Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat: Perbedaan antara revisi
k Robot: Cosmetic changes |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 19: | Baris 19: | ||
Pada kerusuhan [[13 Mei|13]]-[[14 Mei]] [[1998]] yang menyebabkan turunnya [[Presiden]] [[Soeharto]] dari jabatannya, Pasar Glodok menjadi sasaran amuk massa yang paling parah. Banyak toko yang dijarah dan kemudian dibakar.<ref>[http://www.indonesiamedia.com/rubrik/berta/berta99december-glodok.htm Pasar Glodok Kembali ke Arsitektur Tiongkok]</ref> |
Pada kerusuhan [[13 Mei|13]]-[[14 Mei]] [[1998]] yang menyebabkan turunnya [[Presiden]] [[Soeharto]] dari jabatannya, Pasar Glodok menjadi sasaran amuk massa yang paling parah. Banyak toko yang dijarah dan kemudian dibakar.<ref>[http://www.indonesiamedia.com/rubrik/berta/berta99december-glodok.htm Pasar Glodok Kembali ke Arsitektur Tiongkok]</ref> |
||
Pada [[13 Mei]] [[2000]], daerah Glodok kembali dirusak oleh massa yang mengamuk setelah [[Mabes Polri]] melakukan |
Pada [[13 Mei]] [[2000]], daerah Glodok kembali dirusak oleh massa yang mengamuk setelah [[Mabes Polri]] melakukan razia terhadap para penjual VCD porno. Terbit desas-desus bahwa kerusuhan ini dimaksudkan untuk menggoyahkan kedudukan [[Presiden]] [[Abdurrahman Wahid]].<ref>[http://www.indonesiamedia.com/rubrik/berta/berta00june-glodok.htm Lagi Kerusuhan 13 Mei di Glodok]</ref> |
||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
Revisi per 7 Maret 2008 17.41
Glodok adalah salah satu bagian dari kota lama Jakarta. Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, daerah ini juga dikenal sebagai Pecinan -- bahkan yang terbesar di Indonesia -- karena mayoritas pedagang di Glodok merupakan masyarakat keturunan Tionghoa.
Di masa kini Glodok dikenal sebagai salah satu sentra penjualan elektronik di Jakarta, Indonesia.
Secara administratif, daerah ini termasuk dalam wilayah kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.
Asal nama
Nama Glodok berasal dari suara air pancuran dari sebuah gedung kecil persegi delapan di tengah-tengah halaman gedung Balai Kota (Stadhuis) – pusat pemerintahan Kumpeni Belanda di kota Batavia. Gedung persegi delapan ini, dibangun sekitar tahun 1743 dan sempat dirubuhkan sebelum dibangun kembali tahun 1972, banyak membantu serdadu Kumpeni Belanda karena di situlah mengalir air bersih yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Tak cuma bagi serdadu Kumpeni Belanda tapi juga dimanfaatkan minum bagi kuda-kuda serdadu usai mengadakan perjalanan jauh. Bunyi air pancurannya grojok..grojok..grojok. Sehingga kemudian bunyi yang bersumber dari gedung kecil persegi delapan itu dieja penduduk pribumi sebagai Glodok.[1]
Dari nama ”pancuran” akhirnya menjadi nama sebuah daerah yang kini dikenal sebagai Pancoran atau orang di kawasan Jakarta Kota menyebutnya dengan istilah ”Glodok Pancoran”. Hingga kini kedua nama yakni Glodok dan Glodok Pancoran masih akrab di telinga orang Jakarta, bahkan hingga ke luar Jakarta.
Sejarah
Pada 4 Oktober 1984, tiga gedung Bank Central Asia (BCA), satu di antaranya di Glodok, dibom. Beberapa orang yang dituduh terlibat dalam kasus ini ditangkap, termasuk H.R. Dharsono.
Kerusuhan
Pada kerusuhan 13-14 Mei 1998 yang menyebabkan turunnya Presiden Soeharto dari jabatannya, Pasar Glodok menjadi sasaran amuk massa yang paling parah. Banyak toko yang dijarah dan kemudian dibakar.[2]
Pada 13 Mei 2000, daerah Glodok kembali dirusak oleh massa yang mengamuk setelah Mabes Polri melakukan razia terhadap para penjual VCD porno. Terbit desas-desus bahwa kerusuhan ini dimaksudkan untuk menggoyahkan kedudukan Presiden Abdurrahman Wahid.[3]
Rujukan