Syarif Kasim II dari Siak: Perbedaan antara revisi
11 dari marga Banahsan Asseqaf. Kerabat dengan Habib Hairani bin Hasan Alkadrie dari Pontianak, Kalimantan Barat serta Syarif Mohamad Andre Zein Alkadrie (Pangeran Muda Syarif dari Ketapang). Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 25: | Baris 25: | ||
|succeeding =<!-- Diisi apabila baru terpilih dan belum menjabat. Apabila sudah menjabat, isi di bagian predecessor. --> |
|succeeding =<!-- Diisi apabila baru terpilih dan belum menjabat. Apabila sudah menjabat, isi di bagian predecessor. --> |
||
|predecessor = [[Syarif Hasyim dari Siak|Sultan Syarif Hasyim]] |
|predecessor = [[Syarif Hasyim dari Siak|Sultan Syarif Hasyim]] |
||
|successor = |
|successor = Pangeran Muda Syarif Mohammad Andre Zein Alkadrie |
||
|constituency = |
|constituency = |
||
|majority = |
|majority = |
Revisi per 7 September 2017 19.08
Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin Sultan Syarif Kasim II | |
---|---|
Sultan Siak Sri Inderapura 12 | |
Masa jabatan 1915 – 1946 | |
Pengganti Pangeran Muda Syarif Mohammad Andre Zein Alkadrie | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 1 Desember 1893 Siak Sri Inderapura |
Meninggal | 23 April 1968 Pekanbaru, Riau | (umur 74)
Alma mater | Habib Hairani bin Hasan Alkadrie |
Sunting kotak info • L • B |
Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin[1] atau Sultan Syarif Kasim II (1 Desember 1893 – 23 April 1968) adalah sultan ke-12 Kesultanan Siak. Ia adalah keturunan nabi Muhammad ke 11 dari marga Banahsan Asseqaf. Kerabat dengan Habib Hairani bin Hasan Alkadrie dari Pontianak, Kalimantan Barat serta Syarif Mohamad Andre Zein Alkadrie (Pangeran Muda Syarif dari Ketapang). Dan Sultan Syarif Kasim II dinobatkan sebagai sultan pada umur 21 tahun menggantikan ayahnya Sultan Syarif Hasyim. Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tidak lama setelah proklamasi dia menyatakan Kesultanan Siak sebagai bagian wilayah Indonesia, dan dia menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden untuk pemerintah republik (setara dengan 151 juta gulden atau € 69 juta Euro pada tahun 2011)[2] . Bersama Sultan Serdang dia juga berusaha membujuk raja-raja di Sumatera Timur lainnya untuk turut memihak republik. Namanya kini diabadikan untuk Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru.
Referensi
- ^ Dutch East Indies, (1941), Regeerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië, Volume 1.
- ^ Comparing the purchasing power of the guilder from 1450 to any other year, http://www.iisg.nl/hpw/calculate.php