Harry Tjan Silalahi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Baris 23: Baris 23:


== Karier ==
== Karier ==

* Ketua Presidium PP [[PMKRI]] (1961-1962)
* Ketua Presidium PP [[PMKRI]] (1961-1962)
* Pendiri [[Universitas Trisakti]] (1966)
* Pendiri [[Universitas Trisakti]] (1966)
Baris 32: Baris 33:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/282-ensiklopedi/1273-harry-tjan-silalahi "Kontributor Politik Nasional" Bio Harry Tjan Silalahi di Ensiklopedi Tokoh Indonesia]
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/282-ensiklopedi/1273-harry-tjan-silalahi "Kontributor Politik Nasional" Bio Harry Tjan Silalahi di Ensiklopedi Tokoh Indonesia]
* {{id}} [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/H/ads,20030618-66,H.html Profil di pdat.co.id]
* {{id}} [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/H/ads,20030618-66,H.html Profil di pdat.co.id]

Revisi per 6 Februari 2016 05.02

Berkas:Harry Tjan Silalahi.jpg
Harry Tjan Silalahi

Harry Tjan Silalahi (lahir Tjan Tjoen Hok) lahir 11 Februari 1934) adalah seorang tokoh politik, tokoh awam Katolik

Ia dilahirkan sebagai anak kedua dari sepuluh bersaudara dalam sebuah keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya buta huruf, dan ibunya penjual makanan kecil dan gudeg. Kedua orangtuanya hanya berharap Harry bisa menjadi orang yang berpendidikan.

Aktif berorganisasi

Di sekolah Harry menyenangi pelajaran sejarah, kesenian dan ilmu kemasyarakatan. Semasa di SMA, ia sudah mulai aktif berorganisasi. Ia menjadi anggota organisasi peranakan Tionghoa, Chung Lien Hui. Di bawah kepemimpinannya organisasi ini kemudian berganti nama menjadi Persatuan Pelajar Sekolah Menengah Indonesia (PPSMI). Harry juga aktif dalam Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia.

Setelah tamat SMA, Harry pindah ke Jakarta dan masuk ke Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, lulus tahun 1962. Uniknya, ia belum juga mengambil ijazahnya sebagai sarjana hukum. Menurut pendapatnya, yang penting adalah kemampuan, bukan selembar kertas yang dinamakan ijazah itu.

Semasa kuliah di Jakarta, ia aktif di perkumpulan Sin Ming Hui, dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Ia kemudian terpilih menjadi ketua organisasi itu, dan belakangan menjadi Sekjen Partai Katolik. Harry kemudian menjadi anggota anggota DPRGR dan mengetuai Komisi I.


Setelah Pemilu 1971, Harry tidak lagi giat di dunia kepartaian. Ia memilih kegiatan di Centre for Strategic and International Studies dan Yayasan Pendidikan Trisakti. Di yayasan Trisakti, awalnya Harry mengetuai bidang kemasyarakatan sebelum akhirnya menjadi ketua yayasan Trisakti. Belakangan ia terpilih menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan menjabat direktur CSIS. Di CSIS, Harry bersama kawan-kawannya seperti Benny Moerdani, Sofyan Wanandi, Jusuf Wanandi, Pang Lay Kim memengaruhi hampir semua kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Orde Baru.

Mendapat marga Silalahi

Harry Tjan mendapatkan marga Batak Silalahi melalui persahabatannya dengan Albertus Bolas Silalahi, yang juga pernah memimpin Partai Katolik. Waktu itu Harry adalah sekretaris jenderal Pengurus Pusat Partai, sementara Albertus ketua di Tapanuli Utara.

Keluarga

Harry menikah dengan Theresia Marina Gani, dosen sastra Inggris Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI (dulu bernama Fakultas Sastra) UI, dan dianugerahi dua orang anak. Anak pertama bernama Herman Riwarto Silalahi dan anak kedua bernama Harin Rupini Silalahi.

Karier

Pranala luar