Ma'moen Al Rasyid: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: Beliau → Dia
k perbaikan pranala, perjelas tgl lahir
Baris 1: Baris 1:
{{wikify}}
{{wikify}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van Ma'amun Al Rashid Perkasa Alam Shah Sultan van Deli TMnr 10018808.jpg|250px|jmpl|Sultan Ma'moen Al Rasyid (1873-1924)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van Ma'amun Al Rashid Perkasa Alam Shah Sultan van Deli TMnr 10018808.jpg|250px|jmpl|Sultan Ma'moen Al Rasyid (1873-1924)]]
'''Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah''' (1879-1924) adalah raja [[Kesultanan Deli]] ke-9. Gelarnya setelah mangkat ialah ''Marhum Makmur''.
'''Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah''' (bertakhta 1879-1924) adalah raja [[Kesultanan Deli]] ke-9. Gelarnya setelah mangkat ialah ''Marhum Makmur''.


Ia lahir pada hari Senin, 13 Zulhijjah 1271 H, diangkat menjadi Sultan pada tahun 1879 dalam usia muda, sehingga dibentuklah Pemangku Raja yang beranggotakan [[Tengku Soelaiman]] gelar [[Tengku Raja Muda Deli]], [[Tengku Soeloeng Laoet]] gelar [[Pangeran Bedagai Wazir Negeri Deli]], dan [[Tengku Abdurrahman]] gelar [[Tengku Temenggong Deli]]. Setelah usia Baginda sampai pada 17 tahun maka ditabalkan lah Baginda itu menjadi Sultan Negeri Deli.
Ia lahir pada hari Senin, 13 Zulhijjah 1271 H ([[27 Agustus]] [[1855]]), diangkat menjadi Sultan pada tahun 1879 dalam usia muda, sehingga dibentuklah Pemangku Raja yang beranggotakan [[Tengku Soelaiman]] gelar [[Tengku Raja Muda Deli]], [[Tengku Soeloeng Laoet]] gelar [[Pangeran Bedagai Wazir Negeri Deli]], dan [[Tengku Abdurrahman]] gelar [[Tengku Temenggong Deli]]. Setelah usia Baginda sampai pada 17 tahun maka ditabalkan lah Baginda itu menjadi Sultan Negeri Deli.


Pada masa pemerintahan Sultan yang dinobatkan dalam usia muda ini ,perdagangan tembakau semakin maju dan kemakmuran kesultanan Deli mencapai Puncaknya. Atas kebijaksanaan Baginda Tuanku itu semasa diatas tahta kerajaan, maka sebagai balas budi jasa Tuanku itu dikurniakan 2 buah peringkat kehormatan dari Kerajaan Negeri Belanda. Yaitu [[Commandeur In De Orde Van Oranje Nassau]] dan [[Ridder In De Orde Van De Nederlandsche Leeuw]]. Pusat Kerajaan pun dipindahkan ke Medan.
Pada masa pemerintahan Sultan yang dinobatkan dalam usia muda ini ,perdagangan tembakau semakin maju dan kemakmuran kesultanan Deli mencapai Puncaknya. Atas kebijaksanaan Baginda Tuanku itu semasa diatas tahta kerajaan, maka sebagai balas budi jasa Tuanku itu dikurniakan 2 buah peringkat kehormatan dari Kerajaan Negeri Belanda. Yaitu [[Commandeur In De Orde Van Oranje Nassau]] dan [[Ridder In De Orde Van De Nederlandsche Leeuw]]. Pusat Kerajaan pun dipindahkan ke Medan.


Tuanku [[Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah]] mendirikan Istana di [[Kampung Bahari]] pada hari kamis pukul 12 tahun 1886. Kemudian pada 1888 dengan Belanda, Tuanku itu meletakkan sendiri batu pertama untuk membangun Istana Maimoon.
Tuanku Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah mendirikan Istana di [[Kampung Bahari]] pada hari kamis pukul 12 tahun 1886. Kemudian pada 1888 dengan Belanda, Tuanku itu meletakkan sendiri batu pertama untuk membangun Istana Maimun.


Tahun 1891 yaitu pada hari Senin tepat pada Pukul 1 tengah hari, Sultan berpindah dari Istana Kota Bahari ke Istana Maimoon. Hari Sabtu 16 Mei 1903 didirikan pula sebuah Mahkamah atau Kantor Kerapatan Sultan di jalan raja (sekarang- Jalan Mahkamah). Juga kemudian pada tanggal 21 Agustus 1906 dimulailah peletakan batu pertama untuk Mendirikan [[Masjid Raya]] Kota [[Ma’sum]] dan digunakan untuk sholat pertama kalinya yaitu pada hari Jumat 10 September 1909.
Tahun 1891 yaitu pada hari Senin tepat pada Pukul 1 tengah hari, Sultan berpindah dari Istana Kota Bahari ke Istana Maimoon. Hari Sabtu 16 Mei 1903 didirikan pula sebuah Mahkamah atau Kantor Kerapatan Sultan di jalan raja (sekarang- Jalan Mahkamah). Juga kemudian pada tanggal 21 Agustus 1906 dimulailah peletakan batu pertama untuk Mendirikan [[Masjid Raya Medan|Masjid Raya Kota Ma’sum]] dan digunakan untuk sholat pertama kalinya yaitu pada hari Jumat 10 September 1909.


[[Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmatsyah]] Sultan Negeri Langkat dan [[Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah]] Sultan Negeri Serdang juga turut hadir dalam Sholat Jumat perdana di Mesjid Raya ini. Pada masa pemerintahanya Dia banyak membangun fasilitas umum untuk kemajuan masyarakat dan membangun Mesjid-Mesjid yang berjumlah kurang lebih sebanyak 800 buah demi kepentingan syiar agama Islam pada saat itu. Yang mulia Mangkat pada tahun 1924, meninggalkan 3 orang putra dan 5 orang putri. Almarhum dimakamkan di Masjid Raya Kota Ma’sum, Medan.
[[Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmatsyah]] Sultan Negeri Langkat dan [[Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah]] Sultan Negeri Serdang juga turut hadir dalam Sholat Jumat perdana di Mesjid Raya ini. Pada masa pemerintahanya Dia banyak membangun fasilitas umum untuk kemajuan masyarakat dan membangun Mesjid-Mesjid yang berjumlah kurang lebih sebanyak 800 buah demi kepentingan syiar agama Islam pada saat itu. Yang mulia mangkat pada tahun 1924, meninggalkan 3 orang putra dan 5 orang putri. Almarhum dimakamkan di Masjid Raya Kota Ma’sum, Medan.


{{sequence|
{{sequence|

Revisi per 7 September 2016 13.55

Sultan Ma'moen Al Rasyid (1873-1924)

Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah (bertakhta 1879-1924) adalah raja Kesultanan Deli ke-9. Gelarnya setelah mangkat ialah Marhum Makmur.

Ia lahir pada hari Senin, 13 Zulhijjah 1271 H (27 Agustus 1855), diangkat menjadi Sultan pada tahun 1879 dalam usia muda, sehingga dibentuklah Pemangku Raja yang beranggotakan Tengku Soelaiman gelar Tengku Raja Muda Deli, Tengku Soeloeng Laoet gelar Pangeran Bedagai Wazir Negeri Deli, dan Tengku Abdurrahman gelar Tengku Temenggong Deli. Setelah usia Baginda sampai pada 17 tahun maka ditabalkan lah Baginda itu menjadi Sultan Negeri Deli.

Pada masa pemerintahan Sultan yang dinobatkan dalam usia muda ini ,perdagangan tembakau semakin maju dan kemakmuran kesultanan Deli mencapai Puncaknya. Atas kebijaksanaan Baginda Tuanku itu semasa diatas tahta kerajaan, maka sebagai balas budi jasa Tuanku itu dikurniakan 2 buah peringkat kehormatan dari Kerajaan Negeri Belanda. Yaitu Commandeur In De Orde Van Oranje Nassau dan Ridder In De Orde Van De Nederlandsche Leeuw. Pusat Kerajaan pun dipindahkan ke Medan.

Tuanku Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah mendirikan Istana di Kampung Bahari pada hari kamis pukul 12 tahun 1886. Kemudian pada 1888 dengan Belanda, Tuanku itu meletakkan sendiri batu pertama untuk membangun Istana Maimun.

Tahun 1891 yaitu pada hari Senin tepat pada Pukul 1 tengah hari, Sultan berpindah dari Istana Kota Bahari ke Istana Maimoon. Hari Sabtu 16 Mei 1903 didirikan pula sebuah Mahkamah atau Kantor Kerapatan Sultan di jalan raja (sekarang- Jalan Mahkamah). Juga kemudian pada tanggal 21 Agustus 1906 dimulailah peletakan batu pertama untuk Mendirikan Masjid Raya Kota Ma’sum dan digunakan untuk sholat pertama kalinya yaitu pada hari Jumat 10 September 1909.

Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmatsyah Sultan Negeri Langkat dan Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah Sultan Negeri Serdang juga turut hadir dalam Sholat Jumat perdana di Mesjid Raya ini. Pada masa pemerintahanya Dia banyak membangun fasilitas umum untuk kemajuan masyarakat dan membangun Mesjid-Mesjid yang berjumlah kurang lebih sebanyak 800 buah demi kepentingan syiar agama Islam pada saat itu. Yang mulia mangkat pada tahun 1924, meninggalkan 3 orang putra dan 5 orang putri. Almarhum dimakamkan di Masjid Raya Kota Ma’sum, Medan.


Didahului oleh
Mahmud Al Rasyid
Sultan Deli
1873-1924
Dilanjutkan oleh
Amaluddin Al Sani