İstiklal Marşı: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: sekedar → sekadar
Ekky.baihaqi (bicara | kontrib)
→‎Terjemahan kedua bait pertama: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 101: Baris 101:
Syuhada akan bermunculan ketika tnah kami di rebut! Syuhada!{{br}}
Syuhada akan bermunculan ketika tnah kami di rebut! Syuhada!{{br}}
Tidak apa Tuhan mengambil semua yang kucintai dan semua yang kumiliki.{{br}}
Tidak apa Tuhan mengambil semua yang kucintai dan semua yang kumiliki.{{br}}
Tapi janganlah Tuhan menjauhiku dari anah air ku yang sejati{{br}}
Tapi janganlah Tuhan menjauhiku dari tanah air ku yang sejati{{br}}
{{br}}
{{br}}
Oh tuhan yang gemilang, keinginan dari hati ku yang pilu adalah {{br}}
Oh tuhan yang gemilang, keinginan dari hati ku yang pilu adalah {{br}}
Baris 109: Baris 109:
{{br}}
{{br}}
Karena hanya dengan begitu, batu nisan ku yang lelah, bilapun ada stu, bersujud seribu kali dalam kebahagian{{br}}
Karena hanya dengan begitu, batu nisan ku yang lelah, bilapun ada stu, bersujud seribu kali dalam kebahagian{{br}}
Dan air mata dari daah yang berkobar mengalir dari semua lukaku.{{br}}
Dan air mata dari darah yang berkobar mengalir dari semua lukaku.{{br}}
Dan badanku yang tewas menjulang keluar dari bumi seperit jiwa yang abadi,{{br}}
Dan badanku yang tewas menjulang keluar dari bumi seperit jiwa yang abadi,{{br}}
Dan mungkin hanya dengan begitu aku bisa bangkit naik keatas dan meraih surga, {{br}}
Dan mungkin hanya dengan begitu aku bisa bangkit naik keatas dan meraih surga, {{br}}

Revisi per 3 Maret 2016 15.00

İstiklâl Marşı

Lagu kebangsaan  Turki dan  Republik Turki Siprus Utara
Penulis lirikMehmet Akif Ersoy, 1921
KomponisOsman Zeki Üngör, 1930
Edgar Manas, 1932
Penggunaan12 Maret 1921
Sampel audio
İstiklal Marşı (instrumental)
Sampel audio
İstiklal Marşı

İSTİKLAL MARŞI ("Mars Kemerdekaan") adalah lagu kebangsaan Turki, yang ditetapkan secara resmi pada tanggal 21 Maret 1921. Liriknya diciptakan oleh Mehmet Akif Ersoy (1873-1936), seorang penyair Turki, sedangkan lagunya digubah oleh Zeki Üngör. Biasanya yang dinyanyikan hanya kedua bait pertama.

Lirik

Korkma, sönmez bu şafaklarda yüzen al sancak;
Sönmeden yurdumun üstünde tüten en son ocak.
O benim milletimin yıldızıdır parlayacak;
O benimdir, o benim milletimindir ancak.

Çatma, kurban olayım çehreni ey nazlı hilal!
Kahraman ırkıma bir gül! Bu ne şiddet bu celal?
Sana olmaz dökülen kanlarımız sonra helal,
Hakkıdır, Hak'ka tapan, milletimin istiklal!

Ben ezelden beridir hür yaşadım, hür yaşarım.
Hangi çılgın bana zincir vuracakmış? Şaşarım;
Kükremiş sel gibiyim, bendimi çiğner aşarım;
Yırtarım dağları, enginlere sığmam, taşarım.

Garbın afakını sarmışsa çelik zırhlı duvar,
Benim iman dolu göğsüm gibi serhaddim var.
Ulusun, korkma! Nasil böyle bir imanı boğar.
"Medeniyyet!" dediğin tek dişi kalmiş canavar?

Arkadaş! Yurduma alçakları uğratma sakın!
Siper et gövdeni, dursun bu hayasızca akın.
Doğacaktır sana vaadettiği günler Hak'kın;
Kimbilir, belki yarın, belki yarından da yakın.

Bastığın yerleri "toprak" diyerek geçme, tanı!
Düşün, altında binlerce kefensiz yatanı.
Sen şehit oğlusun, incitme, yazıktır atanı;
Verme, dünyaları alsan da bu cennet vatan

Kim bu cennet vatanın uğruna olmaz ki feda?
Şüheda fışkıracak toprağı sıksan, şüheda!
Cani, cananı, bütün varımı alsın da Hüda,
Etmesin tek vatanımdan beni dünyada cüda.

Ruhumun senden, ilahi sudur ancak emeli;
Değmesin mabedimin goğsüne na-mahrem eli!
Bu ezanlar ki şahadetleri dinin temeli,
Ebedi yurdumun üstünde benim inlemeli

O zaman vecd ile bin secde eder varsa taşım;
Her cerihamdan, ilahi, boşanıp kanlı yaşım,
Fışkırır ruh-i mücerret gibi yerden naşım;
O zaman yükselerek arşa değer belki başım!

Dalgalan sen de safaklar gibi ey şanlı hilal;
Olsun artık dökülen kanlarımın hepsi helal!
Ebediyyen sana yok, ırkıma yok izmihlal.
Hakkıdır, hür yaşamış bayrağımın hürriyet;
Hakkıdır, Hak'ka tapan milletimin istiklal!

Terjemahan kedua bait pertama

Jangan takut! Bendera merah yang berkibar di fajar ini tak akan pernah luntur
Sebelum unggun terakhir yang berkobar di negaraku habis terbakar
Dan itulah bintang bangsaku, dan itu akan cemerlang selamanya
Itulah milikku; dan hanya milik bangsaku

Jangan mengerutkan kening, aku tak merengek, oh Bulan Sabit yang manis
Tersenyumlah untuk negaraku yang berani! Kenapa marah, kenapa murka?
Darah yang kita tumpahkan bagimu tak akan sia-sia
Sebab kemerdekaan adalah hak hakiki bangsaku yang memuji Tuhan

Aku telah bebas sejak awal dan untuk selamanya
Orang gila mana yang yang berani merantai ku? Aku menentangnya!
Aku bagaikan banjir yang mengaum, kuat dan mandiri.
Aku akan merobek gunung, melebihi angkasa, dan aku akan masih tetap mengalir.

Tanah ini dikelilingi oleh Barat yang dipersenjatai tembok dari besi.
Namun aku mempunyai perbatasan yang dijaga oleh dada perkasa para pemercaya.
Ketahui kekuatan dari dalam dirimu temanku, dan pikirlah: "Bagaimana bisa api iman yang berkobar ini dapat dipadamkan,
oleh monster bertaring yang yang menyerbu.

Temanku! janganlah tinggalkan tanah air kita ke tangan orang yang zalim.
Jadikan dadamu sebagai perisai dan badanmu sebagai parit! Hadang penyerangan yang memalukan ini.
Karena akan segera datang hari hari perjanjian suci.
Siapa tahu> Mungkin besok? Mungkin lebih cepat lagi.

Jangan lihat tanah di mana kau berpijak sebgai sekadar tanah, kenalilah!
Dan pikirkan tentang ribuan prajurit tanpa kafan yang terbaring dibawahmu..
Kau adalah anak suci dari seorang martir, jangan lukai pendahulumu.
Jangan sekali sekali berikan tanah air mu yang surgawi ini sekalipun kau ditawari dunia.

Manusia mana yang tidak ingin mati demi tanah surgawi seperti ini.
Syuhada akan bermunculan ketika tnah kami di rebut! Syuhada!
Tidak apa Tuhan mengambil semua yang kucintai dan semua yang kumiliki.
Tapi janganlah Tuhan menjauhiku dari tanah air ku yang sejati

Oh tuhan yang gemilang, keinginan dari hati ku yang pilu adalah
Agar tidak ada tangan kotor yang menyentuh kuil kuil suci ku
Azan dan Syahadah ini yang kepadanya telingaku terbiasa, adalah landasan dari agamaku.
Dan marilah suara agung ini berkumandang lantang dan panjang ke seluruh tanah airku yang abadi

Karena hanya dengan begitu, batu nisan ku yang lelah, bilapun ada stu, bersujud seribu kali dalam kebahagian
Dan air mata dari darah yang berkobar mengalir dari semua lukaku.
Dan badanku yang tewas menjulang keluar dari bumi seperit jiwa yang abadi,
Dan mungkin hanya dengan begitu aku bisa bangkit naik keatas dan meraih surga,

Jadi melambai dan berkibarlah di langit senja yang terang, wahai bulan sabit gemilang
Sehingga setiap tetes darah kami menjadi berharga.
Tidak akan pernah, engkau dan ras kami di padamkan.
Sebab kemerdekaan adalah hak hakiki benderaku yang berkibar.
Sebab kemerdekaan adalah hak hakiki bangsaku yang memuji Tuhan.