Kota Pematangsiantar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Ular rihik (bicara | kontrib)
Baris 153: Baris 153:
||2.||[[Berkas:Gubernur Jambi Djamaluddin Tambunan.jpg|100px]]||[[Djamaluddin Tambunan]]||1957||1959
||2.||[[Berkas:Gubernur Jambi Djamaluddin Tambunan.jpg|100px]]||[[Djamaluddin Tambunan]]||1957||1959
|-
|-
||3.|| ||[[Rakoetta Sembiring]]||1960||1964
||3.|| ||[[Rakutta Sembiring Brahmana]]||1960||1964
|-
|-
||4.|| ||[[Abner Situmorang]]||Juni 1964||Agustus 1964
||4.|| ||[[Abner Situmorang]]||Juni 1964||Agustus 1964

Revisi per 29 Juli 2017 03.19

Kota Pematangsiantar
ᯃᯬᯖ ᯈᯩᯕᯖᯰᯙᯫᯁᯉ᯳ᯖᯓ᯳
Daerah tingkat II
Berkas:Pematangsiantar.jpg
Motto: 
Sapangambei Manoktok Hitei
Peta
Peta
Kota Pematangsiantar ᯃᯬᯖ ᯈᯩᯕᯖᯰᯙᯫᯁᯉ᯳ᯖᯓ᯳ di Sumatra
Kota Pematangsiantar ᯃᯬᯖ ᯈᯩᯕᯖᯰᯙᯫᯁᯉ᯳ᯖᯓ᯳
Kota Pematangsiantar
ᯃᯬᯖ ᯈᯩᯕᯖᯰᯙᯫᯁᯉ᯳ᯖᯓ᯳
Peta
Kota Pematangsiantar ᯃᯬᯖ ᯈᯩᯕᯖᯰᯙᯫᯁᯉ᯳ᯖᯓ᯳ di Indonesia
Kota Pematangsiantar ᯃᯬᯖ ᯈᯩᯕᯖᯰᯙᯫᯁᯉ᯳ᯖᯓ᯳
Kota Pematangsiantar
ᯃᯬᯖ ᯈᯩᯕᯖᯰᯙᯫᯁᯉ᯳ᯖᯓ᯳
Kota Pematangsiantar
ᯃᯬᯖ ᯈᯩᯕᯖᯰᯙᯫᯁᯉ᯳ᯖᯓ᯳ (Indonesia)
Koordinat: 2°58′N 99°04′E / 2.96°N 99.06°E / 2.96; 99.06
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Utara
Tanggal berdiri24 April 1871
Dasar hukum-
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 8
  • Kelurahan: 53
Pemerintahan
 • BupatiAlm. Hulman Sitorus (wafat)
 • Wakil BupatiHefriansyah Noor
Luas
 • Total79,97 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total247,411 (2.015)[1]
Demografi
 • AgamaKristen Protestan 46.83%
Islam 43.91%
Katolik 4.71%
Buddha 4.36%
Hindu 0.11%
Parmalim 0.07%
Konghucu 0.01%[2]
 • BahasaBahasa Indonesia, Bahasa Simalungun, Bahasa Batak Toba, Bahasa Hokkien, Bahasa Jawa
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1273
Kode area telepon0622
Kode Kemendagri12.72
DAURp492.115.399.000.-
Flora resmi-
Fauna resmi-
Situs webhttp://www.pematangsiantarkota.go.id/


Kota Pematangsiantar (sering disingkat Siantar saja) adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di Provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km2 dan berpenduduk sebanyak 247.411 jiwa (2015), dimana Laki-laki berjumlah 120.597 jiwa Dan perempuan 126.814 jiwa.

Kota Pematangsiantar yang hanya berjarak 128 km dari Medan dan 50 km dari Parapat sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke Danau Toba. Sebagai kota penunjang pariwisata di daerah sekitarnya, kota ini memiliki 8 hotel berbintang, 10 hotel melati dan 268 restoran. Di kota ini masih banyak terdapat sepeda motor BSA model lama sebagai becak bermesin yang menimbulkan bunyi yang keras.

Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-3 Adam Malik, lahir di kota ini pada 22 Juli 1917. Kota ini pernah menerima Piala Adipura pada tahun 1993 atas kebersihan dan kelestarian lingkungan kotanya. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu lintasnya, kota ini pun meraih penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada tahun 1996.

Sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian kota yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun ini adalah industri besar dan sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai Rp1,69 triliun, pangsa pasar industri mencapai 38,18% atau Rp646 miliar. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyusul di urutan kedua, dengan sumbangan 22,77% atau Rp385 miliar.

Sejarah

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan daerah kerajaan. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sang Nawaluh Damanik yang memegang kekuasaan sebagai raja tahun 1906.

Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi Kahean, Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu:

  1. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang
  2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota
  3. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu, Martoba, Sukadame, dan Bane.
  4. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang.

Setelah Belanda memasuki Daerah Sumatera Utara, Daerah Simalungun menjadi daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan raja-raja. Kontroleur Belanda yang semula berkedudukan di Perdagangan, pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu Pematangsiantar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, Bangsa Cina mendiami kawasan Timbang Galung dan Kampung Melayu.

Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No. 285 Pematangsiantar berubah menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No. 717 berubah menjadi Gemente yang mempunyai Dewan.

Pada zaman Jepang berubah menjadi Siantar State dan Dewan dihapus. Setelah Proklamasi kemerdekaan, Pematangsiantar kembali menjadi Daerah Otonomi. Berdasarkan Undang-undang No.22/ 1948 Status Gemente menjadi Kota Kabupaten Simalungun dan Wali Kota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai tahun 1957.

Berdasarkan UU No.1/ 1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan keluarnya Undang-undang No.18/ 1965 berubah menjadi Kota, dan dengan keluarnya Undang-undang No. 5/ 1974 tentang-Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1981 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri atas 29 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 12,48 km² yang peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret 1982.

Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

  1. Kecamatan Siantar Barat
  2. Kecamatan Siantar Timur
  3. Kecamatan Siantar Utara
  4. Kecamatan Siantar Selatan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan, di mana 9 desa/Kelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk menjadi wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 km²

Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

  1. Kecamatan Siantar Barat
  2. Kecamatan Siantar Timur
  3. Kecamatan Siantar Utara
  4. Kecamatan Siantar Selatan
  5. Kecamatan Siantar Marihat
  6. Kecamatan Siantar Martoba

Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994, dikeluarkan kesepakatan bersama Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Adapun hasil kesepakatan tersebut adalah wilayah Kota Pematangsiantar menjadi seluas 79,9706 km².

Pada tahun 2007, diterbitkan 5 Peraturan Daerah tentang pemekaran wilayah administrasi Kota Pematangsiantar yaitu:

  1. Peraturan Daerah No.3 tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Sitalasari
  2. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Marimbun
  3. Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Bah Sorma
  4. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Tanjung Tongah, Nagapitu dan Tanjung Pinggir
  5. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tetang Pembentukan Kelurahan Parhorasan Nauli, Sukamakmur, Marihat Jaya, Tong Marimbun, Mekar Nauli dan Nagahuta Timur

Dengan demikian jumlah Kecamatan di Kota Pematangsiantar ada sebanyak delapan kecamatan dengan jumlah kelurahan sebanyak lima puluh tiga Kelurahan.

Geografi

Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2° 53’ 20” - 3° 01’ 00” Lintang Utara dan 99° 1’00” - 99° 6’ 35” Bujur Timur, berada di tengah–tengah wilayah Kabupaten Simalungun.

Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah 79,971 Km² terletak 400-500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan, kecamatan yang terluas adalah kecamatan Siantar Sitalasari dengan luas wilayah 22,723 km² atau sama dengan 28,41% dari total luas wilayah Kota Pematangsiantar.

Iklim

Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Kota Pematangsiantar tergolong ke dalam daerah tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan suhu maksimum rata-rata 30,3 oC dan suhu minimum rata-rata 21,1 oC pada tahun 2012.

Selama tahun 2012 kelembaban udara rata-rata 84 persen. Rata-rata tertinggi pada bulan Oktober dan Desember masing-masing mencapai 88 persen, sedangkan curah hujan rata-rata 229 mm di mana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yang mencapai 341 mm.

Pemerintahan

Daftar kecamatan di Kota Pematangsiantar

Berkas:Kecamatan Sumatera Utara Kota Pematangsiantar.svg
Pembagian Wilayah Kecamatan di Kota Pematangsiantar

Kota Pematangsiantar terdiri dari 8 kecamatan yaitu:

No. Kecamatan Luas Wilayah (km²) Rasio Terhadap Total (%) Jumlah desa/kelurahan
1 Siantar Barat 3,205 4,01 8
2 Siantar Marihat 7,825 9,78 7
3 Siantar Marimbun 18,006 22,52 6
4 Siantar Martoba 18,022 22,54 7
5 Siantar Selatan 2,020 2,53 6
6 Siantar Sitalasari 22,723 28,41 5
7 Siantar Timur 4,520 5,65 7
8 Siantar Utara 3,650 4,56 7
JUMLAH 79,971 100 53

Daftar Walikota

Berikut ini adalah daftar walikota Kota Pematangsiantar:

No Foto Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan Keterangan
1. O.K.H. Salamuddin 1956 1957
2. Djamaluddin Tambunan 1957 1959
3. Rakutta Sembiring Brahmana 1960 1964
4. Abner Situmorang Juni 1964 Agustus 1964
5. Pandak Tarigan 10 Agustus 1964 31 Agustus 1965
6. Zainuddun Hasan 31 Agustus 1965 17 Desember 1966
7. Tarif Siregar 1 Oktober 1965 7 Desember 1966
8. M. Pardede 28 Desember 1966 24 April 1967
9. Leurimba Saragih 25 April 1967 28 Juni 1974
10. Sanggup Ketaren 29 Juni 1974 29 Juni 1979
11. MJT. Sihotang 29 Juni 1979 29 Juni 1984
12. Djabanten Damanik 29 Juni 1984 29 Juni 1989
13. Zulkifli Harahap 29 Juni 1989 29 Juni 1994
14. Abu Hanifah 29 Juni 1994 25 Mei 2000
15. Marim Purba 25 Mei 2000 Januari 2005
16. R.E Siahaan Agustus 2005 Mei 2010
17. Hulman Sitorus September 2010 September 2015
-. Jumsadi Damanik 8 Desember 2015 Petahana Penjabat Walikota
-. Anthony Siahaan 31 Oktober 2016 Sedang Menjabat Penjabat Walikota

Demografi

Penduduk

Pada tahun 2015 penduduk Kota Pematangsiantar mencapai 247.411 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.093,86 jiwa per km².

Penduduk perempuan di Kota Pematangsiantar lebih banyak dari penduduk laki-laki. Pada tahun 2015 penduduk Kota Pematangsiantar yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 120.597 jiwa dan penduduk perempuan 126.814 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Kota Pematangsiantar sebesar 95,10.

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah penduduk Kepadatan penduduk (per km²)
1 Siantar Barat 18.214 18.911 35.467 11.583,46
2 Siantar Marihat 9.372 9.724 19.096 2.440,38
3 Siantar Marimbun 7.585 8.022 15.607 866,77
4 Siantar Martoba 20.261 20.205 40.466 2.245,37
5 Siantar Selatan 8.456 9.403 17.859 8.841,09
6 Siantar Sitalasari 14.080 14.437 28.517 1.254,98
7 Siantar Timur 19.162 21.040 40.202 8.894,25
8 Siantar Utara 23.467 25.072 48.539 13.298,36
JUMLAH 120.597 126.814 247.411 3.093,86

Agama

Penduduk di kota siantar umumnya adalah suku Batak Simalungun, Batak Toba, Suku Jawa dan sebagian kecil Tionghoa, Batak Karo dan suku lainnya. Mayoritas penduduk siantar menganut agama Kristen. Data BPS Sensus 2015 penduduk yang beragama Kristen sebanyak 51.25% (Kristen Protestan 46.54% dan Katolik 4.71%) dari 247.411 jiwa penduduk. Selain itu agama Islam juga banyak dianut yakni mencapai 43.90%. Selebihnya agama Buddha 4.36%, Konghucu 0.01% dan Hindu 0.11%.[3]

Agama di Kota Pematangsiantar
Agama Percent
Kristen Protestan
  
46,54%
Islam
  
43,90%
Katolik
  
4,71%
Buddha
  
4,36%
Konghucu
  
0,01%
Hindu
  
0,11%

Infrastruktur

Pendidikan

Di kota Pematangsiantar terdapat Sekolah Tinggi Theologia HKBP, yang kampusnya terletak di Jl. Sangnawaluh No. 6. Juga terdapat Universitas Simalungun atau disingkat USI dan Universitas HKBP Nommensen yang sering disebut Nommensen. Selain itu kota ini juga tempat di mana Akademi seperti AMIK Multicom, STIKOM Tunas Bangsa, dan AMIK Parbina Nusantara berdiri.

Terdapat juga sekolah-sekolah swasta besar seperti Methodist, Sultan Agung, Kalam Kudus, SMA Kampus Nommensen, Taman Asuhan, Taman Siswa, SMK Parbina Nusantara, SMA Budi Mulia, SMA Bintang Timur dan SMA Seminari, Surya atau sering disebut dengan Surya Komputer,SMA-SMK PELITA.

Sekolah-sekolah swasta tersebut telah menghasilkan murid-murid berprestasi yang bertanding di ajang-ajang olahraga nasional.

Secara total, Pematang Siantar memiliki 160 Sekolah Dasar, 43 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 28 Sekolah Menengah Umum, dan 7 Universitas/Akademi.[4]

Di kota ini juga terdapat Museum Simalungun yang berisi koleksi peninggalan sejarah dan budaya Simalungun. Museum ini dikelola oleh Yayasan Museum Simalungun, dan berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, di antara kantor Polres Siantar dan GKPS Sudirman.

Kesehatan

Terdapat 7 buah Rumah Sakit dari berbagai kategori di Pematang Siantar dengan kapasitas 597 tempat tidur.[5] Salah satu yang terbesar adalah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih, dengan kapasitas 220 tempat tidur, yang dilayani oleh 7 dokter umum, 3 dokter gigi, dan 25 dokter spesialis.[6]

Rumah sakit di atas dibantu oleh 17 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dan 10 Puskesmas pembantu. Selain itu terdapat 17 Balai Pengobatan Umum (BPU) dan 235 Pos Pelayanan Terpadu (Pos Yandu).[6]

Transportasi

Pematang Siantar dapat diakses melalui 2 sarana transport darat, Bus dan Kereta Api. Secara umum, transportasi dalam kota dilayani oleh sarana Angkutan Kota dan Becak Motor. Terminal Bus terbesar di Pematang Siantar terdapat di Terminal Parluasan, yang merupakan titik transit bagi hampir seluruh Angkutan dalam dan luar Kota.

Beberapa tokoh dari Pematangsiantar

Galeri gambar

Catatan

  1. ^ "Kota Pematangsiantar Dalam Angka 2016"
  2. ^ "Kota Pematangsiantar Dalam Angka 2016"
  3. ^ "Kota Pematangsiantar Dalam Angka 2016"
  4. ^ DPU, Profil Kota Pematang Siantar, 2002, halaman 7
  5. ^ DPU, Profil Kabupaten/Kota Pematang Siantar, 2002, halaman 7
  6. ^ a b Bainfokom Sumut

Pranala luar