Kota Ambon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
Alyrahmats (bicara | kontrib)
Baris 109: Baris 109:


=== Sejarah penentuan hari jadi kota Ambon ===
=== Sejarah penentuan hari jadi kota Ambon ===
Hari lahir atau hari jadi kota Ambon telah diputuskan jatuh pada tanggal 7 September 1575 dalam suatu seminar di Kota Ambon. Bagaimana penentuan hari jadi kota kita yang telah berumur ratusan tahun itu, sejarahnya dapat dijelaskan sebagai berikut : Bahwa yang mengambil inisiatif atau gagasan untuk mencari dan menentukan hari jadi atau hari lahir Kota Ambon adalah Wali Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Ambon Almarhum Letnan Kolonel Laut Matheos H. Manuputty (Wali Kota yang ke- 9).
Hari lahir atau hari jadi kota Ambon telah diputuskan jatuh pada tanggal 7 September 1575 dalam suatu seminar di Kota Ambon. Inisiator atau penggagas untuk mencari dan menentukan hari jadi atau hari lahir Kota Ambon adalah Wali Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Ambon Letnan Kolonel Laut Matheos H. Manuputty (Wali Kota yang ke- 9) dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Wali Kotamadya Kepala Daerah tingkat II Ambon tertanggal 10 Juli 1972 Nomor: 25/KPTS/1972 yang diubah pada tanggal 16 Agustus 1972 tentang pembentukan Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon dengan tugas untuk menggali dan menentukan hari lahir kota Ambon.


Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon menyerahkan tugas itu kepada Fakultas Keguruan Universitas Pattimura untuk menyelenggarakan suatu seminar ilmiah dalam rangka penentuan hari lahir Kota Ambon dengan suratnya tertanggal 24 Oktober 1972 nomor PK. I/4168 .
Untuk itu dikeluarkannya Surat Keputusan Wali Kotamadya Kepala Daerah tingkat II Ambon tertanggal 10 Juli 1972 Nomor: 25/KPTS/1972 yang diubah pada tanggal 16 Agustus 1972, yang isinya mengenai pembentukan Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon dengan tugas untuk menggali dan menentukan hari lahir kota Ambon. Kemudian dengan suratnya tertanggal 24 Oktober 1972 nomor PK. I/4168 selaku Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon menyerahkan tugasnya itu kepada Fakultas Keguruan Universitas Pattimura untuk menyelenggarakan suatu seminar ilmiah dalam rangka penentuan hari lahir Kota Ambon.


Selanjutnya pada tanggal [[26 Oktober]] [[1972]] Pimpinan Fakultas Keguruan mengadakan rapat dengan pimpinan Jurusan Sejarah dan hasilnya adalah diterbitkannya Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan Universitas pattimura tertanggal [[1 Nopember]] 1972 Nomor 4/1972 tentang pembentukan Panitia Seminar Sejarah Kota Ambon. Seminar sejarah ini berlangsung dari tanggal 14 sampai dengan 17 Nopember 1972, dihadiri oleh kurang lebih dua ratus orang yang terdiri dari unsur-unsur akademis, Tokoh Masyarakat dan Tokoh adat serta aparat Pemerintah Kodya Ambon maupun Provinsi Maluku.
Selanjutnya pada tanggal [[26 Oktober]] [[1972]] Pimpinan Fakultas Keguruan mengadakan rapat dengan pimpinan Jurusan Sejarah dan hasilnya adalah diterbitkannya Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan Universitas pattimura tertanggal [[1 Nopember]] 1972 Nomor 4/1972 tentang pembentukan Panitia Seminar Sejarah Kota Ambon. Seminar sejarah ini berlangsung dari tanggal 14 sampai dengan 17 Nopember 1972, dihadiri oleh kurang lebih dua ratus orang yang terdiri dari unsur-unsur akademis, Tokoh Masyarakat dan Tokoh adat serta aparat Pemerintah Kodya Ambon maupun Provinsi Maluku.
Baris 117: Baris 117:
Susunan Panitia seminar dicatat sebagai berikut:
Susunan Panitia seminar dicatat sebagai berikut:


* Ketua : Dr.s. John Sitanala (Dekan Fakultas Keguruan)
* Ketua

Dr.s. John Sitanala (Dekan Fakultas Keguruan)
* Wakil Ketua : Dr.s. John A. Pattikayhatu (Ketua jurusan Sejarah)
* Wakil Ketua

Dr.s. John A. Pattikayhatu (Ketua jurusan Sejarah)
* Sekretaris :Dr.s. Z. J. Latupapua (Sekretaris Fakultas Keguruan)
* Sekretaris

Dr.s. Z. J. Latupapua (Sekretaris Fakultas Keguruan)
* Seksi Persidangan yang terdiri dari tiga kelompok
* Seksi Persidangan yang terdiri dari tiga kelompok
# Kelompok I diketuai Thos Siahay, BA.
# Kelompok I diketuai Thos Siahay, BA.
Baris 143: Baris 143:
# Dr.a. J. Latuconsina (Fakultas Keguruan Universitas Pattimura)
# Dr.a. J. Latuconsina (Fakultas Keguruan Universitas Pattimura)


Seminar berlangsung dari tanggal 14 sampai 17 Nopember 1972 itu akhirnya menetapkan hari lahir kota Ambon pada tanggal 7 September 1575. Bahwa tahun 1575 diambil sebagai patokan pendirian kota Ambon ialah berdasarkan fakta-fakta sejarah yang dianalisis di mana sekitar tahun tersebut sudah dimulai pembangunan benteng “Kota Laha” didataran Honipopu dengan mengerahkan penduduk di sekitarnya oleh penguasa Portugis seperti penduduk negeri / desa Kilang, Ema, Soya, Hutumuri, Halong, Hative, Seilale, Urimessing, Batu Merah dll. Benteng Portugis yang dibangun diberi nama “Nossa Senhora de Anuneiada”. Dalam perkembangannya kelompok pekerja benteng mendirikan perkampungan yang disebut “Soa” Kelompok masyarakat inilah yang menjadi dasar dari pembentukan kota Ambon kemudian (Citade Amboina) karena di dalam perkembangan selanjutnya masyarakat tersebut sudah menjadi masyarakat geneologis teritorial yang teratur.
Seminar akhirnya menetapkan hari lahir kota Ambon pada tanggal 7 September 1575. Bahwa tahun 1575 diambil sebagai patokan pendirian kota Ambon ialah berdasarkan fakta-fakta sejarah yang dianalisis di mana sekitar tahun tersebut sudah dimulai pembangunan benteng “Kota Laha” didataran Honipopu dengan mengerahkan penduduk di sekitarnya oleh penguasa Portugis seperti penduduk negeri / desa Kilang, Ema, Soya, Hutumuri, Halong, Hative, Seilale, Urimessing, Batu Merah dll. Benteng Portugis yang dibangun diberi nama “Nossa Senhora de Anuneiada”. Dalam perkembangannya kelompok pekerja benteng mendirikan perkampungan yang disebut “Soa” Kelompok masyarakat inilah yang menjadi dasar dari pembentukan kota Ambon kemudian (Citade Amboina) karena di dalam perkembangan selanjutnya masyarakat tersebut sudah menjadi masyarakat geneologis teritorial yang teratur.


Permukiman dan aktivitas masyarakat disekitar Benteng makin meluas dengan kedatangan migrasi dari utara terutama dari Ternate, baik orang-orang Portugis maupun para pedagang Nusantara sebagai akibat dari pengungsian orang-orang portugis dari kerajaan Ternate yang dipimpin oleh Sultan Baabullah. Peristiwa kekalahan Portugis tersebut membawa suatu konsekuensi logis di mana masyarakat di sekitar Benteng Kota Laha itu makin bertambah banyak dengan tempat tinggal yang sudah relatif luas sehingga persyaratan untuk berkembang menuju kepada sebuat kota lebih dipenuhi.
Permukiman dan aktivitas masyarakat disekitar Benteng makin meluas dengan kedatangan migrasi dari utara terutama dari Ternate, baik orang-orang Portugis maupun para pedagang Nusantara sebagai akibat dari pengungsian orang-orang portugis dari kerajaan Ternate yang dipimpin oleh Sultan Baabullah. Peristiwa kekalahan Portugis tersebut membawa suatu konsekuensi logis di mana masyarakat di sekitar Benteng Kota Laha itu makin bertambah banyak dengan tempat tinggal yang sudah relatif luas sehingga persyaratan untuk berkembang menuju kepada sebuat kota lebih dipenuhi.


Selanjutnya tentang penetapan tanggal 07 September didasarkan pada peninjauan fakta sejarah bahwa pada tanggal 07 September 1921 , masyarakat kota Ambon diberikan hak yang sama dengan Pemerintah Kolonial Belanda sebagai hasil manifestasi perjuangan Rakyat Indonesia asal Maluku di bahwa pimpinan Alexander Yacob Patty untuk menentukan jalannya Pemerintahan Kota melalui wakil-wakil dalam Gemeeteraad (Dewan Kota) berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal tanggal 07 September 1921 nomor 07 (Staatblad 92 Nomor 524). Ditinjau dari segi politik nasional, momentum ini merupakan saat penentuan dari Pemerintahan Kolonial Belanda atas segala perjuangan rakyat Indonesia di Kota Ambon yang sekaligus merupakan suatu momentum kekalahan politis dari bangsa penjajah. Ditinjau dari segi yuridis formal, tanggal 07 September merupakan hari mulainya kota memainkan peranannya di dalam pemerintahan seirama dengan politik penjajah dewasa itu. Momentum inilah yang menjadi wadah bagi rakyat Kota Ambon di dalam menentukan masa depan. Dilain pihak, kota Ambon sebagai daerah Otonom dewasa ini tidak dapat dilepaspisahkan daripada langka momentum sejarah.
Penetapan tanggal tersebut didasarkan pada fakta sejarah bahwa pada tanggal 07 September 1921 , masyarakat kota Ambon diberikan hak yang sama dengan Pemerintah Kolonial Belanda sebagai hasil manifestasi perjuangan Rakyat Indonesia asal Maluku di bahwa pimpinan Alexander Yacob Patty untuk menentukan jalannya Pemerintahan Kota melalui wakil-wakil dalam Gemeeteraad (Dewan Kota) berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal tanggal 07 September 1921 nomor 07 (Staatblad 92 Nomor 524). Ditinjau dari segi politik nasional, momentum ini merupakan saat penentuan dari Pemerintahan Kolonial Belanda atas segala perjuangan rakyat Indonesia di Kota Ambon yang sekaligus merupakan suatu momentum kekalahan politis dari bangsa penjajah. Ditinjau dari segi yuridis formal, tanggal 07 September merupakan hari mulainya kota memainkan peranannya di dalam pemerintahan seirama dengan politik penjajah dewasa itu. Momentum inilah yang menjadi wadah bagi rakyat Kota Ambon di dalam menentukan masa depan. Dilain pihak, kota Ambon sebagai daerah Otonom dewasa ini tidak dapat dilepaspisahkan daripada langkah momentum sejarah.


[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Straat in Ambon TMnr 3728-864.jpg|thumb|300px|[[Litografi]] pemandangan jalanan di Ambon (1883-1889).]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Straat in Ambon TMnr 3728-864.jpg|thumb|300px|[[Litografi]] pemandangan jalanan di Ambon (1883-1889).]]
Baris 192: Baris 192:
== Demografi ==
== Demografi ==
=== Suku bangsa ===
=== Suku bangsa ===
Terdapat banyak suku dan ras yang mendiami kota ini. Di antaranya adalah Arab, Buton (yang telah menetap hingga 5 generasi), Tionghoa yang pada mulanya datang untuk berdagang. Disamping itu terdapat pula Suku Minahasa, Jawa, Minang yang telah lama datang ke Ambon. Sedangkan, sebagian besar penduduk adalah orang Ambon yang merupakan keturunan langsung suku-suku Alifuru, penduduk asli Maluku yang merupakan rumpun ras Papua-Melanesoid ([[Melanesia]]) yang berkulit gelap.
Terdapat banyak suku dan ras yang mendiami kota ini. Di antaranya adalah Arab, [[Buton]] (yang telah menetap hingga 5 generasi), Tionghoa yang pada mulanya datang untuk berdagang. Disamping itu terdapat pula Suku Minahasa, [[Jawa]], [[Minang]] yang telah lama datang ke Ambon. Sedangkan, sebagian besar penduduk adalah orang Ambon yang merupakan keturunan langsung suku-suku Alifuru, penduduk asli Maluku yang merupakan rumpun ras Papua-Melanesoid ([[Melanesia]]) yang berkulit gelap.


Dahulu kala, kota Ambon termasyur hingga keseluruh dunia dan menjadikan kota ini sebagai tempat tujuan bagi berbagai negara-negara Eropa yang sedang melakukan pencarian atas 3G, ''Gold'', ''Glory'' & ''Gospel''. ''Gold'' berarti kekayaan, ''Glory'' berarti kejayaan dan ''Gospel'' berarti misi penginjilan. Maka itu, tidak mengherankan bila sekarang banyak penduduk Ambon yang memiliki raut wajah yang mirip seperti orang Eropa (Terutama orang [[Belanda]] dan [[Portugal]]) dan Arab, sebagai akibat dari perkawinan campur para pendahulu mereka dimasa lalu.
Dahulu kala, kota Ambon termasyur hingga keseluruh dunia dan menjadikan kota ini sebagai tempat tujuan bagi berbagai negara-negara Eropa yang sedang melakukan pencarian atas 3G, ''Gold'', ''Glory'' & ''Gospel''. ''Gold'' berarti kekayaan, ''Glory'' berarti kejayaan dan ''Gospel'' berarti misi penginjilan. Maka itu, tidak mengherankan bila sekarang banyak penduduk Ambon yang memiliki raut wajah yang mirip seperti orang Eropa (Terutama orang [[Belanda]] dan [[Portugal]]) dan [[Arab]], sebagai akibat dari perkawinan campur para pendahulu mereka dimasa lalu.


== Transportasi ==
== Transportasi ==

Revisi per 15 September 2017 07.08

Kota Ambon
Daerah tingkat II
Kota Ambon
Lambang resmi Kota Ambon
Motto: 
Bersatu Manggurebe Maju
Kota Ambon di Indonesia
Kota Ambon
Kota Ambon
Letak Ambon di Indonesia
Koordinat: 3°42′S 128°10′E / 3.700°S 128.167°E / -3.700; 128.167
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
Tanggal berdiri7 September 1575
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 5
  • Kelurahan: 30/20
Pemerintahan
 • BupatiRichard Louhenapessy
Luas
 • Total377 km2 (146 sq mi)
Ketinggian
3 m (10 ft)
Populasi
 (2014)
 • Total395,423
 • Kepadatan1,000/km2 (2,700/sq mi)
Demografi
 • AgamaProtestan 57.99%
Islam 38.77%
Katolik 2.40%
Hindu 0.13%
Budha 0.04%
Lain-lain 0.67%
 • BahasaIndonesia, Ambon, Tana dll.
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode BPS
8171
Kode area telepon+62 911
Kode Kemendagri81.71
Kode SNI 7657:2023AMB
DAURp. 551.507.941.000.-
Situs webwww.ambon.go.id
Kota kembar :
Berkas:Peta Ambon Manise.jpg
Peta kotamadya Ambon, ibu kota provinsi Maluku.

Kota Ambon atau Amboina adalah sebuah kota dan sekaligus ibu kota dari provinsi Maluku, Indonesia.[1]

Kota ini dikenal juga dengan nama Ambon Manise yang berarti kota Ambon yang indah/manis/cantik, merupakan Kota terbesar di wilayah kepulauan Maluku dan menjadi sentral bagi wilayah kepulauan Maluku. Saat ini kota Ambon menjadi pusat pelabuhan, pariwisata dan pendidikan di wilayah kepulauan Maluku.

Kota Ambon berbatasan dengan Laut Banda disebelah selatan dan dengan kabupaten Maluku Tengah di sebelah timur (pulau-pulau Lease yang terdiri atas pulau-pulau Haruku, pulau Saparua, pulau Molana, pulau Pombo dan pulau Nusalaut), di sebelah barat (petuanan negeri Hila, Leihitu, Maluku Tengah dan Kaitetu, Leihitu, Maluku Tengah yang masuk dalam kecamatan Leihitu, Maluku Tengah) dan di sebelah utara (kecamatan Sala Hutu, Maluku Tengah).

Kota ini tergolong sebagai salah satu kota utama dan kota besar diregion pembangunan Indonesia Timur dilihat dari aspek perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Ambon, sempat diguncang kerusuhan sosial bermotifkan SARA antara tahun 1996-2002. Namun, sekarang Ambon Manise sudah berbenah diri menjadi kota yang lebih maju dan dilirik sebagai kota internasional di Indonesia Timur.

Dilihat dari aspek demografis dan etnisitas, kota Ambon ini merupakan potret kota yang plural. Di mana dikota ini berdiam etnis-etnis Alifuru (asli Maluku), Jawa, Bali, Buton, Bugis, Makassar, Papua, Melayu, Minahasa, Minang, Flobamora (suku Flores, Sumba, Alor dan Timor) dan orang-orang keturunan asing (komunitas peranakan Tionghoa, komunitas Arab-Ambon, komunitas Spanyol-Ambon, komunitas Portugis-Ambon dan komunitas Belanda-Ambon).

Saat ini, kota Ambon terbagi atas 5 kecamatan yaitu Nusaniwe, Sirimau, Teluk Ambon, Teluk Banguala dan Leitimur Selatan, yang terbagi lagi atas 50 keluarahan-desa.

Berkas:Pulau Amq.jpg
Peta pulau Ambon, kodya Ambon berlokasi di selatan pulau ini.

Sejarah

Kota Ambon pada abad ke-17. Di sebelah kiri terlihat benteng Victoria yang dibangun Portugis.

Kota Ambon mulai berkembang semenjak kedatangan Portugis pada tahun 1513,[2] kemudian sekitar tahun 1575, penguasa Portugis mengerahkan penduduk di sekitarnya untuk membangun benteng Kota Laha atau Ferangi yang diberi nama waktu itu Nossa Senhora de Anunciada di dataran Honipopu. Dalam perkembangannya sekelompok masyarakat pekerja yang membangun benteng tersebut mendirikan perkampungan yang disebut Soa, kelompok masyarakat inilah yang menjadi dasar dari pembentukan kota Ambon kemudian (Cita de Amboina dalam bahasa Spanyol atau Cidado do Amboino dalam bahasa Portugis ) karena di dalam perkembangan selanjutnya masyarakat tersebut sudah menjadi masyarakat geneologis teritorial yang teratur.[3]

Selanjutnya, setelah Belanda berhasil menguasai kepulauan Maluku dan Ambon khususnya dari kekuasaan Portugis, benteng tersebut lantas menjadi pusat pemerintahan beberapa Gubernur Jenderal Belanda dan diberi nama Nieuw Victoria (terletak di depan Lapangan Merdeka, bekas Markas Yonif Linud 733/Masariku kini markas Detasemen Kavaleri). Benteng ini merupakan tempat di mana Pattimura dieksekusi. Pahlawan Nasional Slamet Rijadi juga gugur di benteng ini dalam pertempuran melawan pasukan Republik Maluku Selatan.

Sejarah penentuan hari jadi kota Ambon

Hari lahir atau hari jadi kota Ambon telah diputuskan jatuh pada tanggal 7 September 1575 dalam suatu seminar di Kota Ambon. Inisiator atau penggagas untuk mencari dan menentukan hari jadi atau hari lahir Kota Ambon adalah Wali Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Ambon Letnan Kolonel Laut Matheos H. Manuputty (Wali Kota yang ke- 9) dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Wali Kotamadya Kepala Daerah tingkat II Ambon tertanggal 10 Juli 1972 Nomor: 25/KPTS/1972 yang diubah pada tanggal 16 Agustus 1972 tentang pembentukan Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon dengan tugas untuk menggali dan menentukan hari lahir kota Ambon.

Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon menyerahkan tugas itu kepada Fakultas Keguruan Universitas Pattimura untuk menyelenggarakan suatu seminar ilmiah dalam rangka penentuan hari lahir Kota Ambon dengan suratnya tertanggal 24 Oktober 1972 nomor PK. I/4168 .

Selanjutnya pada tanggal 26 Oktober 1972 Pimpinan Fakultas Keguruan mengadakan rapat dengan pimpinan Jurusan Sejarah dan hasilnya adalah diterbitkannya Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan Universitas pattimura tertanggal 1 Nopember 1972 Nomor 4/1972 tentang pembentukan Panitia Seminar Sejarah Kota Ambon. Seminar sejarah ini berlangsung dari tanggal 14 sampai dengan 17 Nopember 1972, dihadiri oleh kurang lebih dua ratus orang yang terdiri dari unsur-unsur akademis, Tokoh Masyarakat dan Tokoh adat serta aparat Pemerintah Kodya Ambon maupun Provinsi Maluku.

Susunan Panitia seminar dicatat sebagai berikut:

  • Ketua : Dr.s. John Sitanala (Dekan Fakultas Keguruan)
  • Wakil Ketua : Dr.s. John A. Pattikayhatu (Ketua jurusan Sejarah)
  • Sekretaris :Dr.s. Z. J. Latupapua (Sekretaris Fakultas Keguruan)
  • Seksi Persidangan yang terdiri dari tiga kelompok
  1. Kelompok I diketuai Thos Siahay, BA.
  2. Kelompok II diketuai Yoop Lasamahu, BA
  3. Kelompok III diketuai Ismail Risahandua, BA
  • Panitia Pengarah/Teknis Ilmiah diketuai oleh Dr.s. J.A. Pattikayhatu,
  1. Dr.s. Tommy Uneputty
  2. Dr.s. Mus Huliselan
  3. Dr.s. John Tamaela
  4. Dr.a. J. Latuconsina
  5. Sam Patty, BA
  6. I. A. Diaz
  • Pemakalah terdiri dari 7 orang, 3 dari Pusat dan 4 dari daerah
  1. Dr.s. Moh. Ali (Kepala Arsip Nasional)
  2. Dr.s. Z. J. Manusama (Pakar Sejarah Maluku)
  3. Dr.s. I. O. Nanulaita (IKIP Bandung)
  4. Dr.s. J. A. Pattikayhatu (Fakultas Keguruan Universitas Pattimura)
  5. Dr.s. T. J. A. Uneputty (Fakultas Keguruan Universitas Pattimura)
  6. Dr.s. Y. Tamaela (Fakultas Keguruan Universitas Pattimura)
  7. Dr.a. J. Latuconsina (Fakultas Keguruan Universitas Pattimura)

Seminar akhirnya menetapkan hari lahir kota Ambon pada tanggal 7 September 1575. Bahwa tahun 1575 diambil sebagai patokan pendirian kota Ambon ialah berdasarkan fakta-fakta sejarah yang dianalisis di mana sekitar tahun tersebut sudah dimulai pembangunan benteng “Kota Laha” didataran Honipopu dengan mengerahkan penduduk di sekitarnya oleh penguasa Portugis seperti penduduk negeri / desa Kilang, Ema, Soya, Hutumuri, Halong, Hative, Seilale, Urimessing, Batu Merah dll. Benteng Portugis yang dibangun diberi nama “Nossa Senhora de Anuneiada”. Dalam perkembangannya kelompok pekerja benteng mendirikan perkampungan yang disebut “Soa” Kelompok masyarakat inilah yang menjadi dasar dari pembentukan kota Ambon kemudian (Citade Amboina) karena di dalam perkembangan selanjutnya masyarakat tersebut sudah menjadi masyarakat geneologis teritorial yang teratur.

Permukiman dan aktivitas masyarakat disekitar Benteng makin meluas dengan kedatangan migrasi dari utara terutama dari Ternate, baik orang-orang Portugis maupun para pedagang Nusantara sebagai akibat dari pengungsian orang-orang portugis dari kerajaan Ternate yang dipimpin oleh Sultan Baabullah. Peristiwa kekalahan Portugis tersebut membawa suatu konsekuensi logis di mana masyarakat di sekitar Benteng Kota Laha itu makin bertambah banyak dengan tempat tinggal yang sudah relatif luas sehingga persyaratan untuk berkembang menuju kepada sebuat kota lebih dipenuhi.

Penetapan tanggal tersebut didasarkan pada fakta sejarah bahwa pada tanggal 07 September 1921 , masyarakat kota Ambon diberikan hak yang sama dengan Pemerintah Kolonial Belanda sebagai hasil manifestasi perjuangan Rakyat Indonesia asal Maluku di bahwa pimpinan Alexander Yacob Patty untuk menentukan jalannya Pemerintahan Kota melalui wakil-wakil dalam Gemeeteraad (Dewan Kota) berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal tanggal 07 September 1921 nomor 07 (Staatblad 92 Nomor 524). Ditinjau dari segi politik nasional, momentum ini merupakan saat penentuan dari Pemerintahan Kolonial Belanda atas segala perjuangan rakyat Indonesia di Kota Ambon yang sekaligus merupakan suatu momentum kekalahan politis dari bangsa penjajah. Ditinjau dari segi yuridis formal, tanggal 07 September merupakan hari mulainya kota memainkan peranannya di dalam pemerintahan seirama dengan politik penjajah dewasa itu. Momentum inilah yang menjadi wadah bagi rakyat Kota Ambon di dalam menentukan masa depan. Dilain pihak, kota Ambon sebagai daerah Otonom dewasa ini tidak dapat dilepaspisahkan daripada langkah momentum sejarah.

Litografi pemandangan jalanan di Ambon (1883-1889).

Setelah Seminar Sejarah Kota Ambon yang berlansung tanggal 14 sampai 17 Nopember 1972 berhasil menetapkan tanggal 7 September 1575 sebagai Hari lahir Kota Ambon, maka untuk pertama kalinya pada tanggal 7 September 1973 Hari lahir Kota Ambon diperingati.

Keadaan geografis

Letak

Letak Kota Ambon berada sebagian besar dalam wilayah pulau Ambon, dan secara geografis terletak pada posisi: 3°-4° Lintang Selatan dan 128°-129° Bujur Timur, di mana secara keseluruhan Kota Ambon berbatasan dengan jazirah Leihitu dan jazirah Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Batas wilayah

Iklim

Berkas:Manggurebe Arumbae.jpg
Manggurebe Arumbae atau biasa dikenal sebagai festival Teluk Ambon, adalah festival tahunan yang dilangsungkan setiap tahun pada bulan september. Mengambil start dari Amahusu, finish di pangkalan AL Ambon di Galala.
Berkas:Kudamati Ambon.jpg
Kudamati, salah satu wilayah di kecamatan Sirimau, beriklim laut tropis yang cenderung panas.

Iklim di Kota Ambon adalah iklim laut tropis dan iklim musim, karena letak pulau Ambon di kelilinggi oleh laut. Oleh karena itu iklim di sini sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara dan musim Timur atau Tenggara. Pergantian musim selalu diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut. Musim Barat umumnya berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan April merupakan masa transisi ke musim Timur dan musim Timur berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, disusul oleh masa pancaroba pada bulan November yang merupakan transisi ke musim Barat.

Pemerintahan

Kota Ambon yang dipimpin oleh wali kota Richard Louhenapessy dibagi atas 5 kecamatan, yaitu:

  • Kecamatan Nusaniwe

kecamatan Nusaniwe terbagi atas 13 kelurahan dan desa

  • Kecamatan Sirimau

kecamatan Sirimau terbagi atas 14 kelurahan dan desa

Berkas:Sirimau Ambon.jpg
Sirimau adalah kecamatan yang paling berkembang di kota Ambon. Hampir semua fasilitas kota berada di wilayah ini.
  • Kecamatan Leitimur Selatan

kecamatan Leitimur Selatan terbagi atas 8 kelurahan dan desa

  • Kecamatan Teluk Baguala

kecamatan Teluk Banguala terbagi atas 8 kelurahan dan desa

Berkas:Passo Kota Ambon.jpg
Passo adalah kawasan utama kedua di wilayah kota Ambon. Ibukota dari kecamatan Teluk Banguala. Berjarak sekitar 10 km dari pusat kota.
  • Kecamatan Teluk Ambon

kecamatan Teluk Ambon terbagi atas 7 kelurahan dan desa

Demografi

Suku bangsa

Terdapat banyak suku dan ras yang mendiami kota ini. Di antaranya adalah Arab, Buton (yang telah menetap hingga 5 generasi), Tionghoa yang pada mulanya datang untuk berdagang. Disamping itu terdapat pula Suku Minahasa, Jawa, Minang yang telah lama datang ke Ambon. Sedangkan, sebagian besar penduduk adalah orang Ambon yang merupakan keturunan langsung suku-suku Alifuru, penduduk asli Maluku yang merupakan rumpun ras Papua-Melanesoid (Melanesia) yang berkulit gelap.

Dahulu kala, kota Ambon termasyur hingga keseluruh dunia dan menjadikan kota ini sebagai tempat tujuan bagi berbagai negara-negara Eropa yang sedang melakukan pencarian atas 3G, Gold, Glory & Gospel. Gold berarti kekayaan, Glory berarti kejayaan dan Gospel berarti misi penginjilan. Maka itu, tidak mengherankan bila sekarang banyak penduduk Ambon yang memiliki raut wajah yang mirip seperti orang Eropa (Terutama orang Belanda dan Portugal) dan Arab, sebagai akibat dari perkawinan campur para pendahulu mereka dimasa lalu.

Transportasi

Jalan raya

Jalan di Kota Ambon, terdiri dari jalan Negara yaitu: ruas jalan Ambon-Laha sepanjang 40 Km, jalan Provinsi yaitu ruas jalan Passo-Hutumuri, Ambon-Air Besar dan Ambon-Soya serta Ambon-Latuhalat dengan panjang 46,31 Km, Sedangkan jalan Kota Ambon sepanjang 169,992 Km.

Lapisan permukaan jalan terdiri dari jalan aspal 242,555 Km (95,38%) dan sisanya jalan kerikil dan tanah, dengan kondisi 28,26% tergolong baik 68,66 tergolong rusak ringan dan 3,08% rusak berat, sedangkan jangkauan pelayanan telah menghubungkan semua kelurahan dan desa di Kota Ambon.

Transportasi laut

Pelabuhan (Dermaga) Nusantara Yos Soedarso tipe kelas 4, difungsikan sebagai Pelabuhan utama untuk kegiatan ekspor dan Impor serta penumpang, sedangkan untuk mendukung kegiatan pelayaran antar pulau tersedia Pelabuhan Gudang Arang dan Pelabuhan Slamet Riyadi yang berfungsi sebagi pelabuhan lokal yang dikelola oleh PT. PELINDO.

Berkas:Pelabuhan Yos Sudarso.jpg
Pelabuhan Yos Sudarso adalah pelabuhan utama di Ambon.

Transportasi udara

Bandara Udara di Kota Ambon yaitu Bandara Udara Pattimura dengan fungsi sebagai Bandara Internasional, telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas sesuai dengan peruntukannya sebagai Bandara Internasional, berlokasi di Desa Laha Kecamatan Teluk Ambon, berjarak 36 Km dari pusat Kota Ambon.

Transportasi darat

Untuk tahun 2007-2008, terdapat 2 buah terminal yang berlokasi di kompleks pertokoan Mardika dan Batu merah. Jumlah mobil angkutan umum, adalah sebanyak 1.117 kendaraan yang melayani 61 trayek.

Pemerintah Kota Ambon telah melakukan study kelayakan untuk pembanggunan terminal transit pada kawasan Passo di atas lahan sekitar 5 Ha. Terminal ini nantinya akan di fungsikan untuk melayani kebutuhan angkutan penumpang dari Jezirah Leihitu dan Jezirah Salahutu, Maluku Tengah.

Pendidikan

Pendidikan formal SD atau MI negeri dan swasta SMP atau MTs negeri dan swasta SMA negeri dan swasta MA negeri dan swasta SMK negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 209 59 33 2 12 11

Tingkat Pendidikan

Berdasarkan data sementara dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, tingkat pendidikan di kota Ambon semakin membaik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yang ditandai dengan rasio murid-guru, rasio guru-sekolah, jumlah kelulusan, nilai kelulusan, APM dan APK, serta jumlah sarana pendidikan yang tersedia.

Peningkatan ini lebih disebabkan karena membaiknya situasi keamanan sejak 2003 yang mempengaruhi partisipasi dan dukungan terhadap sektor pendidikan. Peningkatan potensi siswa, kualitas guru serta akses yang semakin memadai terhadap peningkatan mutu pendidikan pada tahun 2005 menjadi hal-hal pelengkap membaiknya tingkat pendidikan provinsi.

Sekolah dasar

Sekolah dasar di kota Ambon berjumlah 209 sekolah

Sekolah menengah pertama

Sekolah menengah pertama di kota Ambon berjumlah 59 sekolah dengan rincian antara lain :

  • SMP negeri berjumlah 22 sekolah
  • SMP swasta berjumlah 23 sekolah
  • SMP terbuka berjumlah 1 sekolah
  • SMP luar biasa negeri berjumlah 2 sekolah
  • SMP luar biasa swasta berjumlah 3 sekolah
  • MTs negeri setingkat SMP berjumlah 1 sekolah
  • MTs swasta setingkat SMP berjumlah 6 sekolah

Sekolah menengah atas

Sekolah menengah atas di kota Ambon berjumlah 35 sekolah dengan rincian antara lain :

  • SMA negeri berjumlah 15 sekolah
  • SMA swasta berjumlah 18 sekolah
  • Madrasah Aliyah Negeri setingkat SMA berjumlah 1 sekolah
  • Madrasah Aliyah Swasta setingkat SMA berjumlah 1 sekolah
Berkas:95 SMA.jpg
SMA Negeri Siwalima Boarding School Ambon

Sekolah menengah kejuruan

Sekolah menengah kejuruan setingkat SMA di kota Ambon berjumlah 12 sekolah dengan rincian antara lain :

  • SMK negeri berjumlah 7 sekolah
  • SMK swasta berjumlah 5 sekolah

Perguruan tinggi

Perguruan Tinggi yang ada di Kota Ambon sebanyak 11 universitas dengan rincian antara lain :

  • Perguruan tinggi negeri
  1. Universitas Pattimura di Poka
  2. Politeknik Negeri Ambon
  3. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Rijali di Kebun Cengkeh
  • Perguruan tinggi swasta
  1. Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri, Ambon
  2. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Trinitas, Ambon
  3. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Abdul Azis Kataloka, Ambon
  4. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Manajemen Rutu Nusa
  5. Sekolah Tinggi Kesehatan Pasapua, Ambon
  6. Universitas Darussalam Ambon, Ambon
  7. Universitas Kristen Indonesia Maluku, Ambon
  8. Akademi Maritim Maluku, Ambon
  9. Akademi Sekretari Dan Manajemen Caritas, Ambon
  10. Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku, Ambon

Kesehatan

Daftar rumah sakit

  • Rumah Sakit Dr. J. A. Latumeten

berlokasi di Jl. Dr. Tamaela Kota Ambon 97111

  • Rumah Sakit GPM Ambon

berlokasi di Jl. Anthonie Rebok Ambon 97126. Adalah rumah sakit swasta milik GPM (Gereja Protestan Maluku)

  • Rumah Sakit Hative

berlokasi di Jl. Tantui Kota Ambon - Maluku. Telp: 0911 52715

  • Rumah Sakit Bersalin Al-Fatah

berlokasi di Jl. Sultan Babullah Waihaong, kecamatan Nusaniwe

  • Rumah Sakit Jiwa Pusat Kota Ambon

berlokasi di Jl. Laksda Leo Wattimena Passo Kota Ambon - Maluku. Telp: 0911 61392 Fax: 0911 61392

  • Rumah Sakit Lanud Pattimura

berlokasi di Lanud/Bandara Pattimura Kota Ambon - Maluku. Telp: 0911 61693

  • Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Kota Ambon

berlokasi di Jl. Layar No. 1 Halong Komplek Pangkalan TNI-AL Kota Ambon - Maluku. Telp: 0911 52153

  • Rumah Sakit Khusus Bedah Bakti Rahayu

berlokasi di Jl. A. Yani (Belakang RRI) Kota Ambon - Maluku. Telp: 0911 342746

  • Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. M Haulussy Ambon

berlokasi di Jl. Dr. Kayadoe Ambon 97116

  • Rumah Sakit POLRI Bhayangkara Kota Ambon

berlokasi di Jl. Dr. Latumeten Kota Ambon - Maluku. Telp: 0911 52288

  • Rumah Sakit Tentara Ambon

berlokasi di Jl.Dr. Sutomo, Ambon, Maluku, Indonesia

  • Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambon

berlokasi di Jl. Dr. J.B. Sitanala, Ambon

Berkas:RSUD Ambon.jpg
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon

Daftar rencana pembangunan rumah sakit

Rencananya, Rumah Sakit Universitas Indonesia akan dibangun oleh jaringan Sasana Husada yang akan berlokasi di negeri Passo, Ambon.

  • Rumah Sakit Ambon Internasional

Rencananya, Rumah Sakit Ambon Internasional akan dibangun oleh kontraktor kesehatan asal Korea Selatan yang akan berlokasi diwilayah Sirimau.

  • Rumah Sakit Pendidikan Universitas Pattimura

Rencananya, Rumah Sakit Pendidikan Universitas Pattimura akan dibangun diarea sekitar fakultas kedokteran Universitas Pattimura, Ambon untuk meningkatkan mutu fakultas kedokteran di Universitas tersebut jaringan Sasana Husada

Fasilitas Kota

Berkas:Masjid Raya Al-Fatah Ambon.jpg
Masjid Raya Al-Fatah adalah masjid utama bagi umat Islam di kota Ambon. Masjid ini pula yang menjadi benteng pertahanan orang Islam dalam konflik horizontal bermotif SARA tahun 1996-2002 di Ambon.
  • Masjid

Jumlah masjid di kota Ambon mencapai 102 buah masjid, dan 400 lebih musala atau langgar. Masjid utama di kota Ambon adalah Masjid Multifungsi Al-Fatah.

Berkas:Gereja Silo.jpg
Gereja Silo (GPM Silo Jemaat Ambon) adalah salah satu gereja Protestan utama di kota Ambon.
  • Gereja

Jumlah gereja dikota Ambon hampir mencapai 200-an lebih, baik gereja Katolik maupun gereja Protestan. Gereja utama di kota Ambon adalah GPM (Gereja Protestan Maluku) Silo, GPM (Gereja Protestan Maluku) Maranatha dan Katedral Amboina.

  • Lapangan Merdeka (di Mardika, Sirimau)
  • Pelabuhan

Jumlah pelabuhan di kota Ambon ada 5 yaitu pelabuhan utama Yos Sudarso, pelabuhan antar pulau Gudang Arang, pelabuhan penyebrangan di Galala, pelabuhan penyebrangan di Laha dan pelabuhan lokal.

Berkas:GPM Maranatha.jpg
GPM (Gereja Protestan Maluku) Maranatha adalah gereja Protestan paling utama dan paling sentral di kota Ambon
  • Bandara

Bandara yang melayani Ambon dan kecamatan Leihitu, Maluku Tengah serta Salahutu, Maluku Tengah yaitu Bandara Internasional Pattimura yang berada di negeri Laha, Teluk Ambon, Ambon, Teluk Ambon, Ambon yang berjarak 39 km dari pusat kota.

  • Mal

Kota Ambon memiliki 2 buah mal yaitu Ambon plaza yang terkenal sebagai Amplas dan Mal baru di negeri Passo.

  • Rumah Sakit

Kota Ambon memiliki 11 buah rumah sakit dengn standar akreditasi "bagus".

Pariwisata

Berkas:Peta Lokasi Wisata Ambon.jpg
Peta lokasi pariwisata di kota Ambon dan Sekitarnya.

Sejak lama Ambon dikenal sebagai salah satu kota dengan gugusan pulau yang memberikan karakteristik khas karena sebagian besar wilayahnya terdiri dari pegunungan, perbukitan, pesisir pantai, dan kelautan. Karaktaristik ini memberikan peluang adanya banyak potensi alam yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, terutama wisata bahari termasuk potensi wisata bawah laut, karena daerah dengan luas wilayah lautnya besar tentu menyimpan sejuta kekayaan alam.

Lima wilayah ekologis perairan pesisir Kota Ambon memiliki potensi wisata bahari yang potensial. Dengan kondisi dan bentangan biofisik yang ada maka berbagai paket wisata bisa dirancang dan direncanakan untuk dikembangkan meliputi ekowisata, wisata pantai, wisata renang dan selam serta wisata pancing. Hal ini turut didukung oleh kondisi alam pantai dengan panorama yang indah baik pada daerah pesisir pantai maupun daerah bawah laut yang memiliki beraneka ragam ikan hias dan terumbu karang yang langka di dunia.

Selain memiliki karakteristik wisata bahari yang metampakkan ciri khas Ambon sebagai kota kepulauan, juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang cukup tinggi. Wujud warisan sejarah dan budaya fisik yang sampai saat ini dapat dilihat antaranya yaitu gedung-gedung ibadah, tempat-tempat pemakaman, rumah-rumah raja, bentuk-bentuk patung yang terkait dengan kepercayaan dan kepahlawanan, monument perjuangan, benteng-benteng. Potensi-potensi tersebut harus menjadi perhatian dalam rangka mengembalikan citra Ambon yang dikenal dengan “Ambon Manise”.

Berkas:Monumen Pattimura ACC.jpg
Monumen Pattimura di Museum Siwalima, Ambon

Daya tarik wisata yang dimiliki Kota Ambon hampir sebagian besar di dominasi oleh wisata pantai, hal ini tidak luput dari kondisi fisik Kota Ambon yang sebagian besar di kelilingi oleh perairan dan teluk, seperti Laut Banda, Teluk Ambon, Teluk Dalam dan Teluk Baguala. Dengan adanya potensi perairan dan teluk serta di tunjang dengan kondisi alam yang menawarkan keindahan alam, tentunya Kota Ambon ini mempunyai potensi besar untuk dikemkembangkan dalam sektor pariwisata. Berikut disajikan profil dari beberapa lokasi yang memiliki potensi wisata (alami dan buatan) yang kiranya dapat dijadikan sebagai Objek Wisata Kota Ambon dimasa kini dan kedepan.

Lokasi pariwisata

Sampai dengan Tahun 2008 di Kota Ambon terdapat 39 objek wisata, berupa objek wisata alam 24 dan budaya 15 dengan penyebarannya yaitu untuk Kecamatan Nusaniwe 12 objek wisata alam (Laut 10, Darat 2) dan 2 objek wisata sejarah serta budaya Kecamatan Sirimau, 3 objek wisata alam (darat) serta 8 objek budaya dan sejarah. Kecamatan Baguala objek wisata alam laut 6, Darat 1 dan Budaya serta sejarah 4. Sejumlah objek wisata di dua Kecamatan yaitu di Kecamatan Teluk Ambon dan Kecamatan Leitimur Selatan, belum dikembangkan.

Berkas:Ambon Malam Tahun Baru.jpg
Kota Ambon saat suasana tahun baru 2012-2013 di kawasan Manggadua.
  • Patung Pattimura, di Lapangan Merdeka
  • Patung Martha Christina Tiahahu, di Karang Panjang
Berkas:Tugu Martha Christina Tiahahu.jpg
Tugu atau patung pahlawan nasional asal Maluku, Martha Christina Tiahahu, terletak di Karang Pajang Ambon.
  • Tugu Dolan, di Kudamati. Tugu ini dibangun untuk memperingati pertempuran dengan tentara Australia
  • Tugu Trikora, di Urimesing
  • Taman Makam Pahlawan PD II-Australia, di Tantui
  • Monumen Australia, di Laha dan Tawiri
  • Monumen Jepang, di Tawiri
  • Patung Franciscus Xaverius, di Batu Meja
  • Fort Victoria, di Belakang Soya
  • Monumen Rumphius, di Batu Meja
  • Museum Siwalima, di Taman Makmur
  • Museum Molukken, di Rijali
  • Pantai Namalatu, di Latuhalat
  • Pantai Santai, di Latuhalat
  • Tanjung Nusaniwe, di Nusaniwe
  • Pintu Kota, di Airlouw
  • Pantai dan gua bawah laut di Desa Hukurila
  • Tempayan Sopi, di desa Soya
  • Batu Layar, didesa Larike
  • Gong Perdamaian Dunia di pusat Kota/ACC (Ambon City Centre)
Berkas:Pintu Kota Ambon.png
Pantai Pintu Kota Manise di Negeri Air Louw.
Gong Perdamaian Dunia yang ke-39 untuk memperingati kerusuhan bermotif SARA pada tahun 1996-2002. Gong ini terletak di Ambon City Centre.
  • Goa Batu Lobang, di Desa Amahusu
  • Bunker/Terowongan bawah tanah V.O.C., di Benteng Atas Sekitar Hunipopu
  • Puing kapal pengangkut Barang peninggalan Belanda/Portugis, di dasar perairan laut Waiyame
  • Lereng Gunung Sirimau di daerah Soya Atas, terdapat sebuah gereja tertua dengan arsitektur unik dan dibangun pada 1546.

Perhotelan

Jumlah Hotel di Kota Ambon tercatat 33 buah terdiri dari Hotel Bintang III sebanyak 3 buah dengan 197 kamar dan 251 tempat tidur, Hotel Bintang II sebanyak 2 buah dengan 65 kamar dan 87 tempat tidur,Hotel bintang I sebanyak 5 buah dengan 154 tempat tidur, sedangkan Hotel Non Bintang sebanyak 23 buah dengan 400 kamar dan 628 tempat tidur.

Restoran, rumah makan, dll

Jumlah restoran dan rumah makan sebanyak 129, Rumah kopi 29, Cafe 24, Warung 36, Fried Chicken 2 dan Karaoke 26, sedangkan untuk tempat hiburan lainnya sebanyak 42 buah.

Peluang investasi

Usaha pariwisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai investasi pada sektor hulu adalah pengembangan 8 potensi pariwisata di Kota Ambon yang belum dikembangkan dan pada bagian hilir adalah usaha biro perjalanan wisata dan usaha perdagangan produk-produk cenderamata. Skala usaha yang cocok dikembangkan adalah usaha kecil dan menengah, pembangunan hotel berbintang, usaha jasa perjalanan wisata serta pengembangan wisata bahari.

Berkas:Festival Teluk Ambon.jpg
Festival teluk Ambon 2012 di Amahusu.

Musik dan hiburan lainnya

Kota Ambon dikenal sebagai kota musik dan surga bagi para pemusik terutama jenis musik Hip-Hop, Rap dan Jazz. Festival yang paling menarik dalam permusikan kota Ambon yaitu digelarnya dua festival, Ambon Jazz Plus Festival dan Festival Musik HUT Kota Ambon. Kota ini juga dikenal sebagai salah satu gudang musisi terkenal baik di tanah air maupun di dunia internasional seperti Daniel Sahuleka, Broery Marantika, Ruth Sahanaya, Regina Idol, Lexs Trio, Doddie Latuharhary, Corr Tetelepta, Jhon Lawalatta, Chamber Choral, Utha Likumahua, Glenn Fredly, Obbie Mesakh Bob Tutupoli, Harvey Mailaholo, Grace Simon, Utha Likumahua, Enteng Tanamal, dll.

Kuliner

Kota Ambon terkenal sebagai kota yang memiliki variasi kuliner yang menarik. Kuliner khas kota ini antara lain Papeda, Colo-colo, Kohu-kohu, Bubur Ne, Sagu Gula, Sinoli, Pisang Goreng, Ampas Tarigu, Ikang Asar, Sopi, Sageru dll.

Perekonomian

Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto per kapita Kota Ambon berdasarkan harga berlaku tumbuh cukup cepat, yaitu 8,3 persen, sedangkan untuk harga konstan di Kota Ambon mengalami pertumbuhan sebesar 1,7 persen. PDB perkapita masyarakat Kota Ambon pada tahun 2014 atas dasar harga konstan 2010 adalah sebesar 19,5 Juta Rupiah (U$1423,31) sedang PDB perkapita pada tahun 2014 berdasarkan Harga berlaku adalah 25,16 Juta Rupiah (U$ 1836,43). Angka kemiskinan di Kota Ambon adalah 4,42% dan merupakan persentase kemiskinan paling kecil di Provinsi Maluku.[4]

Investasi

Perikanan

Wilayah perairan Kota Ambon memiliki sumberdaya perikanan yang sangat potensial ditinjau dari besaran stok maupun peluang pemanfaatan dan pengembangannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dan analisis terhadap kelimpahan stok potensi lestari. Untuk jenis ikan pelagis kecil kelimpahan stoknya adalah sebesar 1.470,7 ton/bln dengan potensi lestari sebesar 735,4 ton/bln, sementara pemanfaatannya sebesar 232 ton/bln. Jenis-jenis ikan pelagis kecil yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan dan dikembangkan adalah Stolephorus spp, Sardinela spp, Decapterus spp, Restrelliger spp serta Cypselurus spp.

Ikan pelagis besar tersebar pada wilayah ekologis pantai selatan Kota Ambon dengan kelimpahan stok sebesar 620,6 ton/bln dengan maksimum tangkap lestari (MSY) sebesar 310,3 ton/bln di mana pemanfaatannya telah mencapai 127,1 ton/bln atau sebesar 41% dari MSY. Ikan pelagis besar didominasi oleh Cakalang (Skipjack Tuna) dan Tatihu (Yellow Fin Tuna).

Investasi untuk sektor perikanan dapat dalam bentuk perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Untuk perikanan tangkap, pada bagian hulu dapat dikembangkan usaha pengadaan kapal, pasokan es dan Colt Strorage, sedangkan pada bagian hilir dapat dikembangkan usaha pengolahan komoditas kaleng, komoditas beku, dan komoditas segar. Disamping adanya kegiatan pengasapan ikan yang dapat dipasarkan untuk memasok kebutuhan lokal, regional (intra wilayah Maluku) dan nasional, selain itu juga dapat dikembangkan usaha rumah makan/restoran. Untuk perikanan budidaya usaha yang potensial dikembangkan adalah kolam pancing dan ekowisata.

Perdagangan dan jasa

Sampai dengan tahun 2008 ada tiga usaha yang menonjol yaitu, Usaha Kecil dan Menengah sebanyak 876 buah yang tersebar di Wilayah Kota Ambon, Perdagangan dan Jasa sebanyak 949 buah serta Industri sebanyak 87 buah.

Disamping itu juga untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat, telah tersedia 2 buah Plaza, 7 pasar tradisional dan 1 kawasan baru untuk pengembangan pusat aktivitas perekonomian. Dengan adanya pengembangan kawasan passo sebaggai kota orde kedua, maka peluang investasi pembangunan kawasan perdagangan dan jasa sangat menjanjikan.

Sejalan dengan pengembangan Kawasan Passo sebagai Kota Orde Kedua memiliki akses yang sangat besar untuk menciptakan peluang bagi investor mengembangkan sektor perdagangan dan jasa. Karena kawasan ini akan didukung dengan ketersediaan terminal transit serta adanya alokasi ruang yang cukup serta potensial bagi pengembangan permukiman baru sehingga peluang investasi yang memiliki prospek adalah pembangunan kawasan perdagangan dan jasa.

Peternakan

Populasi ternak yang diusahakan selama tahun 2008, terdiri dari ternak besar yaitu : Sapi 640 ekor, Kerbau 61 ekor, sedangkan untuk ternak kecil yaitu Kambing 853 ekor, Babi 1.883 ekor. Untuk jenis unggas yaitu Itik 890 ekor dan Ayam 66.848 ekor.

Investasi pada subsektor peternakan dapat dilakukan pada bagian hulu dan bagian hilir, di mana untuk ternak besar dapat dikembangkan usaha peternakan dan usaha penggemukan sedangkan pada bagian hilir dapat dikembangkan usaha pengolahan dalam bentuk industri pengolahan daging abon atau dendeng. Untuk ternak unggas, usaha yang dapat dikembangkan adalah usaha peternakan perdagangan pakan ternak pada bagian hulu dan pada bagian hilir adalah usaha rumah makan/restoran.

Industri

Industri dibidang pengolahan ikan/perikanan merupakan idustri utama. Industri di Ambon sebagian besar masih merupakan industri rumahan (Home Industri). Produk-produk industri kota Ambon antara lain makanan, produk tekstil/konveksi, pengolahan ikan, pembekuan ikan, kerajinan tangan dan furniture (meubeler)

Energi

Kondisi hidrologi Ambon dicirikan oleh banyaknya sungai yang mengalir dari pegunungan dan bermuara di Teluk Ambon dan Teluk Dalam. Beberapa sungai besar yang memiliki daerah aliran cukup jauh serta debit yang potensial antara lain : Wai Ruhu dengan debit 35,05 m³/detik, Wai Batu Gajah dengan debit 20 m³/detik serta Wai Tonahitu dengan debit 19,50 m³/detik.

Potensi investasi kelistrikan yang dapat dikembangkan adalah penyediaan mikro hidro untuk penambahan daya listrik dengan memanfaatkan sungai yang memiliki potensi debit cukup besar di antaranya ketiga sungai di atas.

Perumahan

Bertambahnya jumlah penduduk serta makin membaik strata kehidupan sosial ekonomi masyarakat Ambon dengan pola konsumsi yang sangat tinggi berdampak pada tuntutan kebutuhan papan (rumah) yang sehat dengan lingkungan yang baik. Beberapa kawasan pengembangan sesuai arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon yang merupakan sentra pertumbuhan baru dan potensial seperti kawasan Passo dengan lahan yang sangat datar telah dicadangkan untuk kawasan pertumbuhan baru bukan saja bagi sektor perdagangan dan jasa namun juga bagi sektor-sektor lainnya termasuk sektor perumahan dan permukiman.

Kawasan Passo sebagai Kota Orde Kedua memiliki keunggulan spatial dan potensi yang sangat besar untuk prospek pengembangan perumahan dan permukiman baru baik itu rumah tinggal maupun rumah toko (Ruko). Pengembangan kawasan ini karena ditunjang dengan kemampuan daya dukung lahan yang tersedia serta adanya rencana Pemerintah Kota untuk mengembangkan kawasan Passo sebagai pusat aktivitas ekonomi baru.

Kota kembar

Kota-kota baik dalam negeri maupun negeri tetangga yang menjadi bagian dari proyek kota kembar dengan kota Ambon, Maluku adalah:

Proyek ini telah menjadi ajang saling tukar-menukar informasi dan perundingan untuk membincangkan berbagai masalah ekonomi dan perkotaan. Berbagai kerangka kerjasama antara kota bersaudara, kenyataannya terus berkembang dalam bidang-bidang yang semakin luas, baik sosial maupun pendidikan serta wisata dll.

Kota Ambon, Kupang, Manado dan Jayapura sebagai kota-kota utama di Indonesia bagian timur menghadapi permasalahan di bidang sosial, kelautan, transportasi laut, wisata dan tata perkotaan, maka dengan adanya proyek kota kembar ini diharapkan kota-kota terbaik dapat saling membantu memecahkan masalah-masalah yang ada.

Lihat pula

Maluku adalah provinsi yang beribukota di Ambon.

Pulau Ambon terbagi atas Kota Ambon disebelah selatan dan Leihitu, Maluku Tengah, kabupaten Maluku Tengah di utara.

Orang Ambon/Suku Ambon yang mendiami wilayah Maluku Tengah yaitu Pulau Ambon, Pulau Seram, Lease dan Gorom. Orang Ambon memiliki nama fam pada belakang nama mereka. Fam/Marga Ambon berjumlah sangat banyak.

Referensi

  1. ^ Daftar ibukota provinsi di Indonesia.
  2. ^ Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia Since c.1300, 2nd Edition. London: MacMillan. hlm. 25. ISBN 0-333-57689-6. 
  3. ^ ambon.go.id Sejarah Kota Ambon
  4. ^ Kota Ambon dalam Angka,BPS Kota Ambon.

Pranala luar