Doel Arif: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 1: Baris 1:
[[Letnan Satu|Lettu.]] '''Doel Arif''' adalah tokoh yang bertanggung jawab dalam menangkap [[Jenderal|jenderal-jenderal]] Angkatan Darat yang diduga akan membentuk [[Dewan Jenderal]] oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam peristiwa [[Gerakan 30 September]] [[1965]].
[[Letnan Satu|Lettu.]] '''Doel Arif''' adalah tokoh yang bertanggung jawab dalam menangkap [[Jenderal|jenderal-jenderal]] Angkatan Darat yang diduga akan membentuk [[Dewan Jenderal]] oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam peristiwa [[Gerakan 30 September]] [[1965]].


Akhir kehidupan Lettu. Doel Arif pun tidak pernah terpublikasikan secara jelas. Sebagai komandan Pasukan [[Pasopati]] yang menjadi operator [[G30S]], ia adalah tokoh kunci. Ia bertanggung jawab terhadap operasi penculikan [[Jenderal|jenderal-jenderal]] pimpinan [[Angkatan Darat|AD]]. Tapi Lettu. Doel Arief, yang ditangani langsung oleh [[Ali Moertopo]], hilang bak ditelan bumi. Bentuk hukuman yang diberikan kepadanya diduga adalah eksekusi, seperti halnya [[Dipa Nusantara Aidit|D.N. Aidit]] oleh [[Kolonel]] [[Yasir Hadibroto]], atau lebih mirip dengan kasus [[Sjam Kamaruzzaman]].
Akhir kehidupan Lettu. Doel Arif pun tidak pernah terpublikasikan secara jelas. Sebagai komandan Pasukan [[Pasopati]] yang menjadi operator [[G30S]], ia adalah tokoh kunci. Ia bertanggung jawab terhadap operasi penculikan [[Jenderal|jenderal-jenderal]] pimpinan [[Angkatan Darat|AD]]. Tapi Lettu. Doel Arief, yang ditangani langsung oleh [[Ali Moertopo]], hilang bak ditelan bumi. Bentuk hukuman yang diberikan kepadanya diduga adalah eksekusi, seperti halnya [[Dipa Nusantara Aidit|D.N. Aidit]] oleh [[Kolonel]] [[Yasir Hadibroto]], atau lebih mirip dengan kasus [[Sjam Kamaruzzaman]].


==Peran dalam Gerakan 30 September==
== Peran dalam Gerakan 30 September ==
Peran Doel Arif adalah sebagai pelaksana dalam penculikan para jenderal. Semula tidak ada perintah untuk membunuh para jenderal sasaran penculikan, namun Doel Arief selaku komandan Pasukan Pasopati memberikan instruksi "tangkap hidup atau mati". Akhirnya gerakan 30 September pun menjadi kacau balau.
Peran Doel Arif adalah sebagai pelaksana dalam penculikan para jenderal. Semula tidak ada perintah untuk membunuh para jenderal sasaran penculikan, namun Doel Arief selaku komandan Pasukan Pasopati memberikan instruksi "tangkap hidup atau mati". Akhirnya gerakan 30 September pun menjadi kacau balau.



Revisi per 13 Januari 2016 05.26

Lettu. Doel Arif adalah tokoh yang bertanggung jawab dalam menangkap jenderal-jenderal Angkatan Darat yang diduga akan membentuk Dewan Jenderal oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Akhir kehidupan Lettu. Doel Arif pun tidak pernah terpublikasikan secara jelas. Sebagai komandan Pasukan Pasopati yang menjadi operator G30S, ia adalah tokoh kunci. Ia bertanggung jawab terhadap operasi penculikan jenderal-jenderal pimpinan AD. Tapi Lettu. Doel Arief, yang ditangani langsung oleh Ali Moertopo, hilang bak ditelan bumi. Bentuk hukuman yang diberikan kepadanya diduga adalah eksekusi, seperti halnya D.N. Aidit oleh Kolonel Yasir Hadibroto, atau lebih mirip dengan kasus Sjam Kamaruzzaman.

Peran dalam Gerakan 30 September

Peran Doel Arif adalah sebagai pelaksana dalam penculikan para jenderal. Semula tidak ada perintah untuk membunuh para jenderal sasaran penculikan, namun Doel Arief selaku komandan Pasukan Pasopati memberikan instruksi "tangkap hidup atau mati". Akhirnya gerakan 30 September pun menjadi kacau balau.

Sulit untuk menyimpulkan karena perkembangan yang terjadi sungguh-sungguh rumit. Lettu Doel Arief bergabung bersama Pelda Djahurub dalam operasi di rumah A.H. Nasution. Tetapi ternyata operasi itu gagal sehingga Nasution lolos. Bahkan Pierre Tendean dan Karel Satsuit Tubun (pengawal di rumah J Leimena) menjadi korban. Operasi penculikan di rumah Nasution itu sendiri dinilai tidak elegan sebab dari awal sudah memancing keributan yang membuka kemungkinan untuk gagal.