Purwosari, Purwodadi, Purworejo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: beliau → dia, Beliau → Dia (2), removed stub tag
Djito AW (bicara | kontrib)
k Kesalahan nama
Baris 442: Baris 442:


9.       
9.       
Kepala Dusun II                                     :   Mugionon
Kepala Dusun II                                     :   Mugiono


10.     Kepala Dusun III                                    :   Karsiman
10.     Kepala Dusun III                                    :   Karsiman

Revisi per 22 September 2016 14.29

Purwosari
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPurworejo
KecamatanPurwodadi
Kode pos
54173
Kode Kemendagri33.06.03.2026
Luas-±152 Ha
Jumlah penduduk-
Kepadatan-

Purwosari adalah sebuah desa di kecamatan Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia.

Desa Purwosari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah merupakan satu  dari 40 desa di Kecamatan Purwodadi yang mempunyai jarak 12 km dari kota kabupaten. Secara geografis Desa Purwosari dengan luas wilayah 152Ha/15,2Km2 terletak berbatasan dengan :

Sebelah Utara              :  Desa Jenarwetan dan Jenarkidul

Sebelah Timur              :  Desa Bagelen kecamatan Bagelen

Sebelah Selatan           :  Desa Purwodadi dan Sumbersari

Sebelah Barat              :  Desa Walikoro Kecamatan Ngombol

Berkaitan dengan proses fasilitasi pembuatan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Purwosari merupakan kebutuhan yang mendesak terutama proses pengambilan keputusan yang dilakukan secara partisipatif dan demokratis. Sehingga dokumen RPJM-Desa tersebut mendapat dukungan dan legalitas dari semua unsur masyarakat. 

2.1. Kondisi Desa

Letak topografis tanahnya datar, dengan lahan sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat untuk lahan pertanian, perkebunan dan perikanan sehingga sebagian besar masyarakat desa adalah petani dan petani penggarap.

2.1.1.  Sejarah Desa

Sejarah Kelurahan/Desa Purwosari disusun bersumber dari “tutur Tinular” atau “tutur pinajarake”; artinya berdasarkan cerita dari orang-orang tua atau embah-embah, dengan bukti berupa makam para leluhur, pembagian wilayah baik yang berupa tanah pemukiman maupun tanah pertanian. Demikian pula dengan terdapatnya “petilasan-petilasan” yaitu berupa bekas-bekas kediaman para lurah/kepala desa Purwosari tempo dulu.

Sejarah Berdirinya

Diperkirakan Desa Purwosari berdiri pada pertengahan abad 18 M. desa Purwosari didirikan atas karisma besar dari Kyai Clumprit dan peranan cucunya yang bernama Raden Mas Cokrosoro. (Makam Raden Mas Cokrosoro berada di pemakamam Clumprit Desa Purwosari Kecamatan Purwodadi). Desa Purwosari berdiri karena Kiai Clumprit dan Raden Mas Cokrosoro berhasil mempersatukan padukuhan-padukuhan kecil yang tercerai berai. Pandangan jauh ke masa yang akan datang dari kedua tokoh tersebut demi kesejahteraan generasi penerusnya berhasil meyakinkan tokoh-tokoh dari padukuhan-padukuhan kecil tersebut.

1.      Padukuhan Segeluh Purwosari

Padukuhan ini terletak disebelah barat kali Bogowonto, disebut Segeluh kulon kali. Menjadi satu desa/kelurahan dengan padukuhan Segeluh Bagelen yang terletak disebelah timur kali Bogowonto, disebut Segeluh wetan Kali. Kedua padukuhan tsb pada waktu itu adalah satu desa/kelurahan dengan nama desa Degeluh.

Bekas-bekas rumah kediaman  kepala-kepala desa Segeluh masih ada. Bengkok kepala desanya yang berupa tanah sawah seluas + 3 hektar hingga kini masih ada di wilayah Dusun Segeluh Purwosari dan menjadi bengkok kepala Desa Bagelen yang sekarang. Bahkan, pesukuhan Segeluh wetan kali hingga saat ini masih mempunyai bagian tanah pekuburan dipemakaman Clumprit Purwosari.

Tokoh padukuhan Segeluh Purwosari pada jaman itu adalah : Eyang Wonoganggu dan Eyang Sosentono

2.      Padukuhan Purwogondo

Terletak di sebelah barat kali Bogowonto dan diselatan pedukuhan Segeluh Purwosari. Saat itu Purwogondo termasuk wilayah desa Segeluh. Tokohnya: Eyang Setroyudo.

3.      Padukuhan Blembeng (Salam Kulon) dan Salam Wetan

Kedua padukuhan ini terletak di sebelah Barat padukuhan sPurwogondo. Saat itu termasuk wilayah kelurahan Desa Ngabean (sekarang: Desa Sumbersari). Tokohnya pada jaman itu antara lain: Eyang Wonoleksono.

Demikianlah, tokoh-tokoh dari padukuhan-padukuhan tersebut di atas percaya dan yakin akan pandangan Kiai Clumprit dan Raden Mas Cokrosoro yang memang bangsawan/abdi Dalem dari Keraton Surakarta, yakni berpangkat sebagai Mantri Glodog.

Dengan kesepakatan bulat berdasarkan keyakinan demi ketentraman, keamanan serta kesejahteraan warga dan generasi selanjutnya, maka bergabunglah padukuhan-padukuhan kecil tersebut menjadi sebuah Desa/Kelurahan, yakni Desa/Kelurahan Purwosari. Purwo : wiwitan; sari : ramai, regeng. Purwosari berarti mulai ramai, mulai regeng. Yang mula-nula ramai, regeng. Nama Purwosari diambil, mungkin mengingat bahwa Kiai Clumprit dan Raden Mas Cokrosoro sangat erta hubungannya dengan Segeluh Purwosari. Nama Purwosari ditetapkan sebagai nama desa baru yang mereka dirikan, dapat juga karena mengingat sudah ada nama Purwogando dan Purwodadi. Purwoganda mungkin aslinya Purwogantha.

Purwoganda        :                    purwo      : permulaan, mula-mula, mulai

Ganda        : bau

Purwoganda        : mulai berbau(harum), yang mula-mula berbau, mulai berbau

Purwogantha       : purwa         : permulaan, mula-mula, mulai

Gantha       : bentuk/wujud

Purwogantha  : yang mula-mula berbentuk, mulai tampak bentuknya.

Kata nama Purwogantha lama kelamaan bergeser jadi kata Purwogondo hingga sekarang.

Kemudian ada 3 kata yang saling berkaitan, yaitu:

Purwogondo (Purwogantha)           =      mulai tampak bentuknya

Purwodadi                                       =      mulai (yang mula-mula) jadi

Purwosari                                        =                  mulai (yang mula-mula) ramai

Sebagai kepala Desa yang pertama ditetapkan Eyang Setroyudo yang juga dikenal sebagai Glondhong Purwogondo. Susunan pemerintahan pada waktu itu adalah:

1.      Kepala desa/Lurah Desa

2.      Carik Desa

3.      Bekel atau kamituwo

4.      Kepetengan

5.      Jagabaya atau kebayan; disetiap padukuhan

6.      Kaum(modin/kayem); disetiap padukuhan

Kiai Clumprit dan Raden Mas Cokrosoro adalah Kenthol Bagelen. Menurut buku RAA Cokronagoro I Pendiri Kabupaten Purworejo karya Atas Sampurno Danubroto, tanah Bagelen adalah daerah yang terbentang dari lembah kali Bogowonto ke Barat hingga kali Cing cing Guling di sebelah Barat gombong Kab Kebumen. Begitulah keadaan saat berdirinya Desa Purwosari. 

Siapa sebenarnya Eyang Kiai Clumprit?

Dalam buku tersebut si atas, terdapat sebuah nama abdi dalem Keraton Surakarta yang berpangkat Mantri Glodog di masa Pemerintahan raja Kanjeng Sunan Paku Buwono ke-V, yaitu Raden Ngabei Singawijaya. Setelah purna tugas, dia pulang kampung ke tanah Bagelen, tepatnya di desa Bragolan. Bliau termasuk sebagai salah satu Kenthol Bagelen. Kenthol Bagelen adalah bangsawan yang berdomisili dan atau berasal dari tanah Bagelen. Ketika Pangeran Mangkubumi atau Pangeran Sambernyawa yang sangat terkenal mengangkat senjata berontak ingin mengusir kompeni Belanda dari bumi Mataram, banyak kenthol Bagelen yang mendukungnya.

Raden Ngabei Singawijaya banyak mempunyai putera dan puteri, diantaranya, putra sulungnya yang bernama Raden Mas Reso Diwiryo. Dia diangkat menjadi Tumenggung Brengkelan dengan nama KRT Cokrojoyo I dan akhirnya diangkat menjadi Bupati Brengkelan dengan nama RAA Cokronagoro I. Nama Brengkelan yang berarti “ngeyelan”kemudian diganti menjadi Purworejo yang artinya mulai sejahtera. Purwo: mula-mula, mulai; rejo:sejahtera. Dialah pendiri kabupaten Purworejo atau Bupati pertama di kabupaten Purworejo.

Raden Mas Reso Diwiryo mempunyai putera sulung yang bernama RM Cokrosoro. Artinya, RM cokrosoro adalah cucu dari Raden Ngabei Singawijaya. Adapun makam RM Cokrosoro berada di pemakaman clumprit Desa Purwosari bersama eyang putrinya atau ibu dari Bupati Purworejo yang pertama; RAA Cokronagoro I.

Menurut tutur tinular, Eyang Clumprit mempunyai cucu bernama RM Cokrosoro. Artinya; Eyang Kiai Clumprit adalah Eyang Raden Ngabei Singawijaya.

Kepala Desa yang pernah memimpin Desa Purwosari adalah :

1.    Eyang Setroyudo

2.    Eyang Sosentono, adik Eyang Setroyudo,dilantik oleh Raja Keraton Surakarta

3.    Eyang Setrowikromo

4.    Eyang Mangunpawiro

5.    Eyang Wongsowiranu

6.    Eyang Sastroamidjoyo,                   =     1927-1945

7.    Bp. Poniran,                                     =     1945-1949

8.    Bp. Sontorejo,                                  =     1949-1968

9.    Bp. Sastrowiranu,                            =     1969-1981

10.  Bp. Suyadi,                                      =     1981-1998

11.  Bp. Bambang urip Purwoko            =     1998-2006

12.  Bp. Ignatius Kistono                         =     2006-2013

13.  Bp. Sunarto                                      =     2013-2018

2.1.2. Demografi

Jumlah pendududk desa Purwosari terdiri dari 1.726 jiwa dan 551 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 858 laki-laki dan 868 perempuan dengan jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) sebanyak 53 RTM

Adapun jumlah penduduk menurut dukuh/dusun :

No

Dukuh/Dusun

Laki-laki

Perempuan

1

Segeluh

270

275

2

Salam Wetan

142

145

3

Purwogondo

90

98

4

Salam Kulon

267

250

2.1.3. Keadaan Ekonomi

Sebagian besar mata pencaharian penduduk desa adalah sebagai petani, buruh tani, dan pedagang. Selain pekerjaan itu, penduduk desa ada yang bekerja sebagai Tukang kayu, tukang batu, Tukang becak, buruh serabutan, wira usaha home industri (kerupuk, tempe, jenang), PNS, TNI/Polri, Karyawan BUMN.

2.2. Kondisi Pemerintahan Desa

2.2.1. Pembagian Wilayah Desa

Wilayah Desa Purwosari terbagi menjadi 4 dusun dengan jumlah 4 RW dan 11 RT seperti tabel dibawah ini :

No

Dusun

RW

RT

KETERANGAN

1

Segeluh

1

3

2

Salam Wetan

1

2

3

Purwogondo

1

3

4

Salam Kulon

1

3

Adapun jabatan dan nama pejabatnya adalah sebagai berikut :

1.        Kepala Desa                                            :  Sunarto                

2.        Sekretaris Desa (Plt)                                :  Waljito

3.        Kepala Urusan Pemerintahan                 :  Suparmo

4.        Kepala Urusan Pembangunan                : Yohanes Agung Wijaya

5.        Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat    :   Waljito

6.        Kepala Urusan Keuangan                      :   Sumitro

7.        Kepala Urusan Umum                           :   Jaka Lukita 

8.        Kepala Dusun I                                      :   Daliman

9.        Kepala Dusun II                                     :   Mugiono

10.     Kepala Dusun III                                    :   Karsiman

11.     Kepala Dusun IV                                    :   Sudarto