Festival Oncor: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dj Ran (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dj Ran (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7: Baris 7:
|peserta=Masyarakat setempat
|peserta=Masyarakat setempat
|website=http://jeparakab.go.id
|website=http://jeparakab.go.id
}}
}}
[[Berkas:Arak-arakan Festival Oncor.jpg|thumb|250px|Festival Oncor]]
[[Berkas:Arak-arakan di Festival Oncor.jpg|thumb|250px|Festival Oncor]]
[[Berkas:Arak-arakan di Festival Oncor.jpg|thumb|250px|Festival Oncor]]
'''Festival Oncor''' adalah salah satu acara rutin yang diselenggarakan Pemerintah Desa [[Bandungrejo, Kalinyamatan, Jepara|Bandungrejo]] dan IPNU-IPPNU. Festival Oncor diselenggarakan pada malam takbiran<ref>http://www.nu.or.id/post/read/47639/pelajar-nu-semarakkan-idul-adha-dengan-festival-oncor</ref> [[Idul Adha]], untuk menjaga tradisi Festival Oncor di Bandungrejo<ref>http://www.iannnews.com/ensiklopedia.php?page=budaya&prov=28&id=383</ref>.
'''Festival Oncor''' adalah salah satu acara rutin yang diselenggarakan Pemerintah Desa [[Bandungrejo, Kalinyamatan, Jepara|Bandungrejo]] dan IPNU-IPPNU. Festival Oncor diselenggarakan pada malam takbiran<ref>http://www.nu.or.id/post/read/47639/pelajar-nu-semarakkan-idul-adha-dengan-festival-oncor</ref> [[Idul Adha]], untuk menjaga tradisi Festival Oncor di Bandungrejo<ref>http://www.iannnews.com/ensiklopedia.php?page=budaya&prov=28&id=383</ref>.
Baris 24: Baris 23:
* Pihak Sponsor
* Pihak Sponsor


== Rute ==
== Rute ==
[[Berkas:Rute Festival Oncor Bandungrejo.jpg|thumb|200px|Rute Festival Oncor]]
Kegiatan ini di ikuti 13 dukuh se-desa Bandungrejo yaitu Dukuh Gintungan, Dukuh Parimono, Dukuh Jobayan, Dukuh Baleromo, Dukuh Ngasem, Dukuh Keceh, Dukuh Ngetok, Dukuh Beyan, Dukuh Kerdan, Dukuh Kauman, Dukuh Poseret, Dukuh Karang Keemasan, Dukuh Teluk Kulon. Masing masing dukuh tersebut diwajibkan harus mengirim peserta untuk berpartisipasi dalam acara Festival Oncor.
Kegiatan ini di ikuti 13 dukuh se-desa Bandungrejo yaitu Dukuh Gintungan, Dukuh Parimono, Dukuh Jobayan, Dukuh Baleromo, Dukuh Ngasem, Dukuh Keceh, Dukuh Ngetok, Dukuh Beyan, Dukuh Kerdan, Dukuh Kauman, Dukuh Poseret, Dukuh Karang Keemasan, Dukuh Teluk Kulon. Masing masing dukuh tersebut diwajibkan harus mengirim peserta untuk berpartisipasi dalam acara Festival Oncor.
Sedangkan rutenya adalah: Balai Desa Bandungrejo - SD Bandungrejo 1 - Tugu Jagad - Pasar Benguk - Makam Mbah Muruan - Parimono - Balai Desa Bandungrejo.
Sedangkan rutenya adalah: Balai Desa Bandungrejo - SD Bandungrejo 1 - Tugu Jagad - Pasar Benguk - Makam Mbah Muruan - Parimono - Balai Desa Bandungrejo.

Revisi per 18 April 2017 14.14

Festival Oncor
Berkas:Arak-arakan Festival Oncor.jpg
Informasi
Skala
Pendiri/penggagas
Berdiri
PenyelenggaraPemerintah Desa Bandungrejo
Jenis acaraKarnaval keagamaan
Rute/lokasiBalai Desa Bandungrejo - SD Bandungrejo 1 - Tugu Jagad - Pasar Benguk - Makam Mbah Muruan - Parimono - Balai Desa Bandungrejo.
PesertaMasyarakat setempat
Websitehttp://jeparakab.go.id
Berkas:Arak-arakan di Festival Oncor.jpg
Festival Oncor

Festival Oncor adalah salah satu acara rutin yang diselenggarakan Pemerintah Desa Bandungrejo dan IPNU-IPPNU. Festival Oncor diselenggarakan pada malam takbiran[1] Idul Adha, untuk menjaga tradisi Festival Oncor di Bandungrejo[2].

Etimologi

Acara ini merupakan sebuah acara yang terbuka untuk umum selama satu hari makanya dinamakan "Festival". sedangkan "Oncor" merupakan kata dalam bahasa Jawa yang berarti "Obor". sehingga dinamakan "Festival Oncor" yang artinya acara terbuka untuk umum yang menggunakan obor.

Sejarah

Sejarah kegiatan Festival Oncor ini di mulai tahun 1990-an oleh Pemuda Desa Bandungrejo yang aktif di IPNU-IPPNU, pada awal dilaksanakannya kegiatan ini hanya digelar dalam bentuk "Takbiran Keliling" sambil membawa oncor (obor) yang pesertanya dari anggota IPNU dan IPPNU serta anak-anak sekolah dengan rute mengelilingi kampung-kampung yang ada di Desa Bandungrejo. Dalam perkembangannya kegiatan "Takbir Keliling" ini dikemas dalam sebuah Festival (Lomba) dengan kemasan yang lebih menarik dan semarak, gagasan ini dimotori oleh aktivis IPNU di Desa Bandungrejo pada masa tahun 2006, di antaranya Ahmad Khafidz Devgan, Abdul Rouf, M. Sultho dan Fikri Hidayat. Dengan penuh semangat dan dengan dukungan Petinggi Mudhofar (pada waktu itu), serta dukungan dari Bupati Hendro Martojo (kepemimpinan dia), panitia berhasil mendapat dukungan baik dari masyarakat maupun sponsor, sehingga kegiatan pertama itu menjadi momentum dan budaya yang dikembangkan dikemudian hari yang selanjutnya menjadi salah satu event budaya di Kabupaten Jepara.

Penyelenggara

Festival oncor diselenggarakan atas kerjasama beberapa pihak, di antaranya:

  • Pemdes Bandungrejo
  • IPNU-IPPNU Bandungrejo
  • Pihak Sponsor

Rute

Kegiatan ini di ikuti 13 dukuh se-desa Bandungrejo yaitu Dukuh Gintungan, Dukuh Parimono, Dukuh Jobayan, Dukuh Baleromo, Dukuh Ngasem, Dukuh Keceh, Dukuh Ngetok, Dukuh Beyan, Dukuh Kerdan, Dukuh Kauman, Dukuh Poseret, Dukuh Karang Keemasan, Dukuh Teluk Kulon. Masing masing dukuh tersebut diwajibkan harus mengirim peserta untuk berpartisipasi dalam acara Festival Oncor. Sedangkan rutenya adalah: Balai Desa Bandungrejo - SD Bandungrejo 1 - Tugu Jagad - Pasar Benguk - Makam Mbah Muruan - Parimono - Balai Desa Bandungrejo.

Acara

Pada bagian pertama peserta Festival Oncor keliling dari Balaidesa Bandungrejo menuju rute yang telah ditentukan. Sedangkan pada bagian kedua adalah penilaian, Cara penilaian peserta Festival Oncor meliputi penilaian kostum, suara takbiran, kekompakan, dll. Pemenang 1 mendapat piala bergilir dan uang pembinaan, pemenang 2 dan ketiga mendapat piala dan uang pembinaan. Semua juara harapan mendapat piala. Dan semua peserta yang belum juara mendapat bingkisan dari panitia.

Tujuan

Petinggi Bandungrejo bersama panitia menaruh perhatian besar pada adanya kelestarian tradisi lokal ini, mengingat semakin hari semakin tipis keimanan dan kesadaran melestarikan budaya lokal akibat terpaan arus globalisasi yang kencang di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Pihak penyelenggara juga berharap agenda ini mampu membuka cakrawala pandang kaum muda untuk tetap teguh menatap masa depan tanpa meninggalkan kearifan budaya lokal.

Referensi

Pranala luar