Bunyi bahasa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 5: Baris 5:
'''Bunyi bahasa''' ({{lang-en|speech sound}}) atau '''fon''' adalah satuan [[bunyi]] yang dihasilkan oleh [[alat ucap]]. Dalam [[fonologi]], bunyi bahasa diamati sebagai [[fonem]]. Secara umum bunyi-bunyi dapat diklasifikasikan atas : [[vokal]], [[konsonan]], dan [[semi-vokal]]. Bunyi [[vokal]] adalah bunyi yang terjadi tanpa hambatan pada alat bicaranya, atau tidak ada artikulasinya.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=16}}</ref>Bunyi [[konsonan]] adalah bunyi yang terjadi karena adanya penghambatan arus udara pada sebagian [[alat bicara]]<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=16}}</ref>Sedangkan bunyi [[semi-vokal]] adalah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan, tetapi ketika diartikulsikan belum membentuk [[konsonan murni]].<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=17}}</ref>
'''Bunyi bahasa''' ({{lang-en|speech sound}}) atau '''fon''' adalah satuan [[bunyi]] yang dihasilkan oleh [[alat ucap]]. Dalam [[fonologi]], bunyi bahasa diamati sebagai [[fonem]]. Secara umum bunyi-bunyi dapat diklasifikasikan atas : [[vokal]], [[konsonan]], dan [[semi-vokal]]. Bunyi [[vokal]] adalah bunyi yang terjadi tanpa hambatan pada alat bicaranya, atau tidak ada artikulasinya.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=16}}</ref>Bunyi [[konsonan]] adalah bunyi yang terjadi karena adanya penghambatan arus udara pada sebagian [[alat bicara]]<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=16}}</ref>Sedangkan bunyi [[semi-vokal]] adalah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan, tetapi ketika diartikulsikan belum membentuk [[konsonan murni]].<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=17}}</ref>


==Bunyi Nasal dan Oral==
== Bunyi Nasal dan Oral ==
Dilihat dari keluarnya udara melalui rongga hidung, bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi [[nasal]] dan [[oral]].<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=17}}</ref>Bunyi nasal adalah bunyi yang keluar melalui rongga hidung, dengan menurunkan langit-langit lunak beserta ujung anak tekaknya.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref>Sedangkan, bunyi oral adalah bunyi keluar hanya melalui rongga mulut saja, dan langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menaik.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref>
Dilihat dari keluarnya udara melalui rongga hidung, bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi [[nasal]] dan [[oral]].<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=17}}</ref>Bunyi nasal adalah bunyi yang keluar melalui rongga hidung, dengan menurunkan langit-langit lunak beserta ujung anak tekaknya.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref>Sedangkan, bunyi oral adalah bunyi keluar hanya melalui rongga mulut saja, dan langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menaik.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref>


==Keras ''(Fortes)'' dan Lunak ''(Lenes)''==
== Keras ''(Fortes)'' dan Lunak ''(Lenes)'' ==
Bunyi bahasa dilihat dari kekuatan arus udara pada waktu bunyi itu diartikulasikan dapat dibedakan kembali menjadi bunyi keras dan bunyi lunak.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref>Bunyi bahasa dapat dikatakan keras apabila diartikulasikan disertai dengan ketegangan kekuatan arus udara. Sedangkan bunyi dapat dikatakan lunak jika tidak disertai ketegangan arus udara.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref>
Bunyi bahasa dilihat dari kekuatan arus udara pada waktu bunyi itu diartikulasikan dapat dibedakan kembali menjadi bunyi keras dan bunyi lunak.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref>Bunyi bahasa dapat dikatakan keras apabila diartikulasikan disertai dengan ketegangan kekuatan arus udara. Sedangkan bunyi dapat dikatakan lunak jika tidak disertai ketegangan arus udara.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref>


==Bunyi Panjang dan Pendek==
== Bunyi Panjang dan Pendek ==
Bunyi bahasa dapat dibedakan kembali atas lamanya bunyi itu diartikulasikan.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=19}}</ref> Bunyi dapat dikatakan panjang ketika bunyi itu diartikulasikan dengan vokal yang panjang.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=19}}</ref>Sedangkan bunyi pendek merupakan buyi yang diartikulasikan dengan vokal pendek.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=19}}</ref>
Bunyi bahasa dapat dibedakan kembali atas lamanya bunyi itu diartikulasikan.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=19}}</ref> Bunyi dapat dikatakan panjang ketika bunyi itu diartikulasikan dengan vokal yang panjang.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=19}}</ref>Sedangkan bunyi pendek merupakan buyi yang diartikulasikan dengan vokal pendek.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=19}}</ref>


Baris 20: Baris 20:
{{bahasa-stub}}
{{bahasa-stub}}


==Rujukan==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}



Revisi per 5 Januari 2016 03.38

Bunyi bahasa (Inggris: speech sound) atau fon adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap. Dalam fonologi, bunyi bahasa diamati sebagai fonem. Secara umum bunyi-bunyi dapat diklasifikasikan atas : vokal, konsonan, dan semi-vokal. Bunyi vokal adalah bunyi yang terjadi tanpa hambatan pada alat bicaranya, atau tidak ada artikulasinya.[1]Bunyi konsonan adalah bunyi yang terjadi karena adanya penghambatan arus udara pada sebagian alat bicara[1]Sedangkan bunyi semi-vokal adalah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan, tetapi ketika diartikulsikan belum membentuk konsonan murni.[1]

Bunyi Nasal dan Oral

Dilihat dari keluarnya udara melalui rongga hidung, bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi nasal dan oral.[1]Bunyi nasal adalah bunyi yang keluar melalui rongga hidung, dengan menurunkan langit-langit lunak beserta ujung anak tekaknya.[1]Sedangkan, bunyi oral adalah bunyi keluar hanya melalui rongga mulut saja, dan langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menaik.[1]

Keras (Fortes) dan Lunak (Lenes)

Bunyi bahasa dilihat dari kekuatan arus udara pada waktu bunyi itu diartikulasikan dapat dibedakan kembali menjadi bunyi keras dan bunyi lunak.[1]Bunyi bahasa dapat dikatakan keras apabila diartikulasikan disertai dengan ketegangan kekuatan arus udara. Sedangkan bunyi dapat dikatakan lunak jika tidak disertai ketegangan arus udara.[1]

Bunyi Panjang dan Pendek

Bunyi bahasa dapat dibedakan kembali atas lamanya bunyi itu diartikulasikan.[1] Bunyi dapat dikatakan panjang ketika bunyi itu diartikulasikan dengan vokal yang panjang.[1]Sedangkan bunyi pendek merupakan buyi yang diartikulasikan dengan vokal pendek.[1]

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i j k Marsono (1986). Fonetik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 16.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "”rujukan1”" didefinisikan berulang dengan isi berbeda