Ayu Bulantrisna Djelantik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Widanurafiifah (bicara | kontrib)
k menambahkan Kategori:Pengajar Indonesia menggunakan HotCat
Biograpi
Baris 1: Baris 1:
Ayu Bulantrisna Djelantik adalah maestro tari tradisional [[Indonesia]] yang lahir di Deventer, [[Belanda]], 8 September [[1947]]. Ayu juga berprofesi sebagai dokter spesialis THT dan pengajar di Fakultas Kedokteran [[Universitas Padjadjaran]].<ref>{{Cite web|url=http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2014/08/140811_bincang_bulan_trisna_penari|title=Ayu Bulantrisna menari sepenuh jiwa|website=BBC Indonesia|access-date=2017-04-23}}</ref>
'''Ayu Bulantrisna Djelantik''' adalah maestro tari tradisional [[Indonesia]] yang lahir di Deventer, [[Belanda]], 8 September [[1947]]. Ayu juga berprofesi sebagai dokter spesialis THT dan pengajar di Fakultas Kedokteran [[Universitas Padjadjaran]].<ref name=":0">{{Cite web|url=http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2014/08/140811_bincang_bulan_trisna_penari|title=Ayu Bulantrisna menari sepenuh jiwa|website=BBC Indonesia|access-date=2017-04-23}}</ref>

== Biografi ==
Ayu Bulantrisna Djelantik menggeluti dunia tari pertama kali di Puri sang kakek. Kakek dari Bulantrisna bernama Anak Agung Anglurah Djelantik yang merupakan raja terakhir dari Kerajaan Karangasem, Bali. Beliaulah yang mencari dan memanggil guru tari untuk Bulantrisna. Guru yang dipanggil oleh sang kakek antara lain Bagus Bongkasa dan Gusti Biang Sengog.<ref name=":0" /> Bulantrisna kecil mengenal tari tradisyonal Bali ketika usia 7 tahun dan pada saat usianya menginjak 10 tahun Bulantrisna diundang oleh Presiden Soekarno ke Istana Presiden di Tampaksiring, Gianyar, Bali untuk menghibur para tamu Istana.<ref>{{Cite news|url=https://qubicle.id/story/dedikasi-seorang-maestro-tari-indonesia|title=Dedikasi Seorang Maestro Tari Indonesia - Qubicle|last=DANCETRACTION|language=en|access-date=2017-04-23}}</ref> Saat usia 11 tahun, Bulantrisna pernah menari Oleg di Jakarta untuk pertama kalinya.<ref>{{Cite news|url=https://m2indonesia.com/tokoh/sastrawan/bulan-trisna-djelantik.htm|title=Bulan Trisna Djelantik|date=2015-10-06|newspaper=M2Indonesia|language=en-US|access-date=2017-04-23}}</ref> Menurut Bulantrisna menari merupakan pelepasan emosi, kreativitas, kegembiraan, bergerak dengan penuh penjiwaan, dan sebagai sarana berdo'a. Kecintaan Ayu Bulantrisna Djelantik pada tari tak hanya sebatas gerak saja tetap dia juga mendirian bengkel tari yang dia beri nama "Ayu Bulan" pada tahun 1994. Salah satu kreasi tari ciptaan yang telah dibuatnya ialah tari Legong Asmarandana.<ref name=":0" /> Tahun 1971 Bulantrisna memutuskan untuk menikah dan berhenti menari. Tetapi pada akhirnya setelah menikah Bulantrisna tetap menari ketika melanjutkan studi di Jerman, Belanda dan Belgia. Sampai saat inipun Bulantrisna tetap aktif menekuni dunia tari bahkan setelah pensiun sebagai pegawai negeri dan staff pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.<ref>{{Cite news|url=https://qubicle.id/story/dedikasi-seorang-maestro-tari-indonesia|title=Dedikasi Seorang Maestro Tari Indonesia - Qubicle|last=DANCETRACTION|language=en|access-date=2017-04-23}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 23 April 2017 06.35

Ayu Bulantrisna Djelantik adalah maestro tari tradisional Indonesia yang lahir di Deventer, Belanda, 8 September 1947. Ayu juga berprofesi sebagai dokter spesialis THT dan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.[1]

Biografi

Ayu Bulantrisna Djelantik menggeluti dunia tari pertama kali di Puri sang kakek. Kakek dari Bulantrisna bernama Anak Agung Anglurah Djelantik yang merupakan raja terakhir dari Kerajaan Karangasem, Bali. Beliaulah yang mencari dan memanggil guru tari untuk Bulantrisna. Guru yang dipanggil oleh sang kakek antara lain Bagus Bongkasa dan Gusti Biang Sengog.[1] Bulantrisna kecil mengenal tari tradisyonal Bali ketika usia 7 tahun dan pada saat usianya menginjak 10 tahun Bulantrisna diundang oleh Presiden Soekarno ke Istana Presiden di Tampaksiring, Gianyar, Bali untuk menghibur para tamu Istana.[2] Saat usia 11 tahun, Bulantrisna pernah menari Oleg di Jakarta untuk pertama kalinya.[3] Menurut Bulantrisna menari merupakan pelepasan emosi, kreativitas, kegembiraan, bergerak dengan penuh penjiwaan, dan sebagai sarana berdo'a. Kecintaan Ayu Bulantrisna Djelantik pada tari tak hanya sebatas gerak saja tetap dia juga mendirian bengkel tari yang dia beri nama "Ayu Bulan" pada tahun 1994. Salah satu kreasi tari ciptaan yang telah dibuatnya ialah tari Legong Asmarandana.[1] Tahun 1971 Bulantrisna memutuskan untuk menikah dan berhenti menari. Tetapi pada akhirnya setelah menikah Bulantrisna tetap menari ketika melanjutkan studi di Jerman, Belanda dan Belgia. Sampai saat inipun Bulantrisna tetap aktif menekuni dunia tari bahkan setelah pensiun sebagai pegawai negeri dan staff pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.[4]

Referensi

  1. ^ a b c "Ayu Bulantrisna menari sepenuh jiwa". BBC Indonesia. Diakses tanggal 2017-04-23. 
  2. ^ DANCETRACTION. "Dedikasi Seorang Maestro Tari Indonesia - Qubicle" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-23. 
  3. ^ "Bulan Trisna Djelantik". M2Indonesia (dalam bahasa Inggris). 2015-10-06. Diakses tanggal 2017-04-23. 
  4. ^ DANCETRACTION. "Dedikasi Seorang Maestro Tari Indonesia - Qubicle" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-23.