Bunyi bahasa: Perbedaan antara revisi
Hanamanteo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 5: | Baris 5: | ||
'''Bunyi bahasa''' ({{lang-en|speech sound}}) atau '''fon''' adalah satuan [[bunyi]] yang dihasilkan oleh [[alat ucap]]. Dalam [[fonologi]], bunyi bahasa diamati sebagai [[fonem]]. Secara umum bunyi-bunyi dapat diklasifikasikan atas : [[vokal]], [[konsonan]], dan [[semi-vokal]]. Bunyi [[vokal]] adalah bunyi yang terjadi tanpa hambatan pada alat bicaranya, atau tidak ada artikulasinya.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=16}}</ref>Bunyi [[konsonan]] adalah bunyi yang terjadi karena adanya penghambatan arus udara pada sebagian [[alat bicara]]<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=16}}</ref>Sedangkan bunyi [[semi-vokal]] adalah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan, tetapi ketika diartikulsikan belum membentuk [[konsonan murni]].<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=17}}</ref> |
'''Bunyi bahasa''' ({{lang-en|speech sound}}) atau '''fon''' adalah satuan [[bunyi]] yang dihasilkan oleh [[alat ucap]]. Dalam [[fonologi]], bunyi bahasa diamati sebagai [[fonem]]. Secara umum bunyi-bunyi dapat diklasifikasikan atas : [[vokal]], [[konsonan]], dan [[semi-vokal]]. Bunyi [[vokal]] adalah bunyi yang terjadi tanpa hambatan pada alat bicaranya, atau tidak ada artikulasinya.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=16}}</ref>Bunyi [[konsonan]] adalah bunyi yang terjadi karena adanya penghambatan arus udara pada sebagian [[alat bicara]]<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=16}}</ref>Sedangkan bunyi [[semi-vokal]] adalah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan, tetapi ketika diartikulsikan belum membentuk [[konsonan murni]].<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=17}}</ref> |
||
==Bunyi Nasal dan Oral== |
== Bunyi Nasal dan Oral == |
||
Dilihat dari keluarnya udara melalui rongga hidung, bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi [[nasal]] dan [[oral]].<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=17}}</ref>Bunyi nasal adalah bunyi yang keluar melalui rongga hidung, dengan menurunkan langit-langit lunak beserta ujung anak tekaknya.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref>Sedangkan, bunyi oral adalah bunyi keluar hanya melalui rongga mulut saja, dan |
Dilihat dari keluarnya udara melalui rongga hidung, bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi [[nasal]] dan [[oral]].<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=17}}</ref>Bunyi nasal adalah bunyi yang keluar melalui rongga hidung, dengan menurunkan langit-langit lunak beserta ujung anak tekaknya.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref>Sedangkan, bunyi oral adalah bunyi keluar hanya melalui rongga mulut saja, dan langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menaik.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref> |
||
==Keras ''(Fortes)'' dan Lunak ''(Lenes)''== |
== Keras ''(Fortes)'' dan Lunak ''(Lenes)'' == |
||
Bunyi bahasa dilihat dari kekuatan arus udara pada waktu bunyi itu diartikulasikan dapat dibedakan kembali menjadi bunyi keras dan bunyi lunak.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref>Bunyi bahasa dapat dikatakan keras apabila diartikulasikan disertai dengan ketegangan kekuatan arus udara. Sedangkan bunyi dapat dikatakan lunak jika tidak disertai ketegangan arus udara.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref> |
Bunyi bahasa dilihat dari kekuatan arus udara pada waktu bunyi itu diartikulasikan dapat dibedakan kembali menjadi bunyi keras dan bunyi lunak.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref>Bunyi bahasa dapat dikatakan keras apabila diartikulasikan disertai dengan ketegangan kekuatan arus udara. Sedangkan bunyi dapat dikatakan lunak jika tidak disertai ketegangan arus udara.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=18}}</ref> |
||
==Bunyi Panjang dan Pendek== |
== Bunyi Panjang dan Pendek == |
||
Bunyi bahasa dapat dibedakan kembali atas lamanya bunyi itu diartikulasikan.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=19}}</ref> Bunyi dapat dikatakan panjang ketika bunyi itu diartikulasikan dengan vokal yang panjang.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=19}}</ref>Sedangkan bunyi pendek merupakan buyi yang diartikulasikan dengan vokal pendek.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=19}}</ref> |
Bunyi bahasa dapat dibedakan kembali atas lamanya bunyi itu diartikulasikan.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=19}}</ref> Bunyi dapat dikatakan panjang ketika bunyi itu diartikulasikan dengan vokal yang panjang.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=19}}</ref>Sedangkan bunyi pendek merupakan buyi yang diartikulasikan dengan vokal pendek.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=Marsono|title=Fonetik|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|place=Yogyakarta|page=19}}</ref> |
||
Baris 20: | Baris 20: | ||
{{bahasa-stub}} |
{{bahasa-stub}} |
||
==Rujukan== |
== Rujukan == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
Revisi per 5 Januari 2016 03.38
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
spasi tolong diperhatikan ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Bunyi bahasa (Inggris: speech sound) atau fon adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap. Dalam fonologi, bunyi bahasa diamati sebagai fonem. Secara umum bunyi-bunyi dapat diklasifikasikan atas : vokal, konsonan, dan semi-vokal. Bunyi vokal adalah bunyi yang terjadi tanpa hambatan pada alat bicaranya, atau tidak ada artikulasinya.[1]Bunyi konsonan adalah bunyi yang terjadi karena adanya penghambatan arus udara pada sebagian alat bicara[1]Sedangkan bunyi semi-vokal adalah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan, tetapi ketika diartikulsikan belum membentuk konsonan murni.[1]
Bunyi Nasal dan Oral
Dilihat dari keluarnya udara melalui rongga hidung, bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi nasal dan oral.[1]Bunyi nasal adalah bunyi yang keluar melalui rongga hidung, dengan menurunkan langit-langit lunak beserta ujung anak tekaknya.[1]Sedangkan, bunyi oral adalah bunyi keluar hanya melalui rongga mulut saja, dan langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menaik.[1]
Keras (Fortes) dan Lunak (Lenes)
Bunyi bahasa dilihat dari kekuatan arus udara pada waktu bunyi itu diartikulasikan dapat dibedakan kembali menjadi bunyi keras dan bunyi lunak.[1]Bunyi bahasa dapat dikatakan keras apabila diartikulasikan disertai dengan ketegangan kekuatan arus udara. Sedangkan bunyi dapat dikatakan lunak jika tidak disertai ketegangan arus udara.[1]
Bunyi Panjang dan Pendek
Bunyi bahasa dapat dibedakan kembali atas lamanya bunyi itu diartikulasikan.[1] Bunyi dapat dikatakan panjang ketika bunyi itu diartikulasikan dengan vokal yang panjang.[1]Sedangkan bunyi pendek merupakan buyi yang diartikulasikan dengan vokal pendek.[1]