Penaklukan Inggris oleh Norman: Perbedaan antara revisi
k Mimihitam memindahkan halaman Penaklukan Norman di Inggris ke Penaklukan Inggris oleh Norman |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Norman-conquest-1066.svg|thumb|upright=1.9|Peta yang menunjukkan lokasi peristiwa-peristiwa penting selama penaklukan Inggris oleh Norman pada tahun 1066.]] |
|||
[[Berkas:Bayeux Tapestry WillelmDux.jpg|right|thumb|300px|Depiksi [[Bayeux Tapestry]] tentang [[Pertempuran Hastings]] dan penyebabnya.]] |
|||
'''Penaklukan Inggris oleh Norman''' |
'''Penaklukan Inggris oleh Norman''' adalah [[invasi]] dan pendudukan [[Inggris]] yang dilancarkan oleh pasukan [[Norman]], [[Breton]], dan [[bangsa Perancis|Perancis]] yang dipimpin oleh [[Adipati Normandia]] William II (yang juga bergelar [[William Sang Penakluk]]) pada abad ke-11. |
||
Klaim William atas [[Kerajaan Inggris|tahta Inggris]] dapat ditilik kembali ke hubungan keluarganya dengan Raja [[Anglo-Sachsen]] [[Edward sang Pengaku]] yang tak memiliki anak dan mungkin telah mendorong William untuk menguasai tahta. Edward meninggal pada Januari 1066 dan digantikan oleh saudara iparnya [[Harold Godwinson]]. Raja [[Kerajaan Norwegia (872–1397)|Norwegia]] [[Harald Hardrada]] lalu menyerbu Inggris utara pada September 1066 dan berhasil memenangkan [[Pertempuran Fulford]], tetapi pada akhirnya Harold berhasil mengalahkan dan mencabut nyawanya dalam [[Pertempuran Jembatan Stamford]] pada September. Beberapa hari kemudian, pasukan William mendarat di Inggris selatan. Harold mencoba menghadapinya di selatan, walaupun banyak pasukannya yang ditinggal di utara. Pasukan Harold berupaya menggempur pasukan William dalam [[Pertempuran Hastings]] pada 14 Oktober, tetapi pasukan William berhasil memenangkan pertempuran tersebut dan Harold gugur. |
|||
Meskipun saingan-saingan William sudah tiada, pemberontakan masih meletus dan posisinya sebagai Raja Inggris masih belum aman hingga setelah tahun 1072. Wilayah kaum elit Inggris yang melawannya disita, sehingga beberapa elit lari ke pengasingan. Dalam upaya untuk mengendalikan wilayah barunya, William menganugerahkan tanah kepada para pendukungnya dan membangun kastil-kastil. Secara keseluruhan, penaklukan ini tidak hanya mengubah pemerintahan dan keluarga kerajaan Inggris, tetapi juga memperkenalkan penggunaan [[bahasa Norman]] sebagai bahasa elit dan mengubah komposisi kelas atas akibat penganugerahan tanah di bawah sistem [[feudalisme]]. Perubahan-perubahan yang berlangsung secara bertahap mempengaruhi kehidupan para petani dan pedesaan: perubahan yang paling besar adalah penghapusan [[perbudakan]] secara resmi, yang mungkin terkait dengan invasi ini. Struktur pemerintahan tidak banyak berubah karena orang-orang Norman secara umum masih meneruskan sistem pemerintahan Anglo-Sachsen. |
|||
== Daftar pustaka == |
== Daftar pustaka == |
Revisi per 10 Maret 2017 11.42
Penaklukan Inggris oleh Norman adalah invasi dan pendudukan Inggris yang dilancarkan oleh pasukan Norman, Breton, dan Perancis yang dipimpin oleh Adipati Normandia William II (yang juga bergelar William Sang Penakluk) pada abad ke-11.
Klaim William atas tahta Inggris dapat ditilik kembali ke hubungan keluarganya dengan Raja Anglo-Sachsen Edward sang Pengaku yang tak memiliki anak dan mungkin telah mendorong William untuk menguasai tahta. Edward meninggal pada Januari 1066 dan digantikan oleh saudara iparnya Harold Godwinson. Raja Norwegia Harald Hardrada lalu menyerbu Inggris utara pada September 1066 dan berhasil memenangkan Pertempuran Fulford, tetapi pada akhirnya Harold berhasil mengalahkan dan mencabut nyawanya dalam Pertempuran Jembatan Stamford pada September. Beberapa hari kemudian, pasukan William mendarat di Inggris selatan. Harold mencoba menghadapinya di selatan, walaupun banyak pasukannya yang ditinggal di utara. Pasukan Harold berupaya menggempur pasukan William dalam Pertempuran Hastings pada 14 Oktober, tetapi pasukan William berhasil memenangkan pertempuran tersebut dan Harold gugur.
Meskipun saingan-saingan William sudah tiada, pemberontakan masih meletus dan posisinya sebagai Raja Inggris masih belum aman hingga setelah tahun 1072. Wilayah kaum elit Inggris yang melawannya disita, sehingga beberapa elit lari ke pengasingan. Dalam upaya untuk mengendalikan wilayah barunya, William menganugerahkan tanah kepada para pendukungnya dan membangun kastil-kastil. Secara keseluruhan, penaklukan ini tidak hanya mengubah pemerintahan dan keluarga kerajaan Inggris, tetapi juga memperkenalkan penggunaan bahasa Norman sebagai bahasa elit dan mengubah komposisi kelas atas akibat penganugerahan tanah di bawah sistem feudalisme. Perubahan-perubahan yang berlangsung secara bertahap mempengaruhi kehidupan para petani dan pedesaan: perubahan yang paling besar adalah penghapusan perbudakan secara resmi, yang mungkin terkait dengan invasi ini. Struktur pemerintahan tidak banyak berubah karena orang-orang Norman secara umum masih meneruskan sistem pemerintahan Anglo-Sachsen.
Daftar pustaka
- Chibnall, Marjorie (1999). Debate on the Norman Conquest. New York: St. Martin's Press.
- Douglas, David (1964). William the Conqueror: The Norman impact upon England. University of California Press.
- Humble, Richard (1992). The Fall of Saxon England. Barnes & Noble. ISBN 0-88029-987-8.
- Howarth, David (1981). 1066 The Year of the Conquest. Viking Penguin. ISBN 0-14-005850-8.
- Rex, Peter (2004). The English Resistance: The Underground War Against the Normans. Tempus Publishing Ltd. ISBN 0-7524-2827-6.
- Savage, Anne (1997). The Anglo-Saxon Chronicles. CLB. ISBN 1-85833-478-0.
Pranala luar
- Why the Pope supported William's invasion of England
- Essential Norman Conquest
- The Effect of 1066 on the English Language
- Normans - a background to the Conquest
- The Norman Conquest
- The Invasion of England, 1066
- Secrets of the Norman Invasion