Karl Helbig: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Maula19 (bicara | kontrib)
Karl Helbig adalah seorang pelaut dan ahli ilmu bumi asal Jerman yang memiliki keterkaitan dengan Indonesia
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor-alih
 
Maula19 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Karl Helbig''' (lahir di [[Hildesheim]], Jerman, tanggal [[18 Maret]] [[1903]] – meninggal di [[Hamburg]], Jerman pada tanggal [[9 Oktober]] [[1991]]) adalah seorang pelaut dan [[Geografi|ahli ilmu bumi]] asal Jerman yang memiliki keterkaitan dengan [[Indonesia]] dan beberapa negara lain di asia tenggara dan amerika tengah. Menjadi yatim piatu dalam usia dini menjadikan Karl sosok yang terbiasa hidup mandiri di tengah situasi politik dan ekonomi yang sedang tidak baik zaman itu. Pada tahun 1921, ia lulus ujian akhir sekolah menengah dan melanjutkan studinya di [[Universitas Göttingen]] dibidang Ilmu pertanian. Namun dengan alasan keuangan, Karl terpaksa tidak melanjutkan pendidikannya tersebut. Dalam usia 20 tahun, Karl memulai pekerjaanya di pertambangan kalium, berlanjut menjadi buruh pabrik batu bata, hingga menjadi juru api. Pekerjaan sebagai juru api inilah yang menjadi cikal bakal Karl menuntaskan banyak karya fenomenal. Perjalanan pertamanya diatas kapal api menuju ke India dilakukannya dengan senang hati karena baginya profesinya itu dapat membiayai dirinya melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara tropis. Perjalanan kedua Karl membawanya datang ke Hindia Belanda, Dunia yang baginya sama sekali baru berada ditengah garis khatulistiwa langsung ke pusat kawasan Tropika.<ref>Helbig, Karl, 1931. ''"Batavia: eine tropische Stadtlandschaftskunde im Rahmen der Insel Java"''. Bad Segeberg.</ref>
'''Karl Helbig''' (lahir di [[Hildesheim]], Jerman, tanggal [[18 Maret]] [[1903]] – meninggal di [[Hamburg]], Jerman pada tanggal [[9 Oktober]] [[1991]]) adalah seorang pelaut dan [[Geografi|ahli ilmu bumi]] asal Jerman yang memiliki keterkaitan dengan [[Indonesia]] dan beberapa negara lain di asia tenggara dan amerika tengah. Menjadi yatim piatu dalam usia dini menjadikan Karl sosok yang terbiasa hidup mandiri di tengah situasi politik dan ekonomi yang sedang tidak baik zaman itu. Pada tahun 1921, ia lulus ujian akhir sekolah menengah dan melanjutkan studinya di [[Universitas Göttingen]] dibidang Ilmu pertanian. Namun dengan alasan keuangan, Karl terpaksa tidak melanjutkan pendidikannya tersebut. Dalam usia 20 tahun, Karl memulai pekerjaanya di pertambangan kalium, berlanjut menjadi buruh pabrik batu bata, hingga menjadi juru api. Pekerjaan sebagai juru api inilah yang menjadi cikal bakal Karl menuntaskan banyak karya fenomenal. Perjalanan pertamanya diatas kapal api menuju ke India dilakukannya dengan senang hati karena baginya profesinya itu dapat membiayai dirinya melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara tropis. Perjalanan kedua Karl membawanya datang ke Hindia Belanda, Dunia yang baginya sama sekali baru berada ditengah garis khatulistiwa langsung ke pusat kawasan Tropika.<ref>Helbig, Karl, 1931. ''"Batavia: eine tropische Stadtlandschaftskunde im Rahmen der Insel Java"''. Bad Segeberg.</ref>


Beberapa kali Karl datang ke Hindia Belanda sebagai seorang juru api, baru di tahun 1929 Karl dengan Kapalnya tiba di [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]] sebagai seorang mahasiswa yang terdaftar di [[Universitas Hamburg]] untuk mata kuliah geografi, geologi, dan antropologi. Perjalanan dalam rangka mengumpulkan bahan untuk karya disertasinya berjudul '''''Batavia: eine tropische Stadtlandschaftskunde im Rahmen der Insel Java''''' (Batavia: Studi Perkotaan Tropis di Pulau Jawa) ini didukung pula dengan bantuan dana oleh [[Emil Helfferich]] selaku Direktur sindikat perkebunan Jerman di Batavia. Atas karya disertasinya inilah Karl dianugerahkan gelar Doktor dengan yudisium tertinggi, ''summa cum laude,'' oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Alam Universitas Hamburg. Meski bergelar Doktor, perjalan Karl selanjutnya ke Indonesia masih dilakukan sebagai seorang juru api. Karya terbesar Karl yang juga dinilai sebagai karya paling pemberani sekaligus paling berat dalam hidupnya adalah publikasi ilmiah berjudul '''''Eine Durchquerung der Insel Borneo''/''Kalimantan''''' (Melintasi pulau Borneo/Kalimantan). Sebuah catatan ekspedisi melintasi hutan rimba dan melewati gunung di pulau terbesar di Asia sejauh 3000 Km selama 8 bulan.
Beberapa kali Karl datang ke Hindia Belanda sebagai seorang juru api, baru di tahun 1929 Karl dengan Kapalnya tiba di [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]] sebagai seorang mahasiswa yang terdaftar di [[Universitas Hamburg]] untuk mata kuliah geografi, geologi, dan antropologi. Perjalanan dalam rangka mengumpulkan bahan untuk karya disertasinya berjudul '''''Batavia: eine tropische Stadtlandschaftskunde im Rahmen der Insel Java''''' (Batavia: Studi Perkotaan Tropis di Pulau Jawa) ini didukung pula dengan bantuan dana oleh [[Emil Helfferich]] selaku Direktur sindikat perkebunan Jerman di Batavia. Atas karya disertasinya inilah Karl dianugerahkan gelar Doktor dengan yudisium tertinggi, ''summa cum laude,'' oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Alam Universitas Hamburg. Meski bergelar Doktor, perjalan Karl selanjutnya ke Indonesia masih dilakukan sebagai seorang juru api. Karya terbesar Karl yang juga dinilai sebagai karya paling pemberani sekaligus paling berat dalam hidupnya adalah publikasi ilmiah berjudul '''''Eine Durchquerung der Insel Borneo''/''Kalimantan''''' (Melintasi pulau Borneo/Kalimantan). Sebuah catatan ekspedisi melintasi hutan rimba dan melewati gunung di pulau terbesar di Asia sejauh 3000 Km selama 8 bulan.<ref>Rüdiger Siebert: ''Geograph und Seemann, Wissenschaftler und Welterkunder: Karl Helbig (1903–1991)''. In: Ingrid Wessel (Hrsg.): ''Indonesien am Ende des 20. Jahrhunderts. Analysen zu 50 Jahren unabhängiger Entwicklung – Deutsche in Indonesien''. 2. Auflage. Abera, Hamburg 1999, <nowiki>ISBN 3-934376-07-X</nowiki>.</ref>




Baris 9: Baris 9:
*Siebert, Rüdiger, 2002. "Berjejak di Indonesia : Kisah Hidup Sepuluh Tokoh Jerman". Katalis, Jakarta.
*Siebert, Rüdiger, 2002. "Berjejak di Indonesia : Kisah Hidup Sepuluh Tokoh Jerman". Katalis, Jakarta.
*Helbig, Karl, 1931. "Batavia: eine tropische Stadtlandschaftskunde im Rahmen der Insel Java". Bad Segeberg.
*Helbig, Karl, 1931. "Batavia: eine tropische Stadtlandschaftskunde im Rahmen der Insel Java". Bad Segeberg.

*
[[Kategori:Ilmuwan Jerman]]
[[Kategori:Jerman-Indonesia]]
[[Kategori:Biografi]]
[[Kategori:Penulis]]
[[Kategori:Pelaut Jerman]]

Revisi per 15 Oktober 2017 13.40

Karl Helbig (lahir di Hildesheim, Jerman, tanggal 18 Maret 1903 – meninggal di Hamburg, Jerman pada tanggal 9 Oktober 1991) adalah seorang pelaut dan ahli ilmu bumi asal Jerman yang memiliki keterkaitan dengan Indonesia dan beberapa negara lain di asia tenggara dan amerika tengah. Menjadi yatim piatu dalam usia dini menjadikan Karl sosok yang terbiasa hidup mandiri di tengah situasi politik dan ekonomi yang sedang tidak baik zaman itu. Pada tahun 1921, ia lulus ujian akhir sekolah menengah dan melanjutkan studinya di Universitas Göttingen dibidang Ilmu pertanian. Namun dengan alasan keuangan, Karl terpaksa tidak melanjutkan pendidikannya tersebut. Dalam usia 20 tahun, Karl memulai pekerjaanya di pertambangan kalium, berlanjut menjadi buruh pabrik batu bata, hingga menjadi juru api. Pekerjaan sebagai juru api inilah yang menjadi cikal bakal Karl menuntaskan banyak karya fenomenal. Perjalanan pertamanya diatas kapal api menuju ke India dilakukannya dengan senang hati karena baginya profesinya itu dapat membiayai dirinya melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara tropis. Perjalanan kedua Karl membawanya datang ke Hindia Belanda, Dunia yang baginya sama sekali baru berada ditengah garis khatulistiwa langsung ke pusat kawasan Tropika.[1]

Beberapa kali Karl datang ke Hindia Belanda sebagai seorang juru api, baru di tahun 1929 Karl dengan Kapalnya tiba di Tanjung Priok sebagai seorang mahasiswa yang terdaftar di Universitas Hamburg untuk mata kuliah geografi, geologi, dan antropologi. Perjalanan dalam rangka mengumpulkan bahan untuk karya disertasinya berjudul Batavia: eine tropische Stadtlandschaftskunde im Rahmen der Insel Java (Batavia: Studi Perkotaan Tropis di Pulau Jawa) ini didukung pula dengan bantuan dana oleh Emil Helfferich selaku Direktur sindikat perkebunan Jerman di Batavia. Atas karya disertasinya inilah Karl dianugerahkan gelar Doktor dengan yudisium tertinggi, summa cum laude, oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Alam Universitas Hamburg. Meski bergelar Doktor, perjalan Karl selanjutnya ke Indonesia masih dilakukan sebagai seorang juru api. Karya terbesar Karl yang juga dinilai sebagai karya paling pemberani sekaligus paling berat dalam hidupnya adalah publikasi ilmiah berjudul Eine Durchquerung der Insel Borneo/Kalimantan (Melintasi pulau Borneo/Kalimantan). Sebuah catatan ekspedisi melintasi hutan rimba dan melewati gunung di pulau terbesar di Asia sejauh 3000 Km selama 8 bulan.[2]


Referensi

  1. ^ Helbig, Karl, 1931. "Batavia: eine tropische Stadtlandschaftskunde im Rahmen der Insel Java". Bad Segeberg.
  2. ^ Rüdiger Siebert: Geograph und Seemann, Wissenschaftler und Welterkunder: Karl Helbig (1903–1991). In: Ingrid Wessel (Hrsg.): Indonesien am Ende des 20. Jahrhunderts. Analysen zu 50 Jahren unabhängiger Entwicklung – Deutsche in Indonesien. 2. Auflage. Abera, Hamburg 1999, ISBN 3-934376-07-X.
  • Siebert, Rüdiger, 2002. "Berjejak di Indonesia : Kisah Hidup Sepuluh Tokoh Jerman". Katalis, Jakarta.
  • Helbig, Karl, 1931. "Batavia: eine tropische Stadtlandschaftskunde im Rahmen der Insel Java". Bad Segeberg.