Akbar Faizal: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus penggunaan berkas karena berkas telah dihapus karena melanggar WP:F2#Kebijakan_gambar_tokoh_yang_masih_hidup
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 1: Baris 1:

'''Akbar Faizal''' ({{lahirmati|[[Kota Makassar|Makassar]]|21|12|1968}}) merupakan seorang [[politikus]] [[Indonesia]] dan anggota [[DPR]].
'''Akbar Faizal''' ({{lahirmati|[[Kota Makassar|Makassar]]|21|12|1968}}) merupakan seorang [[politikus]] [[Indonesia]] dan anggota [[DPR]].



Revisi per 13 Agustus 2017 08.25

Akbar Faizal (lahir 21 Desember 1968) merupakan seorang politikus Indonesia dan anggota DPR.

Biografi

Akbar Faizal lahir di Sulawesi Selatan, tepatnya di kota Makassar. Ia dilahirkan sebagai pribadi pekerja keras. Di usia mudanya ia telah bekerja sebagai wartawan di sebuah koran daerah saat masih kuliah di Fakultas Bahasa dan Sastra IKIP Ujung Pandang, Makassar. Kariernya berlanjut sebagai wartawan salah satu koran nasional terkenal di Indonesia. Sifat pekerja keras Akbar juga tercermin dalam kariernya. Ia telah menduduki berbagai posisi strategis di berbagai instansi seperti pemimpin redaksi di sebuah majalah dan president director di dua instansi berbeda.

Selain pekerja keras, Akbar faizal juga sebagai pribadi yang sederhana. Politikus dari Partai Hanura ini merupakan salah satu pejabat yang menyimpan mobilnya dan memilih menggunakan kendaraan umum saat pergi ke tempat kerja. Akbar yang tinggal di Depok, Jawa Barat, tidak mau kehilangan banyak waktu di jalan karena macet. Maka dari itu ia memilih menggunakan KRL. Biasanya Akbar naik dari Stasiun KA Depok Lama dan turun di Stasiun Dukuh Atas. Lalu dia melanjutkan perjalanan ke Gedung DPR dengan menumpang taksi atau ojek. Akbar menaruh mobilnya di Gedung DPR karena terkadang dia harus menghadiri kegiatan Dewan di luar Gedung DPR. Untuk diketahui, Akbar memiliki Honda Civic keluaran 2008 dan Honda CRV edisi 2009 yang dibelinya sebelum menjadi anggota Dewan.

Akbar Faizal juga merupakan seseorang yang aktif. Sejak di bangku Sekolah Dasar ia sudah senang berorganisasi dengan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler pramuka. Berlanjut dengan menjadi anggota OSIS di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Di bangku perkuliahan Akbar juga terdaftar sebagai aktivis di HMI.

Karier politik Akbar dimulai saat ia menjadi salah satu pendiri Partai Demokrat dan salah satu generasi pertama Partai Demokrat. Bahkan Akbar adalah pendiri dan ketua umum Pemuda Partai Demokrat pada tahun 2003 sampai 2007. Lelaki yang gemar menulis cerpen, puisi, maupun novel ini kemudian menerima pinangan Partai Hanura, partai politik yang didirikan Wiranto, hingga mengantarkan dirinya menjadi wakil rakyat dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan II. Pada tahun pertama ia dipercaya duduk di Komisi V DPR dan saat ini Akbar duduk di Komisi II DPR.

Di Dewan Perwakilan Rakyat, Akbar Faizal merupakan salah satu anggota yang kritis, tegas, keras, dan berani menantang siapa saja untuk memperjuangkan kebenaran. Nama Akbar Faizal langsung bergaung di antara 560 wakil rakyat lainnya saat ia menjadi anggota Panitia Khusus Hak Angket Bank Century. Walau Pansus Hak Angket Bank Century telah berlalu, karakternya yang selalu vokal, cerdas, dan berargumen dengan logis itu secara konsisten dipertahankannya. Dengan pembawaannya itu pula Akbar terpilih sebagai Man of The Year 2010 dari salah satu media di tanah air.

Selain itu Akbar Faizal juga dinobatkan sebagai anggota DPR RI paling berpengaruh oleh Charta Politika Indonesia. Anggota Komisi II DPR RI ini resmi menerima Charta Politika Award III pada Selasa malam, 28 Februari 2012, di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta. Akbar Faizal berhasil mendapatkan salah satu award dari kategori politikus partai oposisi pemerintah mengalahkan sejumlah nominator politikus oposan seperti Tjahyo Kumolo, Gandjar Pranowo, Eva Kusuma Sundari, dan Rieke Diah Pitaloka.

Namun dia memutuskan untuk hengkang dari anggota DPR dan partai Hanura. Kini Akbar menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem. Perpindahan Akbar ke Nasdem dikarenakan ingin menjadi pihak oposisi telak dari pemerintahan yang korup.

Pranala luar