Petani: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Abdur rokib (bicara | kontrib)
 Kerja sebagai petani sangat berbeda dengan PNS
Abdur rokib (bicara | kontrib)
 Tidak selamanya petani harus menjadi petani
Baris 4: Baris 4:


Kerja sebagai petani sangat berbeda dengan PNS. Kalau petani waktu kerjanya tidak terikat, Kalau PNS waktu kerjanya (beserta beberapa hal-hal lainnya) terikat dengan yang ditetapkan oleh pemerintah. Kalau petani dapat kerja dari jam 05.00 sampai 08.00 kemudian pulang, Kalau PNS harus kerja dari sekitar jam 07.00 sampai sekitar 15.00 kemudian pulang,
Kerja sebagai petani sangat berbeda dengan PNS. Kalau petani waktu kerjanya tidak terikat, Kalau PNS waktu kerjanya (beserta beberapa hal-hal lainnya) terikat dengan yang ditetapkan oleh pemerintah. Kalau petani dapat kerja dari jam 05.00 sampai 08.00 kemudian pulang, Kalau PNS harus kerja dari sekitar jam 07.00 sampai sekitar 15.00 kemudian pulang,

Bagi PNS yang punya tanah pertanian, bisa bekerjasama dengan petani tulen untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Bagi petani, tidak selamanya harus menjadi petani. Petani dapat beralih ke pekerjaan lainnya, misalnya kerja sebagai pegawai di suatu tempat kerja tertentu atau menjadi PNS. Tetapi selama kesempatan kerja yang ada harus kerja tani, maka sebaiknya pekerjaan tani itu dilakukan.


==Sejarah==
==Sejarah==

Revisi per 5 November 2016 12.29

Petani pada saat panen

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau kapas untuk penenunan dan pembuatan pakaian.

Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah atau lebih), walau ia sudah punya pekerjaan bukan sebagai petani, misalnya sebagai pedagang, PNS atau lainnya. Maksud dari kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani tulen untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini diterapkan, berarti pemilik tanah itu telah memberi pekerjaan kepada orang lain walau hasilnya tidak banyak. Apabila bermaksud mengolah sendiri, tentu harus benar-benar bisa membagi waktu, tetapi kemungkinan akan kesulitan kalau tanahnya lebih dari satu petak.

Kerja sebagai petani sangat berbeda dengan PNS. Kalau petani waktu kerjanya tidak terikat, Kalau PNS waktu kerjanya (beserta beberapa hal-hal lainnya) terikat dengan yang ditetapkan oleh pemerintah. Kalau petani dapat kerja dari jam 05.00 sampai 08.00 kemudian pulang, Kalau PNS harus kerja dari sekitar jam 07.00 sampai sekitar 15.00 kemudian pulang,

Bagi PNS yang punya tanah pertanian, bisa bekerjasama dengan petani tulen untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Bagi petani, tidak selamanya harus menjadi petani. Petani dapat beralih ke pekerjaan lainnya, misalnya kerja sebagai pegawai di suatu tempat kerja tertentu atau menjadi PNS. Tetapi selama kesempatan kerja yang ada harus kerja tani, maka sebaiknya pekerjaan tani itu dilakukan.

Sejarah

Petani tradisional dengan kerbau untuk membajak tanah, sebuah metode yang masih dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu
Petani modern dengan traktor dan implemen untuk membajak tanah

Bercocok tanam telah dilakukan sejak zaman Neolitik. Di Zaman Perunggu (5000 hingga 4000 SM), bangsa Sumeria memiliki pembagian kerja di bidang pertanian. Ketika panen, pekerjaan dilakukan secara berkelompok dengan jumlah orang dalam setiap grup sebanyak tiga orang.[1]

Sedangkan usaha peternakan telah ada sejak ribuan tahun. Anjing telah didomestikasikan sejak 15000 tahun yang lalu di Asia Timur untuk keperluan berburu. Kambing dan domba didomestikasikan sejak 8000 tahun SM di Asia. Babi didomestikasikan di Timur Tengah dan China sejak 7000 tahun SM. Kuda didomestikasikan sejak tahun 4000 SM.[2]

Metode bercocok tanam

Di negara miskin atau kebudayaan pra-industri, kebanyakan petani melakukan pertanian subsisten, sebuah sistem pertanian organik yang mendayagunakan rotasi tanaman, penyisihan benih, tebang dan bakar, atau metode lainnya.

Di negara maju, petani memiliki sebidang lahan yang luas dan pembudidayaan dilakukan dengan memanfaatkan mesin pertanian untuk mendapatkan efisiensi tinggi. Dengan menggunakan mesin, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan menjadi jauh berkurang.

Organisasi Petani

Petani terkenal

Topik berhubungan

Referensi

  1. ^ By the sweat of thy brow: Work in the Western world, Melvin Kranzberg, Joseph Gies, Putnam, 1975
  2. ^ "Breeds of Livestock - Oklahoma State University". Ansi.okstate.edu. Diakses tanggal 2011-12-10. 

Bahan bacaan terkait

Pranala luar