Menara Babel: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 50: Baris 50:
9. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.
9. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.


== Yahudi ==
=== Yahudi ===


Disebutkan pada awalnya seluruh bumi punya satu bahasa dan logat bahasa. Para manusia pergi ke daerah timur dan menemukan tanah di Sinear, dan tinggal di sana. Kemudian, dibuatlah batu bata dan ter gala-gala dari tanah liat.
Disebutkan pada awalnya seluruh bumi punya satu bahasa dan logat bahasa. Para manusia pergi ke daerah timur dan menemukan tanah di Sinear, dan tinggal di sana. Kemudian, dibuatlah batu bata dan ter gala-gala dari tanah liat.
Baris 62: Baris 62:


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
# Kitab Al Qur'an.
# Kitab Al Qur'an.
# Kitab Kejadian di [[Alkitab]].
# Kitab Kejadian di [[Alkitab]].

Revisi per 15 Oktober 2017 14.07

Sketsa bangunan Menara Babel.

Menara Babel (Bahasa Ibrani: מגדל בבל Migdal Bavel, Bahasa Arab: برج بابل‎ Burj Babil) adalah menara tertinggi di bumi yang pernah dibangun di zaman Babylonia. Menara Babylonia ini berdiri setelah zaman Nabi Nuh pasca banjir bandang. Penduduk pada zaman itu dianugerahi dengan kekuatan-kekuatan fisik yang lebih dan keperawakan yang gagah dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Menara inilah yang dikenal hingga saat ini sebagai simbol keangkuhan dan kesombongan manusia. Mitologi kuno menyebutkan bahwa dahulunya manusia hanya memiliki satu rumpun bahasa dan kemudian para manusia bepergian ke arah timur dan mendirikan sebuah menara yang sangat tinggi menjulang ke langit di sebuah tempat yang bernama Shinar. Ada banyak kisah yang menuturkan mengenai menara ini. Diantaranya bersumber dari Kitab Taurat (Yahudi), Alkitab (Kristen), dan Alquran (Islam).

Sumber Kisah

Al-Qur'an

Kaum 'Aad adalah kaum yang hidup setelah zaman Nabi Nuh AS. Keberadaan pembangunan menara ini dapat diketahui melalui surah-surah yang tertera di dalam Kitab Al-Qur'an. Ada banyak surah yang menjelaskan tentang keadaan Kaum 'Aad saat itu. Ibukota kaum 'Aad adalah Iram. Terkenal dengan bangunan-bangunannya yang menjulang tinggi ke langit. Waktu itu tidak ada di kota lain seperti itu, hanya ada di Iram. Hal ini tertera di dalam Surah Al Fajr (ayat 6-8) yang berbunyi

6. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad?
7. (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi,
8. yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,

Sedangkan nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada Kaum 'Aad melebihi kaum-kaum lainnya. Hal ini tertera pada Kitab Al-Qur'an surah Al A'raf (ayat 69) berbunyi:

Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS Al-A'raf:69)
Adapun kaum 'Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: "Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?" Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami. (QS Al-Fushilat:1)

Adapun cemeti azab yang menimpa bangsa 'Aad dijelaskan sebagai berikut:

Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan, angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk.(QS. adz-Dzariyat : 41-42)
Adapun kaum ‘Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang (QS. al-Haqqah : 6)

Jika mereka berpaling, maka katakanlah, “Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum ‘Ad dan Samud”. (QS. Fushshilat : 13).

Bukti-bukti akan cemeti azab itu telah diketahui menurut Book of Jubilee menara babel ini mempunyai tinggi 2,484 meter. Yang mana tingginya hampir dengan tinggi Gunung Merapi di Indonesia saat ini. Bukti kejayaan, ketinggian, dan cemeti azab yang menimpa kaum ini telah ditemukan dalam Mitologi bangsa-bangsa lain. Menjadi sebuah pelajaran bagi seluruh manusia bahwa kekuatan manusia tidaklah mutlak, tidak sepatutnya manusia menyombongkan diri dengan nikmat-nikmat yang sudah dikaruniakan Tuhan kepadanya. Nikmat bisa menjadi kebahagiaan untuk manusia yang pandai bersyukur dan bisa menjadi malapetaka untuk manusia yang meningkarinya. Menara babel lembaran hitam tentang kesombongan dan keangkuhan terbesar yang pernah dilakukan manusia.

Alkitab

Dalam Alkitab, kisah pembangunan menara babel tertulis dalam kitab Kejadian 11:1-9:

1. Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.

2. Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.

3. Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat.

4. Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."

5. Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,

6. dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.

7. Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."

8. Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.

9. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.

Yahudi

Disebutkan pada awalnya seluruh bumi punya satu bahasa dan logat bahasa. Para manusia pergi ke daerah timur dan menemukan tanah di Sinear, dan tinggal di sana. Kemudian, dibuatlah batu bata dan ter gala-gala dari tanah liat.

Pada saat pengerjaan menara dan kota, Tuhan bersama para malaikat turun ke bumi. Tuhan pun berfirman bahwa usaha mereka ini akan gagal dan hendak mengkacaubalaukan bahasa umat manusia. Akibat hal itu, orang-orang memiliki bahasa tersendiri yang memiliki makna lain bagi pendengarnya, oleh karena banyaknya kesalahpahaman berbagai hal terjadi mulai terjadi yakni perdebatan, pertengkaran, hingga menimbulkan perpisahan lalu mereka memutuskan untuk mendirikan wilayah kekuasaan masing-masing yang terserak di seluruh bumi. Dengan demikian, Menara Babel dan kota itu gagal didirikan.

Sejak saat itu, kota dimana Tuhan datang ke bumi untuk menyerakkan umat manusia diberi nama Babel (Gerbang Tuhan).[1]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Ginzberg, Louis (1909). The Legends of the Jews (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.
  1. Kitab Al Qur'an.
  2. Kitab Kejadian di Alkitab.
  3. Sudono Sentot, Anugerah. 2013. Kaum 'Aad, Menara Babel, Atlantis, Atlas, Adtyas (Devas), dan kaum Tsamud.. http://xeno101.blogspot.com/2013/10/kaum-aad-menara-babel-atlantis-dan-kaum.html (Oktober 2013)