Cahaya Cinta Pesantren: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Idrisrachman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Idrisrachman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10: Baris 10:


Setting waktu dan lokasi, akan dibalut dalam sinematografi yang indah membuat dramatis film ini begitu menyentuh dan bermakna. Ditambah oleh unsur pariwisata dimana dalam film ini terdapat adegan silat lokal dan lokasi syuting di medan dan danau Toba.
Setting waktu dan lokasi, akan dibalut dalam sinematografi yang indah membuat dramatis film ini begitu menyentuh dan bermakna. Ditambah oleh unsur pariwisata dimana dalam film ini terdapat adegan silat lokal dan lokasi syuting di medan dan danau Toba.

= Pemeran =

Revisi per 11 April 2016 05.17

Film Cahaya Cinta Pesantren adalah sebuah film Indonesia yang diangkat dari novel "Cahaya Cinta Pesantren" yang ditulis oleh Ira Madan. Film ini diproduksi oleh Fullframe Pictures. Film ini akan dirilis pada bulan juli 2016.

Sinopsis

Kalau kita mencintai segala sesuatu karena Allah, maka kita tidak akan pernah kenal yang namanya kecewa atau sakit hati

“Cahaya Cinta Pesantren” yang rencananya akan menjadi judul film pertama Fullframe Pictures Indonesia ini menggaet sutradara muda berbakat Raymond Handaya film ini akan diperankan oleh Yuki Kato, Febby Blink, Vebby Palwinta, Silvia Blink, Rizky Febian, Ria Ricis, Elma Theana, Tabah Panemuan, Zeezee Shahab, Fachri Muhammad. Mengangkat kisah kehidupan seorang anak nelayan di danau Toba bernama Shila, anak perempuan yang ingin melanjutkan sekolah ke SMA Negeri favorit di daerahnya namun tidak lolos, karena keterbatasan biaya orang tuanya tidak mungkin menyekolahkan Shila di SMA Swasta, awalnya Shila menolak namun atas bujukan orang tuanya jadilah Shila santri di Pesantren Al-Amanah. Dunia pesantren yang disiplin ditambah jadwal pelajaran dan kegiatan yang seakan tiada henti membuat Shila mesti beradaptasi, di pesantren Shila bersahabat dengan Manda, Aisyah dan Icut. Tapi dengan Manda, Shila merasa paling dekat. Karena keduanya tidak betah tinggal di pesantren tanpa sepengetahuan yang lain, keduanya pun kabur dari pesantren. Tapi takdir membawa mereka berdua kembali ke pesantren itu. Manda mantap untuk menjadi santri di situ. Tapi Shila, masih belum yakin.

Selain urusan pelajaran, sebagai gadis yang tengah puber, shila pun berurusan dengan perasaan. Ia jatuh hati pada Rifqy, santri senior. Shila berusaha menjalani kehidupan pesantren ditengah bermacam konflik. Mulai dari konflik yang membuat persahabatannya berantakan. “kepergian” orang yang ia sayangi, hingga ia sempat diancam akan dikeluarkan dari pesantren justru saat ia telah benar-benar jatuh hati pada pesantren itu. Dan Shila berhasil melalui itu semua, karena pesan ayahnya sebelum ia berangkat ke pesantren; “Kalau kita mencintai segala sesuatu karena Allah, maka kita tidak akan pernah kenal yang namanya kecewa atau sakit hati” Inilah Film tentang pendidikan, sosial dan cinta. Cerita keluarga, Persahabatan, romantisme dan seluk beluk anak-anak muda yang menempuh pendidikan di pesantren. Hal ini divisualkan dalam gambar-gambar yang dinamis, membentuk mosaik yang jalin menjalin.

Setting waktu dan lokasi, akan dibalut dalam sinematografi yang indah membuat dramatis film ini begitu menyentuh dan bermakna. Ditambah oleh unsur pariwisata dimana dalam film ini terdapat adegan silat lokal dan lokasi syuting di medan dan danau Toba.

Pemeran