Kelenteng Sam Poo Kong: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
Borgx (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 17: Baris 17:
Zheng He mendapat penghargaan dengan diangkat menjadi Thai Kam dengan gelar San Po atau Sam Po. Seorang Thai Kam adalah seorang pejabat yang dekat dengan keluarga Kaisar. Dan sejak itu Zheng He lebih dikenal dengan sebutan Sam Po Thai kam. Karenanya Zheng He sering juga di sebut Sam Po Tay Djien atau Sam Po Toa Lang. Tay Djien dan Toa Lang artinya orang besar.
Zheng He mendapat penghargaan dengan diangkat menjadi Thai Kam dengan gelar San Po atau Sam Po. Seorang Thai Kam adalah seorang pejabat yang dekat dengan keluarga Kaisar. Dan sejak itu Zheng He lebih dikenal dengan sebutan Sam Po Thai kam. Karenanya Zheng He sering juga di sebut Sam Po Tay Djien atau Sam Po Toa Lang. Tay Djien dan Toa Lang artinya orang besar.


== Pranala Luar ==
== Pranala luar ==
* Robby Sidharta - April 2001: http://www.kelenteng.com/sampokong-semarang/


[[Kategori:Klenteng di Indonesia|Sam Po Kong]]
Robby Sidharta - April 2001: http://www.kelenteng.com/sampokong-semarang/

Revisi per 23 Februari 2008 14.59

Berkas:Sampokong plakat.JPG
Sam Po Kong
Berkas:Sampokong tampaklama1.jpg
Wajah lama Kelenteng Sam Po Kong
Berkas:Sampokong gedungbaru 2005.JPG
Gedung baru Kelenteng Sam Po Kong saat perayaan 600 tahun Muhibah Cheng Ho
Berkas:Sampokong gedungbaru depan.jpg
Gedung baru Kelenteng Sam Po Kong tampak dari depan

Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok bernama Zheng He / Cheng Ho atau lebih lazim dikenal sebagai Sam Po Tay Djien. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang.

Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien.

Menurut cerita, Laksamana Zheng He sedang mengadakan pelayaran menyusuri pantai laut Jawa dan sampai pada sebuah teluk atau semenanjung. Karena ada awak kapalnya yang sakit, ia memerintahkan membuang sauh. Kemudian ia menyusuri sungai yang sampai sekarang dikenal dengan sungai Kaligarang. Ia mendarat disebuah desa, Simongan. Setelah sampai di daratan, ia menemukan sebuah gua batu dan dipergunakan untuk tempat bersemedi dan bersembahyang. Karena ia tertarik dan merasa tenang ditempat itu, ia memutuskan untuk sementara waktu beristirahat dan menetap ditempat tersebut. Sedangkan awak kapalnya yang sakit dirawat dan diberi obat dari ramuan dedaunan yang ada disekitar tempat itu.

Konon, setelah Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang ditempat itu. Zheng He memberikan pelajaran bercocok-tanam dan dimalam hari mereka berkumpul didalam gua batu dan Zheng He memberikan pelajaran serta ajaran-ajaran tata cara pergaulan hidup di dunia. Cara bersyukur kepada Sang Pencipta serta menghormati para leluhur - nenek moyang.

Sehingga setelah Zheng He meninggalkan tempat itu untuk melanjutkan pelayarannya, mereka yang tinggal di Simongan, secara teratur melakukan pemujaan dan penghormatan kepada Zheng He guna menghormati jasa-jasanya. Sekarang peringatan atau sembahyang dilakukan pada setiap tanggal satu dan lima belas.

Zheng He mendapat penghargaan dengan diangkat menjadi Thai Kam dengan gelar San Po atau Sam Po. Seorang Thai Kam adalah seorang pejabat yang dekat dengan keluarga Kaisar. Dan sejak itu Zheng He lebih dikenal dengan sebutan Sam Po Thai kam. Karenanya Zheng He sering juga di sebut Sam Po Tay Djien atau Sam Po Toa Lang. Tay Djien dan Toa Lang artinya orang besar.

Pranala luar