Insentif perjalanan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Insentif perjalanan adalah salah satu jenis penghargaan dari program insentif, program pengakuan, atau program loyalitas, yang merupakan alat bisnis yang dirancang agar dapat mengubah perilaku konsumen untuk meningkatkan keuntungan, arus kas, keterikatan karyawan, dan keterikatan pelanggan. Insentif perjalanan sering digambarkan sebagai perjalanan bisnis yang dirancang untuk memotivasi atau merangsang kinerja karyawan atau sebagai penghargaan untuk tindakan-tindakan yang dilakukan oleh karyawan atau mitra usaha. Karenanya, insentif perjalanan membantu perkembangan loyalitas dan mendorong kinerja dalam suatu organisasi atau perusahaan.[1]

Ketika sebuah organisasi atau perusahaan merancang program insentif dengan baik, seperti memberi insentif pada seluruh departemen dalam perusahaan, bukan hanya memberi berdasarkan dampak dari departemen yang mendapatkan insentif, balik modal dari dana insentif tersebut dapat terjamin.[2] Oxford Economics USA menulis dalam studi tahun 2009 bahwa investasi melalui insentif perjalanan mengembalikan modal lebih dari $4:$1.[3] Selain itu, dinyatakan bahwa untuk mencapai dampak yang sama dengan insentif perjalanan, jumlah kompensasi dasar karyawan harus ditingkatkan sebesar 8,5%.[3]

Yayasan Incentive Research merilis studi pada 2010. Dalam studi tersebut, dinyatakan bahwa sebuah perusahaan melakukan tindakan untuk memastikan terjadinya balik modal dari pengeluarannya untuk insentif perjalanan. Tindakan tersebut ialah menggabungkan organisasi-organisasi yang memperoleh insentif dari perusahaannya dengan perusahaannya. Hal ini menyukseskan pula penggabunga program-program insentif perusahan-perusahaan tersebut.[4]

Dampak terhadap ekonomi[sunting | sunting sumber]

Perjalanan insentif, pertemuan, dan acara menghabiskan 15% dari seluruh pengeluaran dalam perjalanan di AS, menciptakan 2,4 juta lapangan pekerjaan, pengeluaran $240 miliar, dan perolehan pajak sebesar $39 miliar menurut U.S. Travel Association. Perjalanan insentif menghasilkan sekitar $13 miliar tiap tahun, menurut Yayasan Incentive Research.[5][6]

Dampak ekonomi yang memburuk dan dampak AIG telah memberi pengaruh buruk terhadap program perjalanan insentif sejak 2010, dengan menurunnya pengeluaran dalam bidang perjalanan insentif.[7]

Masa depan perjalanan insentif[sunting | sunting sumber]

Menurut Survei Travel IQ 2013 yang dilakukan Majalah Incentive, "manfaat insentif perjalanan pada tahun 2013 berkisar dari pengakuan kinerja (62,1%) dan peningkatan penjualan (57,8%), meningkatkan kesetiaan karyawan (42,2%), dan membantu perkembangan kerja sama (32,8%).[8]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Louise Gregory (25 Juli 2014). "What is incentive Travel?" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-16. 
  2. ^ "The Incentive Research Foundation Research" (dalam bahasa Inggris). Theirf.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Februari 2015. Diakses tanggal 12 Oktober 2014. 
  3. ^ a b "the Return on Investment of U.S. business travel" (PDF). Ustravel.org (dalam bahasa Inggris). Oxford Economics USA. September 2009. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 20 Oktober 2014. Diakses tanggal 12 Oktober 2014. 
  4. ^ Melissa Van Dyke (6 Mei 2010). "The Anatomy of a Successful Incentive Program". Incentive Research Foundation (dalam bahasa Inggris). 
  5. ^ "Posh trips for jobs well-done are fading away - USATODAY.com" (dalam bahasa Inggris). Usatoday.com. Diakses tanggal 12 Oktober 2014. 
  6. ^ "Rental Mobil". Website (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 Oktober 2014. 
  7. ^ Mark Lewis (16 Februari 2010). "The AIG Effect". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 Oktober 2014. 
  8. ^ "Incentive travel-The Ultimate Motivator" (dalam bahasa Inggris). Incentivemag.com. Diakses tanggal 31 Maret 2015.