Jembatan Repo-Repo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 38: Baris 38:
Secara teknis, jembatan ini memiliki panjang 230 meter dan lebar 3,5 meter. Jalan pendekat pada kedua sisi sepanjang 13 meter. Pondasi jembatan menggunakan pipa baja ukuran 60 cm. Fender sebagai pilar pada bentang utama menggunakan pipa baja 40 cm. Gelegar jembatan menggunakan baja profil 1 dan tiang sandaran jembatan dari baja.<ref name="struktur">{{cite web |url=http://kaltim.prokal.co/read/news/132056-nasib-jembatan-kumala-ditentukan-hari-ini |title=Nasib Jembatan Kumala Ditentukan Hari Ini |publisher=www.kaltim.prokal.co |accessdate=24 Maret 2016 }}</ref>
Secara teknis, jembatan ini memiliki panjang 230 meter dan lebar 3,5 meter. Jalan pendekat pada kedua sisi sepanjang 13 meter. Pondasi jembatan menggunakan pipa baja ukuran 60 cm. Fender sebagai pilar pada bentang utama menggunakan pipa baja 40 cm. Gelegar jembatan menggunakan baja profil 1 dan tiang sandaran jembatan dari baja.<ref name="struktur">{{cite web |url=http://kaltim.prokal.co/read/news/132056-nasib-jembatan-kumala-ditentukan-hari-ini |title=Nasib Jembatan Kumala Ditentukan Hari Ini |publisher=www.kaltim.prokal.co |accessdate=24 Maret 2016 }}</ref>


Jembatan Repo-Repo dibangun untuk memudahkan akses warga dari daratan Tenggarong menuju Pulau Kumala sehingga mereka tidak usah menggunakan perahu ces, tapi cukup berjalan kaki menyeberangi jembatan. Pengerjaan jembatan dimulai tanggal 11 September 2014 dan ditargetkan selesai 15 Desember 2014 dengan nilai kontrak Rp 29,8 miliar.<ref>{{cite web |url=http://kaltim.tribunnews.com/2014/11/20/proyek-jembatan-pulau-kumala-dikerjakan-pt-hutama-karya-rp-298-m |title=Proyek Jembatan Pulau Kumala Dianggarkan Rp 29,8 Miliar |publisher=Tribun Kaltim |accessdate=24 Maret 2016 }}</ref>
Jembatan Repo-Repo dibangun untuk memudahkan akses warga dari daratan Tenggarong menuju Pulau Kumala sehingga mereka tidak usah menggunakan perahu ces, tapi cukup berjalan kaki menyeberangi jembatan. Pengerjaan jembatan dimulai tanggal 11 September 2014 dan ditargetkan selesai 15 Desember 2014 dengan nilai kontrak Rp 29,8 miliar.<ref>{{cite web |url=http://kaltim.tribunnews.com/2014/11/20/proyek-jembatan-pulau-kumala-dikerjakan-pt-hutama-karya-rp-298-m |title=Proyek Jembatan Pulau Kumala Dianggarkan Rp 29,8 Miliar |publisher=Tribun Kaltim |accessdate=24 Maret 2016 }}</ref>


Namun, menjelang batas waktu tenggat pekerjaan, jembatan belum rampung sehingga tidak selesai sesuai target. Pemerintah [[Kabupaten Kutai Kartanegara]] memutuskan untuk melanjutkan pengerjaan jembatan pada tahun 2015 dan mengenakan sanksi denda kepada PT [[Hutama Karya]] selaku kontraktor pelaksana proyek. Pihak Hutama Karya beralasan bahwa lepasnya target penyelesaian jembatan adalah karena terkendala oleh keterlambatan pengiriman material. Faktor lainnya yakni tiang pancang untuk pondasi masih kurang panjang, Sebab sisi Pulau Kumala ternyata lebih dalam dari yang diperkirakan. Alhasil pemancangan harus menggunakan tiang pancang yang lebih panjang untuk mencapai titik tanah yang keras. Para pekerja pun harus menyiasati dan terpaksa menyambung pipa dengan cara pengelasan.<ref>{{cite web |url=http://www.kutaikartanegaranews.com/2015/01/jembatan-pulau-kumala-tidak-tuntas.html |title=Jembatan Pulau Kumala Tidak Tuntas, Hutama Karya Didenda |publisher=kutaikartanegaranews.com |accessdate=24 Maret 2016 }}</ref>
Namun, menjelang batas waktu tenggat pekerjaan, jembatan belum rampung sehingga tidak selesai sesuai target. Pemerintah [[Kabupaten Kutai Kartanegara]] memutuskan untuk melanjutkan pengerjaan jembatan pada tahun 2015 dan mengenakan sanksi denda kepada PT [[Hutama Karya]] selaku kontraktor pelaksana proyek. Pihak Hutama Karya beralasan bahwa lepasnya target penyelesaian jembatan adalah karena terkendala oleh keterlambatan pengiriman material. Faktor lainnya yakni tiang pancang untuk pondasi masih kurang panjang, Sebab sisi Pulau Kumala ternyata lebih dalam dari yang diperkirakan. Alhasil pemancangan harus menggunakan tiang pancang yang lebih panjang untuk mencapai titik tanah yang keras. Para pekerja pun harus menyiasati dan terpaksa menyambung pipa dengan cara pengelasan.<ref>{{cite web |url=http://www.kutaikartanegaranews.com/2015/01/jembatan-pulau-kumala-tidak-tuntas.html |title=Jembatan Pulau Kumala Tidak Tuntas, Hutama Karya Didenda |publisher=kutaikartanegaranews.com |accessdate=24 Maret 2016 }}</ref>

Revisi per 29 Januari 2017 16.13

Jembatan Repo-Repo
Berkas:Jembatan Repo-Repo.JPG
Moda transportasiPejalan kaki
MelintasiSungai Mahakam
LokalKutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Nama lainJembatan Pulau Kumala
Karakteristik
Bahan bakuBaja
Panjang total230 m
Lebar3,5 m
Jarak dari permukaan air8 m
Sejarah
Mulai dibangun11 September 2014
Selesai dibangunFebruari 2016
Dibuka22 Maret 2016

Jembatan Repo-Repo adalah jembatan khusus pejalan kaki yang membentang di atas Sungai Mahakam dan menghubungkan daratan kota Tenggarong dengan Pulau Kumala, Provinsi Kalimantan Timur. Jembatan ini resmi dibuka oleh Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari pada tanggal 22 Maret 2016.[1] Peresmian Jembatan Repo-Repo ditandai upacara tempong tawar oleh Sultan Kutai Aji Muhammad Salehuddin II serta pengguntingan pita oleh Bupati Kukar.[2]

Dalam bahasa Kutai, "Repo-Repo" berarti gembok.[2] Di jembatan ini, orang boleh memasang repo-repo atau gembok bertuliskan nama di pagar jembatan sebagai kenang-kenangan atau pun simbol cinta.[3]

Pembangunan

Secara teknis, jembatan ini memiliki panjang 230 meter dan lebar 3,5 meter. Jalan pendekat pada kedua sisi sepanjang 13 meter. Pondasi jembatan menggunakan pipa baja ukuran 60 cm. Fender sebagai pilar pada bentang utama menggunakan pipa baja 40 cm. Gelegar jembatan menggunakan baja profil 1 dan tiang sandaran jembatan dari baja.[4]

Jembatan Repo-Repo dibangun untuk memudahkan akses warga dari daratan Tenggarong menuju Pulau Kumala sehingga mereka tidak usah menggunakan perahu ces, tapi cukup berjalan kaki menyeberangi jembatan. Pengerjaan jembatan dimulai tanggal 11 September 2014 dan ditargetkan selesai 15 Desember 2014 dengan nilai kontrak Rp 29,8 miliar.[5]

Namun, menjelang batas waktu tenggat pekerjaan, jembatan belum rampung sehingga tidak selesai sesuai target. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara memutuskan untuk melanjutkan pengerjaan jembatan pada tahun 2015 dan mengenakan sanksi denda kepada PT Hutama Karya selaku kontraktor pelaksana proyek. Pihak Hutama Karya beralasan bahwa lepasnya target penyelesaian jembatan adalah karena terkendala oleh keterlambatan pengiriman material. Faktor lainnya yakni tiang pancang untuk pondasi masih kurang panjang, Sebab sisi Pulau Kumala ternyata lebih dalam dari yang diperkirakan. Alhasil pemancangan harus menggunakan tiang pancang yang lebih panjang untuk mencapai titik tanah yang keras. Para pekerja pun harus menyiasati dan terpaksa menyambung pipa dengan cara pengelasan.[6]

Referensi

  1. ^ "Siap Hasilkan PAD, Jembatan Pulau Kumala Diresmikan". kaltimnews.com. Diakses tanggal 24 Maret 2016. 
  2. ^ a b "Terinspirasi dari Bahasa Kutai, Bupati Beri Nama Jembatan Repo-Repo". Tribun Kaltim. Diakses tanggal 24 Maret 2016. 
  3. ^ "Boleh Pasang Gembok Cinta, Jembatan 'Repo-Repo' Pulau Kumala Dibuka Untuk Umum". Kutaikartanegara.com. Diakses tanggal 16 April 2016. 
  4. ^ "Nasib Jembatan Kumala Ditentukan Hari Ini". www.kaltim.prokal.co. Diakses tanggal 24 Maret 2016. 
  5. ^ "Proyek Jembatan Pulau Kumala Dianggarkan Rp 29,8 Miliar". Tribun Kaltim. Diakses tanggal 24 Maret 2016. 
  6. ^ "Jembatan Pulau Kumala Tidak Tuntas, Hutama Karya Didenda". kutaikartanegaranews.com. Diakses tanggal 24 Maret 2016.