Sagu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: tl:Sago
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 5: Baris 5:
Sebagai sumber [[karbohidrat]], sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan (menyulitkan distribusi).
Sebagai sumber [[karbohidrat]], sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan (menyulitkan distribusi).


==Pemanenan sagu==
== Pemanenan sagu ==
Sagu dipanen dengan tahap sebagai berikut:
Sagu dipanen dengan tahap sebagai berikut:
# Pohon sagu dirubuhkan dan dipotong hingga tersisa batang saja.
# Pohon sagu dirubuhkan dan dipotong hingga tersisa batang saja.
Baris 11: Baris 11:
# Bagian teras batang dicacah dan diambil.
# Bagian teras batang dicacah dan diambil.
# Teras batang yang diambil ini lalu dihaluskan dan disaring.
# Teras batang yang diambil ini lalu dihaluskan dan disaring.
# Hasil saringan dicuci dan [[pati (polisakarida)|pati]]nya diambil.
# Hasil saringan dicuci dan [[pati (polisakarida)|patinya]] diambil.
# Pati diolah untuk dijadikan tepung atau dikemas dengan daun pisang (dinamakan "[[basong]]" di Kendari).
# Pati diolah untuk dijadikan tepung atau dikemas dengan daun pisang (dinamakan "[[basong]]" di Kendari).


Pohon sagu dapat tumbuh hingga setinggi 20m, bahkan 30m. Dari satu pohon dapat dihasilkan 150 sampai 300kg pati. Dari suatu survai di [[Kabupaten Kendari]] menunjukkan bahwa untuk mengolah dua pohon sagu diperlukan 4 orang yang bekerja selama 6 hari.<ref>http://www.iptek.net.id/ind/?ch=jsti&id=277</ref>
Pohon sagu dapat tumbuh hingga setinggi 20m, bahkan 30m. Dari satu pohon dapat dihasilkan 150 sampai 300kg pati. Dari suatu survai di [[Kabupaten Kendari]] menunjukkan bahwa untuk mengolah dua pohon sagu diperlukan 4 orang yang bekerja selama 6 hari.<ref>http://www.iptek.net.id/ind/?ch=jsti&id=277</ref>


==Kandungan gizi==
== Kandungan gizi ==
Tepung sagu kaya dengan [[karbohidrat]] ([[pati (polisakarida)|pati]]) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya.
Tepung sagu kaya dengan [[karbohidrat]] ([[pati (polisakarida)|pati]]) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya.


Seratus gram sagu kering setara dengan 355 [[kalori]]. Di dalamnya rata-rata terkandung 94 [[gram|gram]] karbohidrat, 0,2 gram [[protein]], 0,5 gram [[serat]], 10mg [[kalsium]], 1,2mg [[besi]], dan lemak, [[karoten]], [[tiamin]], dan [[asam askorbat]] dalam jumlah sangat kecil.
Seratus gram sagu kering setara dengan 355 [[kalori]]. Di dalamnya rata-rata terkandung 94 [[gram]] karbohidrat, 0,2 gram [[protein]], 0,5 gram [[serat]], 10mg [[kalsium]], 1,2mg [[besi]], dan lemak, [[karoten]], [[tiamin]], dan [[asam askorbat]] dalam jumlah sangat kecil.


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi per 4 Maret 2008 08.01

Sagu adalah butiran atau tepung yang diperoleh dari teras batang pohon sagu atau rumbia (Metroxylon sago Rottb.). Tepung sagu memiliki ciri khas yang mirip dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka, meskipun keduanya sebenarnya berbeda.

Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di pesisir. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mi dan mutiara.

Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan (menyulitkan distribusi).

Pemanenan sagu

Sagu dipanen dengan tahap sebagai berikut:

  1. Pohon sagu dirubuhkan dan dipotong hingga tersisa batang saja.
  2. Batang dibelah memanjang sehingga bagian dalam terbuka.
  3. Bagian teras batang dicacah dan diambil.
  4. Teras batang yang diambil ini lalu dihaluskan dan disaring.
  5. Hasil saringan dicuci dan patinya diambil.
  6. Pati diolah untuk dijadikan tepung atau dikemas dengan daun pisang (dinamakan "basong" di Kendari).

Pohon sagu dapat tumbuh hingga setinggi 20m, bahkan 30m. Dari satu pohon dapat dihasilkan 150 sampai 300kg pati. Dari suatu survai di Kabupaten Kendari menunjukkan bahwa untuk mengolah dua pohon sagu diperlukan 4 orang yang bekerja selama 6 hari.[1]

Kandungan gizi

Tepung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya.

Seratus gram sagu kering setara dengan 355 kalori. Di dalamnya rata-rata terkandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10mg kalsium, 1,2mg besi, dan lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat dalam jumlah sangat kecil.

Rujukan

2. Flach, M. and F. Rumawas, eds. (1996). Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) No. 9: Plants Yielding Non-Seed Carbohydrates. Leiden: Blackhuys.