Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pondok Ranggon
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 17: Baris 17:


Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar ... jiwa dan luas ... km<sup>2</sup>.
Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar ... jiwa dan luas ... km<sup>2</sup>.

Sampai akibat dari [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis sekitar tahun 1997]], kelurahan ini dikenal sebagai [[kelurahan]] terkenal dengan daerah tambang [[batu|batu kali]] sejak dibuka pada tahun [[1956]]an. Lahan penambang [[batu|batu kali]] terdapat di 4 kampung, yakni:

* Kampung Galuh
* Kampung Galuh Baru, pemekaran dari Kampung Galuh yang dibentuk berdasarkan Perda nomor 2/[[2006]] tanggal [[25 Januari]] [[2006]] tentang pembentukan 10 kampung di wilayah [[Kota Administrasi Jakarta Timur|Kotamadya Jakarta Timur]] dan [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]] dalam wilayah [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]]
* Kampung Tarah
* Kampung Binteng

Pemasarannya diangkut melalui [[kereta api barang]] ditarik dengan [[Lokomotif D301]] yang ditarik sampai tahun [[1987]] dan [[Lokomotif BB301]] sampai tahun [[1994]] serta [[Lokomotif CC201]] sampai ditutup akibat dari [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis 1997]] dengan rute ke [[Stasiun Kalimas]], [[Surabaya]] melalui Jembatan [[Jalan tol Jagorawi]], lalu bercabang ke [[Stasiun Cibubur]], lalu melewati [[Stasiun Wanaherang]], [[Stasiun Nambo]], [[Stasiun Citayam]], [[Stasiun Depok]], [[Stasiun Manggarai]], [[Stasiun Tanahabang]], [[Stasiun Pasarsenen]], [[Stasiun Jatinegara]], [[Stasiun Cikampek]], [[Stasiun Cirebon]], [[Stasiun Semarang Poncol]], [[Stasiun Semarang Tawang]], [[Stasiun Cepu]], [[Stasiun Bojonegoro]] dan [[Stasiun Surabaya Pasarturi]]. Dalam lagunya, adalah: "''Penambang batu kali di Pondok Ranggon''", yang diciptakan oleh [[Iwan Fals]] pada tahun [[1979]] dan "''Tambang batu kali Pondok Ranggon''", yang diciptakan oleh [[Ebiet G Ade]] pada tahun [[1982]].

Usaha penambang batu kali beserta jalur dan keretanya ini dibuka di Desa Pondok Ranggon sejak tahun [[1955]]-[[1956]]. Sejak dibuka, Produksi batu kali masih hanya 2.500 ton. Pada tahun [[1961]], Produksi batu kali meningkat menjadi 4.000 ton. Pada tahun [[1965]], saat terjadi [[Gerakan 30 September]], Produksi batu kali menurun menjadi 3.500 ton.

Pada tahun [[1971]], Produksi batu kali meningkat menjadi 4.580 ton. Kemudian, akibat dari perubahan batas wilayah [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] menjadi 661,7 km<sup>2</sup> pada tahun [[1976]] (berdasarkan PPRI nomor 45/1974) Produksi batu kali meningkat menjadi 6.000 ton. Kemudian, akibat dari perubahan status menjadi [[kelurahan]] pada tahun [[1978]] (berdasarkan PPRI nomor 25/1978), Produksi batu kali menurun menjadi 5.000 ton. Kemudian, Pada tahun [[1980]], Produksi batu kali meningkat menjadi 6.500 ton. Kemudian, akibat dari kecelakaan KMP Tampomas pada awal tahun [[1981]], Produksi batu kali menurun menjadi 6.000 ton.

Kemudian, akibat dari [[Tragedi Bintaro]] pada tanggal [[19 Oktober]] [[1987]], Produksi batu kali menurun menjadi 5.000 ton. Kemudian, akibat dari pembentukan [[Cipayung, Jakarta Timur|Kecamatan Cipayung]] pada tahun [[1990]] (berdasarkan PPRI nomor 60/1990), Produksi batu kali meningkat menjadi 7.200 ton.

Kemudian, pada tahun [[1994]], Produksi batu kali meningkat menjadi 7.500 ton. Kemudian, saat ditutup akibat dari [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis ekonomi hebat melanda Asia pada tahun 1997]] karena pengusahanya menderita kerugian dan diberi dana dari [[IMF]], Produksi batu kali menurun menjadi 7.000 ton.

Pada tahun [[1958]], Jembatan [[kereta api]] di [[Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur|Desa Cibubur]] [[Cimanggis, Depok|Kecamatan Cimanggis]] [[Kabupaten Bogor]] ini sudah diresmikan oleh Presiden RI, [[Soekarno]] setelah dibangun dengan biaya 5.000 gulden. Dengan dibangunnya [[Jalan tol Jagorawi]] pada tahun [[1973]], maka jalur [[kereta api]] yang bermuatan tambang batu kali dari [[Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur|Pondok Ranggon]] yang ditarik [[Lokomotif D301]] yang saat itu, melewati [[jembatan]] ini.

Pada tanggal [[2 Juli]] [[1997]],


Kelurahan ini berbatasan dengan Mabes TNI di sebelah utara, Kelurahan [[Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur|Cilangkap]] di sebelah utara, wilayah Kecamatan [[Jatisampurna, Bekasi|Jatisampurna]] ([[Kota Bekasi|Bekasi]]) di sebelah timur , Kelurahan [[Munjul, Cipayung, Jakarta Timur|Munjul]] dan [[Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur|Cibubur]] di sebelah barat, serta Kelurahan [[Harjamukti, Cimanggis, Depok|Harjamukti]] ([[Kota Depok|Depok]]) di sebelah selatan.
Kelurahan ini berbatasan dengan Mabes TNI di sebelah utara, Kelurahan [[Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur|Cilangkap]] di sebelah utara, wilayah Kecamatan [[Jatisampurna, Bekasi|Jatisampurna]] ([[Kota Bekasi|Bekasi]]) di sebelah timur , Kelurahan [[Munjul, Cipayung, Jakarta Timur|Munjul]] dan [[Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur|Cibubur]] di sebelah barat, serta Kelurahan [[Harjamukti, Cimanggis, Depok|Harjamukti]] ([[Kota Depok|Depok]]) di sebelah selatan.

Revisi per 24 September 2015 12.31

Pondok Ranggon
Negara Indonesia
ProvinsiJakarta
KotaJakarta Timur
KecamatanCipayung
Kodepos
13860
Kode Kemendagri31.75.10.1003
Kode BPS3172030001
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Kelurahan Pondok Ranggon, Cipayung memiliki kode pos 13860

Kelurahan ini terletak di kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar ... jiwa dan luas ... km2.

Sampai akibat dari Krisis sekitar tahun 1997, kelurahan ini dikenal sebagai kelurahan terkenal dengan daerah tambang batu kali sejak dibuka pada tahun 1956an. Lahan penambang batu kali terdapat di 4 kampung, yakni:

Pemasarannya diangkut melalui kereta api barang ditarik dengan Lokomotif D301 yang ditarik sampai tahun 1987 dan Lokomotif BB301 sampai tahun 1994 serta Lokomotif CC201 sampai ditutup akibat dari Krisis 1997 dengan rute ke Stasiun Kalimas, Surabaya melalui Jembatan Jalan tol Jagorawi, lalu bercabang ke Stasiun Cibubur, lalu melewati Stasiun Wanaherang, Stasiun Nambo, Stasiun Citayam, Stasiun Depok, Stasiun Manggarai, Stasiun Tanahabang, Stasiun Pasarsenen, Stasiun Jatinegara, Stasiun Cikampek, Stasiun Cirebon, Stasiun Semarang Poncol, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Cepu, Stasiun Bojonegoro dan Stasiun Surabaya Pasarturi. Dalam lagunya, adalah: "Penambang batu kali di Pondok Ranggon", yang diciptakan oleh Iwan Fals pada tahun 1979 dan "Tambang batu kali Pondok Ranggon", yang diciptakan oleh Ebiet G Ade pada tahun 1982.

Usaha penambang batu kali beserta jalur dan keretanya ini dibuka di Desa Pondok Ranggon sejak tahun 1955-1956. Sejak dibuka, Produksi batu kali masih hanya 2.500 ton. Pada tahun 1961, Produksi batu kali meningkat menjadi 4.000 ton. Pada tahun 1965, saat terjadi Gerakan 30 September, Produksi batu kali menurun menjadi 3.500 ton.

Pada tahun 1971, Produksi batu kali meningkat menjadi 4.580 ton. Kemudian, akibat dari perubahan batas wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi 661,7 km2 pada tahun 1976 (berdasarkan PPRI nomor 45/1974) Produksi batu kali meningkat menjadi 6.000 ton. Kemudian, akibat dari perubahan status menjadi kelurahan pada tahun 1978 (berdasarkan PPRI nomor 25/1978), Produksi batu kali menurun menjadi 5.000 ton. Kemudian, Pada tahun 1980, Produksi batu kali meningkat menjadi 6.500 ton. Kemudian, akibat dari kecelakaan KMP Tampomas pada awal tahun 1981, Produksi batu kali menurun menjadi 6.000 ton.

Kemudian, akibat dari Tragedi Bintaro pada tanggal 19 Oktober 1987, Produksi batu kali menurun menjadi 5.000 ton. Kemudian, akibat dari pembentukan Kecamatan Cipayung pada tahun 1990 (berdasarkan PPRI nomor 60/1990), Produksi batu kali meningkat menjadi 7.200 ton.

Kemudian, pada tahun 1994, Produksi batu kali meningkat menjadi 7.500 ton. Kemudian, saat ditutup akibat dari Krisis ekonomi hebat melanda Asia pada tahun 1997 karena pengusahanya menderita kerugian dan diberi dana dari IMF, Produksi batu kali menurun menjadi 7.000 ton.

Pada tahun 1958, Jembatan kereta api di Desa Cibubur Kecamatan Cimanggis Kabupaten Bogor ini sudah diresmikan oleh Presiden RI, Soekarno setelah dibangun dengan biaya 5.000 gulden. Dengan dibangunnya Jalan tol Jagorawi pada tahun 1973, maka jalur kereta api yang bermuatan tambang batu kali dari Pondok Ranggon yang ditarik Lokomotif D301 yang saat itu, melewati jembatan ini.

Pada tanggal 2 Juli 1997,

Kelurahan ini berbatasan dengan Mabes TNI di sebelah utara, Kelurahan Cilangkap di sebelah utara, wilayah Kecamatan Jatisampurna (Bekasi) di sebelah timur , Kelurahan Munjul dan Cibubur di sebelah barat, serta Kelurahan Harjamukti (Depok) di sebelah selatan.

Desa Pondok Ranggon merupakan pemekaran dari Desa Sukatani pada tanggal 18 Maret 1982. Dulunya Desa Pondok Ranggon masuk ke dalam wilayah Kecamatan Cimanggis, Kabupaten DT II Bogor. Namun sejak tanggal 2 Februari 1991, Desa ini masuk ke dalam wilayah Kecamatan Cipayung, Kotamadya Jakarta Timur dengan kodepos 16960.

Sejak tanggal 20 Maret 1991, Desa ditingkatkan status menjadi Kelurahan dan berubah nama menjadi Kelurahan Pondok Ranggon dengan kodepos 13860 sampai dengan sekarang.