Syarif Kasim II dari Siak: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 202.67.35.2 dan Syarif Hamdani) dan mengembalikan revisi 11766212 oleh Wagino 20100516 |
||
Baris 25: | Baris 25: | ||
|succeeding =<!-- Diisi apabila baru terpilih dan belum menjabat. Apabila sudah menjabat, isi di bagian predecessor. --> |
|succeeding =<!-- Diisi apabila baru terpilih dan belum menjabat. Apabila sudah menjabat, isi di bagian predecessor. --> |
||
|predecessor = [[Syarif Hasyim dari Siak|Sultan Syarif Hasyim]] |
|predecessor = [[Syarif Hasyim dari Siak|Sultan Syarif Hasyim]] |
||
|successor = |
|successor = ''tidak ada'' |
||
|constituency = |
|constituency = |
||
|majority = |
|majority = |
||
Baris 44: | Baris 44: | ||
|parents = |
|parents = |
||
|residence = |
|residence = |
||
|alma_mater = |
|alma_mater = |
||
|occupation = |
|occupation = |
||
|profession = |
|profession = |
||
Baris 50: | Baris 50: | ||
|signature = |
|signature = |
||
}} |
}} |
||
'''Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin'''<ref>Dutch East Indies, (1941), ''Regeerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië'', Volume 1.</ref> atau '''Sultan Syarif Kasim II''' ({{lahirmati|[[Siak Sri Indrapura]], [[Riau]]|1|12|1893|[[Rumbai]], [[Pekanbaru]], [[Riau]]|23|4|1968}}) adalah [[sultan]] ke-12 [[Kesultanan Siak]]. Ia |
'''Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin'''<ref>Dutch East Indies, (1941), ''Regeerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië'', Volume 1.</ref> atau '''Sultan Syarif Kasim II''' ({{lahirmati|[[Siak Sri Indrapura]], [[Riau]]|1|12|1893|[[Rumbai]], [[Pekanbaru]], [[Riau]]|23|4|1968}}) adalah [[sultan]] ke-12 [[Kesultanan Siak]]. Ia dinobatkan sebagai sultan pada umur 21 tahun menggantikan ayahnya [[Syarif Hasyim dari Siak|Sultan Syarif Hasyim]]. |
||
Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pendukung perjuangan kemerdekaan [[Indonesia]]. Tidak lama setelah proklamasi dia menyatakan Kesultanan Siak sebagai bagian wilayah Indonesia, dan dia menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden untuk pemerintah republik (setara dengan 151 juta gulden atau € 69 juta Euro pada tahun 2011)<ref>Comparing the purchasing power of the guilder from 1450 to any other year, http://www.iisg.nl/hpw/calculate.php</ref> . Bersama Sultan [[Kesultanan Serdang|Serdang]] dia juga berusaha membujuk raja-raja di Sumatera Timur lainnya untuk turut memihak republik. Namanya kini diabadikan untuk [[Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II]] di [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]]. |
Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pendukung perjuangan kemerdekaan [[Indonesia]]. Tidak lama setelah proklamasi dia menyatakan Kesultanan Siak sebagai bagian wilayah Indonesia, dan dia menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden untuk pemerintah republik (setara dengan 151 juta gulden atau € 69 juta Euro pada tahun 2011)<ref>Comparing the purchasing power of the guilder from 1450 to any other year, http://www.iisg.nl/hpw/calculate.php</ref> . Bersama Sultan [[Kesultanan Serdang|Serdang]] dia juga berusaha membujuk raja-raja di Sumatera Timur lainnya untuk turut memihak republik. Namanya kini diabadikan untuk [[Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II]] di [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]]. |
||
Revisi per 8 September 2017 02.50
Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin Sultan Syarif Kasim II | |
---|---|
Sultan Siak Sri Inderapura 12 | |
Masa jabatan 1915 – 1946 | |
Pengganti tidak ada | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 1 Desember 1893 Siak Sri Inderapura |
Meninggal | 23 April 1968 Pekanbaru, Riau | (umur 74)
Sunting kotak info • L • B |
Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin[1] atau Sultan Syarif Kasim II (1 Desember 1893 – 23 April 1968) adalah sultan ke-12 Kesultanan Siak. Ia dinobatkan sebagai sultan pada umur 21 tahun menggantikan ayahnya Sultan Syarif Hasyim. Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tidak lama setelah proklamasi dia menyatakan Kesultanan Siak sebagai bagian wilayah Indonesia, dan dia menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden untuk pemerintah republik (setara dengan 151 juta gulden atau € 69 juta Euro pada tahun 2011)[2] . Bersama Sultan Serdang dia juga berusaha membujuk raja-raja di Sumatera Timur lainnya untuk turut memihak republik. Namanya kini diabadikan untuk Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru.
Referensi
- ^ Dutch East Indies, (1941), Regeerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië, Volume 1.
- ^ Comparing the purchasing power of the guilder from 1450 to any other year, http://www.iisg.nl/hpw/calculate.php