Kepayang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 18: Baris 18:
'''Kepayang''' atau '''keluak''' (''Pangium edule'' [[Reinw.]] ex [[Blume]]; [[familia|suku]] [[Achariaceae]], dulu dimasukkan dalam [[Flacourtiaceae]]) adalah [[pohon]] yang tumbuh liar atau setengah liar penghasil bahan bumbu masak sejumlah masakan Nusantara. Orang [[Sunda]] menyebutnya ''picung'' atau ''pucung'', orang [[suku Jawa|Jawa]] menyebutnya ''pucung''. ''kluwak'', atau ''kluwek'', dan di [[Toraja]] disebut ''pamarrasan''.
'''Kepayang''' atau '''keluak''' (''Pangium edule'' [[Reinw.]] ex [[Blume]]; [[familia|suku]] [[Achariaceae]], dulu dimasukkan dalam [[Flacourtiaceae]]) adalah [[pohon]] yang tumbuh liar atau setengah liar penghasil bahan bumbu masak sejumlah masakan Nusantara. Orang [[Sunda]] menyebutnya ''picung'' atau ''pucung'', orang [[suku Jawa|Jawa]] menyebutnya ''pucung''. ''kluwak'', atau ''kluwek'', dan di [[Toraja]] disebut ''pamarrasan''.


Didaerah Besemah (Pagaralam dan Lahat Sumatera-Selatan) biji buah kepayang sangat populer dijadikan sebagai masakan yang lezat, tetapi sebelum dimasak bijik buah kepayang yang mengandung asam sianida di rendam dalam air mengalir/sungai selama beberapa hari sampai racunya hilang, dan diaderah Besemah biji buah kepayang yang siap dijadikan masakan banyak dijual dipasar-pasar tradisional.
Didaerah Besemah (Pagaralam dan Lahat Sumatera-Selatan) biji buah kepayang sangat populer dijadikan sebagai masakan yang lezat, tetapi sebelum dimasak bijik buah kepayang yang mengandung asam sianida di rendam dalam air mengalir/sungai selama beberapa hari sampai racunya hilang, dan diaderah Besemah biji buah kepayang yang siap dijadikan masakan banyak dijual dipasar-pasar tradisional.


[[Biji]] keluak dipakai sebagai [[bumbu dapur]] [[masakan Indonesia]] yang memberi warna hitam pada [[rawon]], [[daging bumbu keluak]], [[brongkos]], serta [[sup konro]]. Bijinya, yang memiliki [[salut biji]] yang dimanfaatkan, bila mentah sangat beracun karena mengandung [[asam sianida]] dalam konsentrasi tinggi. Bila dimakan dalam jumlah tertentu menyebabkan mabuk.
[[Biji]] keluak dipakai sebagai [[bumbu dapur]] [[masakan Indonesia]] yang memberi warna hitam pada [[rawon]], [[daging bumbu keluak]], [[brongkos]], serta [[sup konro]]. Bijinya, yang memiliki [[salut biji]] yang dimanfaatkan, bila mentah sangat beracun karena mengandung [[asam sianida]] dalam konsentrasi tinggi. Bila dimakan dalam jumlah tertentu menyebabkan mabuk.

Revisi per 22 Februari 2017 12.12

Pucung beralih ke sini.
Kepayang/keluak
Keluak yang siap dipasarkan.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. edule
Nama binomial
Pangium edule

Kepayang atau keluak (Pangium edule Reinw. ex Blume; suku Achariaceae, dulu dimasukkan dalam Flacourtiaceae) adalah pohon yang tumbuh liar atau setengah liar penghasil bahan bumbu masak sejumlah masakan Nusantara. Orang Sunda menyebutnya picung atau pucung, orang Jawa menyebutnya pucung. kluwak, atau kluwek, dan di Toraja disebut pamarrasan.

Didaerah Besemah (Pagaralam dan Lahat Sumatera-Selatan) biji buah kepayang sangat populer dijadikan sebagai masakan yang lezat, tetapi sebelum dimasak bijik buah kepayang yang mengandung asam sianida di rendam dalam air mengalir/sungai selama beberapa hari sampai racunya hilang, dan diaderah Besemah biji buah kepayang yang siap dijadikan masakan banyak dijual dipasar-pasar tradisional.

Biji keluak dipakai sebagai bumbu dapur masakan Indonesia yang memberi warna hitam pada rawon, daging bumbu keluak, brongkos, serta sup konro. Bijinya, yang memiliki salut biji yang dimanfaatkan, bila mentah sangat beracun karena mengandung asam sianida dalam konsentrasi tinggi. Bila dimakan dalam jumlah tertentu menyebabkan mabuk.

Racun pada biji kepayang dapat digunakan sebagai racun untuk mata panah. Bijinya aman diolah untuk makanan bila telah direbus dan direndam terlebih dahulu. Untuk memunculkan warna hitam, biji yang telah direbus dan direndam akan dipendam dalam tanah (setelah dibungkus daun pisang) selama beberapa hari.

Kayu tanaman ini juga bernilai ekonomi, dengan berat jenis 450-1000 kg.m-3.

Ungkapan "mabuk kepayang" dalam bahasa Melayu maupun bahasa Indonesia digunakan untuk menggambarkan keadaan seseorang yang sedang jatuh cinta sehingga tidak mampu berpikir secara logis, seakan-akan habis memakan kepayang.

Pranala luar