morfofonologi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Tanda baca
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Penambahan referensi dan proses morfofonemik
Baris 1: Baris 1:
'''Morfofonologi''' atau '''morfonologi''' adalah cabang [[linguistik]] yang menelaah perubahan [[fonem]] akibat pertemuan atau hubungan [[morfem]] dengan morfem lainnya. Cabang ilmu ini juga disebut '''morfofonemik''' yang dapat bermakna subjek telaahnya, yaitu perubahan fonem akibat pertemuan atau hubungan morfem dengan morfem lainnya.
'''Morfofonologi''' atau '''morfonologi''' adalah cabang [[linguistik]] yang menelaah perubahan [[fonem]] akibat pertemuan atau hubungan [[morfem]] dengan morfem lainnya. Cabang ilmu ini juga disebut '''morfofonemik''' yang dapat bermakna subjek telaahnya, yaitu perubahan fonem akibat pertemuan atau hubungan morfem dengan morfem lainnya.


Empat proses morfofonologis:<br />
=== Empat proses morfofonologis ===
1. '''Penambahan fonem''' terjadi jika suatu morfem berhubungan dengan morfem lain.
Dapat dikatakan bahwa suatu bunyi tambahan muncul setelah adanya proses morfologi,<ref name=":0">Chaer, A. (2008). ''Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses).'' Jakarta: Rineka Cipta.</ref> misalnya proses afiksasi awalan ''me-'' dengan morfem dasar ''daftar'' dan menjadi kata ''mendaftar'' karena adanya penambahan fonem [n].


1. Penambahan fonem, terjadi jika suatu morfem berhubungan dengan morfem lain.
<br />
<br />
2. Pengurangan fonem, terjadi jika morfem dasar atau [[afiks]] melesap pada saat terjadi penggabungan morfem.
2. '''Pengurangan fonem''' terjadi jika morfem dasar atau [[afiks]] melesap pada saat terjadi penggabungan morfem.
Sebagai contoh, kata ''renang'' dibubuhkan dengan imbuhan ''ber-'' menjadi ''berenang'' dan bukan ''berrenang''.

<br />
<br />
3. Penggantian fonem, bila proses penggabungan morfem dasar dengan afiks membentuk fonem baru.
3. '''Penggantian fonem''' merupakan terjadinya perubahan bunyi atau fonem karena proses penggabungan morfem dasar dengan afiks membentuk fonem baru.
Contohnya adalah kata ''ajar'' ditambahkan dengan awalan ''ber-'' menjadi ''belajar'' karena fonem [r] pada imbuhan ''ber-'' diubah menjadi fonem [l].<ref name=":1">Chaer, A. (2008). ''Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses).'' Jakarta: Rineka Cipta.</ref>

<br />
<br />
4. Perloncatan fonem, terbentuk akibat mengikuti pola '''morfonemik''' bahasa asing.
4. '''Perloncatan fonem''' terbentuk akibat mengikuti pola '''morfonemik''' bahasa asing.

5. '''Peluluhan fonem''' terjadi saat sebuah fonem digantikan dengan fonem lain karena fonem sebelumnya telah luluh setelah proses pengimbuhan prefiks ''me-'' atau ''pe-'' pada kata dasar yang diawali dengan huruf /s/.<ref name=":2">Chaer, A. (2008). ''Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses).'' Jakarta: Rineka Cipta.</ref>

6. '''Pergeseran fonem''' terjadi bila posisi sebuah fonem berubah dari posisi awal ke posisi suku kata lainnya,<ref name=":3">Chaer, A. (2008). ''Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses).'' Jakarta: Rineka Cipta.</ref> misalnya kata ''ma.kan'' menjadi ''ma.ka.nan.''


Dalam [[bahasa Indonesia]], contoh morfofonemik antara lain adalah perubahan bentuk [[prefiks]] ''meng-'', ''per-'', ''ber-'', dan ''ter-'' sesuai dengan fonem [[kata dasar]] yang dilekatinya. Misalnya perubahan ''meng-'' menjadi ''men-'' jika kata dasarnya dimulai dengan fonem /d/ atau /t/: ''meng-'' dan ''duga'' menjadi ''menduga'' dan bukan ''mengduga''.
Dalam [[bahasa Indonesia]], contoh morfofonemik antara lain adalah perubahan bentuk [[prefiks]] ''meng-'', ''per-'', ''ber-'', dan ''ter-'' sesuai dengan fonem [[kata dasar]] yang dilekatinya. Misalnya perubahan ''meng-'' menjadi ''men-'' jika kata dasarnya dimulai dengan fonem /d/ atau /t/: ''meng-'' dan ''duga'' menjadi ''menduga'' dan bukan ''mengduga''.
Baris 15: Baris 24:
{{linguistik-stub}}
{{linguistik-stub}}


== Referensi ==
<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref name=":2" /><ref name=":3" /> Chaer, A. (2008). ''Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses).'' Jakarta: Rineka Cipta.
[[Kategori:Ortografi]]
[[Kategori:Ortografi]]
[[Kategori:Morfologi linguistik]]
[[Kategori:Morfologi linguistik]]

Revisi per 23 Oktober 2017 08.03

Morfofonologi atau morfonologi adalah cabang linguistik yang menelaah perubahan fonem akibat pertemuan atau hubungan morfem dengan morfem lainnya. Cabang ilmu ini juga disebut morfofonemik yang dapat bermakna subjek telaahnya, yaitu perubahan fonem akibat pertemuan atau hubungan morfem dengan morfem lainnya.

Empat proses morfofonologis

1. Penambahan fonem terjadi jika suatu morfem berhubungan dengan morfem lain. Dapat dikatakan bahwa suatu bunyi tambahan muncul setelah adanya proses morfologi,[1] misalnya proses afiksasi awalan me- dengan morfem dasar daftar dan menjadi kata mendaftar karena adanya penambahan fonem [n].


2. Pengurangan fonem terjadi jika morfem dasar atau afiks melesap pada saat terjadi penggabungan morfem. Sebagai contoh, kata renang dibubuhkan dengan imbuhan ber- menjadi berenang dan bukan berrenang.


3. Penggantian fonem merupakan terjadinya perubahan bunyi atau fonem karena proses penggabungan morfem dasar dengan afiks membentuk fonem baru. Contohnya adalah kata ajar ditambahkan dengan awalan ber- menjadi belajar karena fonem [r] pada imbuhan ber- diubah menjadi fonem [l].[2]


4. Perloncatan fonem terbentuk akibat mengikuti pola morfonemik bahasa asing.

5. Peluluhan fonem terjadi saat sebuah fonem digantikan dengan fonem lain karena fonem sebelumnya telah luluh setelah proses pengimbuhan prefiks me- atau pe- pada kata dasar yang diawali dengan huruf /s/.[3]

6. Pergeseran fonem terjadi bila posisi sebuah fonem berubah dari posisi awal ke posisi suku kata lainnya,[4] misalnya kata ma.kan menjadi ma.ka.nan.

Dalam bahasa Indonesia, contoh morfofonemik antara lain adalah perubahan bentuk prefiks meng-, per-, ber-, dan ter- sesuai dengan fonem kata dasar yang dilekatinya. Misalnya perubahan meng- menjadi men- jika kata dasarnya dimulai dengan fonem /d/ atau /t/: meng- dan duga menjadi menduga dan bukan mengduga.

Referensi

[1][2][3][4] Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.

  1. ^ a b Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
  2. ^ a b Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
  3. ^ a b Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
  4. ^ a b Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.