Ikonografi manga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebuah halaman dari manga Marmalade Boy volume 1 (versi bahasa Jepang)

Manga Jepang telah mengembangkan bahasa visual atau ikonografinya sendiri untuk mengungkapkan emosi dan keadaan karakter internal lainnya. Gaya menggambar ini juga berpindah ke anime, karena banyaknya cerita yang diadaptasi menjadi acara dan film televisi. Pembahasan di sini akan lebih menekankan gaya untuk asli manga, walaupun dapat diterapkan pula ke dalam anime.

Gaya manga yang terkenal dan mudah dikenali sangatlah khas. Penekanan lebih sering ditempatkan dalam baris kalimat dibandingkan dengan bentuk yang terpisah. Selain itu, penempatan panel dan cara penceritaan manga Jepang berbeda dengan komik Amerika. Latar belakang impresionistik sangat umum, seperti beberapa panel berurutan yang menampilkan latar bukan tokoh. Panel dan halaman umumnya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan penulisan bahasa Jepang tradisional.

Karena manga adalah bentuk seni yang beragam, maka tidak semua seniman manga mengikuti aturan yang akan dijelaskan di bawah. Aturan ini kemudian dipopulerkan ke Barat melalui seri-seri seperti Akira, Sailor Moon, Dragon Ball, dan Ranma ½.

Karakteristik panel[sunting | sunting sumber]

Contoh screentone.

Ada beberapa teknik ekspresif yang khas (dan beberapa di antaranya bersifat unik) untuk bentuk manga:

  • Screentone: Lembaran transparan berperekat yang dibuat dengan pola yang berbeda-beda (umumnya, beberapa berupa titik-titik atau hatching, namun bisa juga termasuk berbagai jenis efek yang mencolok seperti bintang-bintang atau ledakan, maupun latar adegan yang umum seperti pemandangan kota, taman sekolah, atau pemandangan alam). Lembaran ini dipotong dan ditimpa di atas panel untuk pembuatan bayangan dan rincian yang akan membutuhkan banyak waktu atau tidak layak jika digambar dengan tangan. Saat ini, lembaran fisik ini semakin banyak digantikan dengan citra hasil komputer yang setara.
Contoh gelembung dialog.
  • Gelembung dialog yang ekspresif: Pola atau gaya dari tepian/sempadan gelembung dialog yang dapat berubah untuk merefleksikan nada dan suasana hati pembicara dialog tersebut. Sebagai contoh, gelembung yang berbentuk ledakan (nomor 2 pada gambar di samping) digunakan untuk seruan kemarahan. Selain itu, manga tidak selalu mengikuti aturan komik Barat di mana gelembung dengan lengkungan solid yang muncul dari kepala pembicara (nomor 1 pada gambar di samping) digunakan sebagai penanda dialog percakapan dan gelembung dengan beberapa lingkaran kecil yang muncul dari pembicara (nomor 3 pada gambar di samping) digunakan sebagai penanda pemikiran. Pada manga, gelembung dengan beberapa lingkaran kecil yang muncul dari kepala pembicara ini sering juga digunakan sebagai penanda dialog bisikan, yang mana dapat membingungkan pembaca dari Barat.
Contoh speedline: Grand Prix de France 1913 oleh Ernest Montaut.
  • Speed line: Latar belakang yang memiliki hamparan garis yang digambar dengan rapi untuk menggambarkan arah gerakan. Speed line sering muncul dalam urutan laga dan dapat pula diterapkan ke para tokoh untuk menekankan gerakan tubuh mereka (umumnya lengan dan tungkai). Gaya ini, khususnya dengan pemburaman latar belakang, dipakai pula hingga ke anime-anime laga.
  • Kilas balik mini: Banyak seniman menggunakan salinan segmen dari bab-bab sebelumnya (terkadang satu panel saja), mengubahnya ke panel cerita, dan memanfaatkannya sebagai kilas balik (serta menerapkan hamparan nada yang lebih gelap untuk membedakannya dengan kejadian yang sedang berlangsung). Hal ini dianggap sebagai cara yang tepat untuk membangkitkan kejadian-kejadian pada masa sebelumnya yang disertai dengan citra visual. Dalam situasi di mana kejadian kehidupan sang tokoh muncul melintasi pikirannya, halaman percikan (splash page) mungkin digunakan bersamaan dengan latar belakang penuh yang berisi segmen-segmen dari bab-bab sebelumnya.
Contoh hatching: Bagian dari Veronica oleh Albrecht Dürer.
  • Efek latar belakang abstrak: Hal ini melibatkan pola hatching yang rumit di latar belakang dan berfungsi untuk menunjukkan atau memperkuat suasana dari alur cerita. Hal ini juga dapat menggambarkan keadaan pikiran sang tokoh.

Fitur wajah[sunting | sunting sumber]

Meskipun seni dapat sangat realistis maupun bersifat kartun, tokoh manga sering kali memiliki mata yang besar (tokoh perempuan umumnya memiliki mata yang lebih besar daripada tokoh laki-laki), hidung yang kecil, dan wajah yang rata. Penelitian sosial dan psikologis mengenai ketertarikan wajah telah menyimpulkan bahwa dengan adanya fitur wajah yang seperti anak-anak dapat meningkatkan ketertarikan secara keseluruhan.[1] Seniman manga sering menggunakan hal ini untuk meningkatkan daya tarik dari tokoh protagonis. Mata yang besar telah menjadi fitur permanen dalam manga dan anime sejak tahun 1960-an ketika Osamu Tezuka terinspirasi oleh kartun-kartun Disney dari Amerika Serikat dan mulai menggambarkan mata seperti itu.

Contoh mata dalam manga.

Selain itu, di dalam mata yang besar, rasa transparan dari pupil dan kilauannya maupun pantulan kecil di tepian mata sering kali dilebih-lebihkan, tanpa memedulikan kondisi pencahayaan di sekitarnya. Efek transparan dan kilauan ini hanya diterapkan pada tokoh yang masih hidup. Sedangkan untuk tokoh yang sudah meninggal, mereka memiliki warna mata yang solid sedikit lebih gelap dari warna selaput pelanginya saat mereka masih hidup. Terkadang efek bagi tokoh yang sudah meninggal ini juga digunakan untuk mengindikasikan tokoh yang tidak memiliki emosi karena trauma atau kehilangan kendali kesadaran karena kerasukan (hantu, setan, zombi, sihir, dsb.). Pada tokoh dengan rambut yang menutupi sebagian wajah, di mana matanya seharusnya juga tertutupi, sering kali memiliki mata yang tetap digambar berupa garis tepinya saja tanpa warna, meskipun rambutnya berwarna gelap dan pekat.

Beberapa simbol visual yang telah dikembangkan dalam beberapa tahun sehingga telah menjadi cara umum untuk menandakan emosi, kondisi fisik, dan suasana hati:

Mata[sunting | sunting sumber]

Penggambaran emosi dalam manga. Dari kiri ke kanan: Atas: bosan, bersemangat, senang, sedih. Bawah: marah, kecewa, mengambek, dan bingung.

Bentuk dan ukuran mata dapat dibesarkan-besarkan atau berubah sama sekali. Mata yang berbentuk hati dan yang besar seperti anak polos menandakan jatuh cinta. Mata berbentuk bintang menandakan kekaguman terhadap seseorang. Mata berbentuk spiral menandakan kebingungan atau pusing. Mata berbentuk api atau setengah elips horizontal tanpa isi menandakan kemarahan atau dendam (lihat gambar di kanan bawah). Saat tokoh meninggal, pingsan, atau terkejut, dua "X" terkadang digunakan untuk menandakan kondisi tersebut. ">" dan "<" juga dapat digunakan untuk menandakan beragam emosi, seperti kegugupan atau kegembiraan. Mata tanpa pupil maupun kilauan menandakan kondisi mengigau.

Pembesaran mata, di mana mata menjadi sangat besar dan bundar sempurna dengan pupil kecil dan tanpa selaput pelangi, bahkan sebagian mata tersebut keluar dari lingkaran wajah (sering kali ditampilkan bersamaan dengan mulut yang menjadi seperti setengah lingkaran membentang dengan bagian ujung yang keluar dari dagu) menandakan kegembiraan yang amat sangat. Demikian pula dengan mengubah mata menjadi dua setengah lingkaran dengan tepian tebal yang menandakan penampilan yang lucu dan gembira (lihat gambar di samping).

Bentuk dan ukuran mata terkadang digunakan untuk melambangkan tokoh itu sendiri. Contohnya, mata yang lebih besar biasanya melambangkan kecantikan, kepolosan, atau kesucian, sedangkan mata yang lebih kecil dan menyempit melambangkan kedinginan sang tokoh atau kejahatan. Mata yang dihitamkan sempurna menandakan kepribadian yang pendendam atau kemarahan yang mendalam. Namun, mata jenis ini juga dapat mengindikasikan seseorang yang bijaksana, terutama bila disertai dengan seringai. Mata seorang tokoh yang diberi bayangan tanpa memedulikan pencahayaan ruangan menandakan kemarahan, kekecewaan, ada sesuatu yang salah dengan tokoh tersebut, maupun jika mereka terluka batinnya. Gelembung-gelembung yang terbentuk di tepi mata seorang tokoh menandakan bahwa tokoh tersebut akan menangis.

Contoh mulut kucing dan hidung yang dihilangkan dalam manga.

Mulut[sunting | sunting sumber]

Mulut sering kali digambarkan kecil, biasanya hanya berupa satu garis di wajah. Taring yang menyembul dari ujung mulut menandakan kenakalan atau keagresifan (kecuali jika tokoh tersebut memang memiliki taring). Mulut kucing (seperti angka "3" yang diputar 90° searah jarum jam, lihat gambar di samping) yang menggantikan mulut normal dari tokoh tersebut juga dapat menandakan kenakalan atau keagresifan (pengecualian yang cukup mencolok ada pada Konata Izumi dari Lucky Star, yang umumnya memiliki mulut kucing).

Hidung[sunting | sunting sumber]

Sama seperti mulut, hidung juga sering kali digambarkan kecil, hanya berupa tanda berbentuk "L" yang kecil untuk menandainya. Pada tokoh perempuan, hidung terkadang dihilangkan sepenuhnya apabila sang tokoh sedang menghadap ke depan. Dalam profil, hidung perempuan sering berbentuk seperti tombol, terdiri dari sebuah segitiga kecil. Mimisan menandakan gairah seksual setelah melihat gambar atau berada dalam keadaan yang merangsang. Hal ini didasarkan pada hikayat Jepang.[2] Gelembung ingus (鼻ちょうちん, hana chōchin), sebuah gelembung yang tergantung di salah satu lubang hidung, menandakan bahwa tokoh tersebut sedang tidur.

Kepala dan wajah[sunting | sunting sumber]

Pembuluh darah berbentuk salib yang muncul di atas mata sebelah kiri dan tetesan keringat yang besar di atas mata sebelah kanan.
Pipi yang memerah.

Tetesan keringat (汗マーク, ase māku) adalah aturan visual yang umum. Tokoh digambarkan dengan satu atau lebih bola keringat yang berkilat di bagian alis atau dahinya (atau mengambang di atas rambut bila sang tokoh membelakangi penonton). Hal ini melambangkan beragam emosi, termasuk malu, kegusaran, kebingungan, dan terkejut, di mana seharusnya orang tidak perlu mengeluarkan keringat dalam kondisi demikian. Berkeringat yang sesungguhnya secara fisik dalam manga ditandai dengan penyebaran tetesan keringat yang merata di seluruh tubuh, terkadang di bagian atas pakaian atau rambut.

Pembuluh darah berbentuk salib yang muncul dan berdenyut (怒りマーク, ikari māku),[3] biasanya digambarkan seperti salib atau kaki tiga di kepala bagian atas, menandakan kemarahan atau kejengkelan. Tanda ini terkadang dapat dilebih-lebihkan, dan ditempatkan di atas rambut bila sang tokoh membelakangi penonton. Denyutan yang berlanjut lama menandakan kemarahan tambahan. Namun, beberapa manga seperti Doraemon menggunakan kepulan asap untuk melambangkan kemarahan dan tidak menggunakan tanda pembuluh darah ini.

Pipi yang merah atau hatching di pipi melambangkan malu, biasanya digunakan untuk perasaan romantis. Pipi merah yang sesungguhnya secara fisik dalam manga ditandai dengan beberapa titik-titik oval kemerah-merahan. Hal ini terkadang sulit dibedakan dengan coretan yang berantakan di sekitar pipi yang digunakan untuk menandakan luka. Terkadang ketika sang tokoh sedang mabuk atau menangis, rona merah panjang yang melintasi hidung mungkin digunakan.

Perubahan bentuk wajah dipengaruhi oleh suasana hati sang tokoh, dan dapat berupa bundar seperti apel hingga menajam seperti wortel.

Garis vertikal paralel dengan bayangan gelap di atas kepala atau di bawah mata bisa melambangkan merasa dipermalukan, kelelahan, atau horor. Jika garis-garis tersebut bergelombang, bisa jadi melambangkan perasaan jijik. Cara yang lebih imut untuk melambangkan frustrasi (umumnya untuk tokoh perempuan) adalah dengan membusungkan pipi dan ucapannya disampaikan dengan nada kasar, sebuah "3" yang melebar juga mungkin digunakan sebagai bibir sang tokoh untuk melambangkan hal ini.

Warna rambut dari tokoh anime juga tidak dipilih secara acak. Dalam beberapa kasus, warna ini melambangkan unsur dari karakteristik tokoh tersebut (berdasarkan makna warna di Jepang):

Warna Makna
Hitam Kekuatan, kejahatan, kehampaan, kesedihan, misteri, kemutakhiran, kesempurnaan, kematian
Perak/Abu-abu Keandalan, kepintaran, kedewasaan, kesedihan, kebosanan
Putih Kesucian, kesederhanaan, kedamaian, kerendahan hati, dingin, surga (bisa juga berarti kematian)
Merah muda Kefeminiman, kesucian, kekanak-kanakan, kecintaan, keramahan
Merah Gairah, keriangan, agresi, energi, cinta (umumnya emosi yang kuat)
Jingga Energi, keseimbangan, antusiasme, kehangatan, mencari perhatian
Kuning Kemakmuran, surga, kekanak-kanakan, keberanian
Hijau Keberuntungan atau kesialan, keirian, keselarasan, kehidupan, kekuatan, ketenteraman
Biru Kedamaian, ketenangan, kestabilan, ketergantungan, dingin
Catatan: Dalam hal ketergantungan, biru tua lebih bertanggung jawab dibandingkan biru muda.
Ungu Kekuasaan, kebijaksanaan, kerohanian
Cokelat Kenyamanan, kesederhanaan, ketahanan

Perancangan tokoh[sunting | sunting sumber]

Contoh rancangan tokoh Wikipe-tan, maskot Wikipedia.

Untuk mendapatkan tanggapan penonton yang lebih emosional untuk tokoh tertentu, seorang seniman manga atau animator terkadang menggunakan sifat-sifat tertentu dalam perancangan tokohnya. Salah satu fitur yang paling umum digunakan adalah sifat-sifat keremajaan, baik secara fisik seperti usia yang muda atau adanya kuncir maupun secara emosional seperti pandangan naif atau polos, sifat kekanak-kanakan, atau kelemahan simpatik yang jelas di mana sang tokoh berusaha keras untuk memperbaikinya (kecanggungan yang amat sangat atau penyakit yang mengancam kehidupannya) namun tidak pernah benar-benar berhasil untuk menyingkirkan.

Aturan artistik lainnya yang digunakan dalam manga arus utama termasuk:

  • Bengkak yang berbentuk bundar, terkadang digambarkan seukuran bola bisbol, adalah pembengkakan luka yang dilebih-lebihkan secara visual.
  • Perban berbentuk silang melambangkan rasa sakit. Dalam manga yang lebih lama, seperti Dragon Ball, mata yang melotot digunakan untuk melambangkan rasa sakit.
  • Garis-garis hitam tebal di sekitar tokoh melambangkan gemetaran karena kemarahan, terkejut, atau takjub.[4] Hal ini biasanya disertai dengan pose tegar atau gaya super deformed.
  • Percikan yang melayang di antara mata dua tokoh saat bertarung, atau saling memelototi (bisa juga disertai dengan tanda petir).
  • Tokoh yang tiba-tiba jatuh ke lantai, biasanya dengan tangan dan kaki yang tertekuk, adalah reaksi terhadap suatu hal yang tidak terduga.
  • Semua fitur wajah mengecil, hidung menghilang, sang tokoh terangkat dari lantai dengan tangan dan kaki yang diperpanjang sembari bergerak dengan sangat cepat melambangkan kepanikan. Bila fitur wajah tidak mengecil, maka akan melambangkan kemarahan.
  • Tetesan air mata di mana-mana atau membentuk air mancur melambangkan kegembiraan atau kesedihan yang mendalam.
  • Tiga buah titik yang muncul di atas kepala sang tokoh melambangkan ketenangan, bahwa ada sesuatu yang tidak akan diungkapkan.
  • Kepala yang terkulai menandakan kesedihan.[4]
  • Kebanyakan pewarnaan tokoh cenderung digunakan untuk melambangkan sifat. Tokoh yang lebih lembut akan diwarnai dengan nada yang lebih muda, sedangkan tokoh yang cemerlang akan diwarnai dengan nada terang. Begitu pula dengan penjahat yang sering diwarnai dengan nada yang lebih gelap, sedangkan tokoh yang dingin akan diwarnai dengan nada netral (hitam, putih, abu-abu, dsb.).
  • Tokoh menekan kedua jari telunjuknya ketika mengakui suatu rahasia atau memberitahukan suatu kebenaran ke orang lain.
  • Bentuk aneh berwarna putih biasanya menyerupai jamur yang muncul saat menghembuskan napas melambangkan desahan atas hilangnya kecanggungan atau depresi.
  • Hantu bergelombang yang keluar dari mulut sering melambangkan depresi atau merasa terhina/malu. Hal ini merujuk pada hitodama (roh manusia).
  • Bunga sakura yang bermekaran melambangkan momen yang indah atau manis. Hal ini merujuk pada mono no aware (empati terhadap berbagai hal).
  • Bunga sakura yang rontok dari tangkainya melambangkan kematian atau, yang lebih umum, kehilangan keperawanan.
  • Rambut yang terpisah melambangkan kebebasan, sedangkan rambut yang diikat di belakang melambangkan beberapa bentuk semacam perbudakan baik secara harfiah, kiasan, maupun emosional.
  • Gelembung yang keluar dari hidung melambangkan tidur. Gelembung tersebut mengembang dan mengempis saat sang tokoh mendengkur. Umumnya tanda ini ada saat sang tokoh tidur di saat yang tidak tepat (misal saat belajar di kelas, bekerja, berada di luar ruang, di tempat umum, dengan pose dan di lokasi yang tidak wajar, dsb.).
  • Terkadang, ketika sang tokoh menjerit atau terkejut, mereka akan melakukan pose The Scream.
  • Alis dan kelopak mata yang berkedut melambangkan kemarahan atau terkejut sehingga sang tokoh tersebut mundur.
  • Tokoh membacakan dialog atau melakukan suatu adegan berulang kali (repeat cut), terkadang digambarkan dengan sudut yang berbeda, melambangkan penekanan.[5] Contohnya, adegan saat korban Light ditabrak truk dalam Death Note yang ditampilkan sebanyak tiga kali. Untuk alasan humor, mungkin saja sang tokoh menanggapi pengulangan tersebut.

Unicode[sunting | sunting sumber]

Ikonogafi manga juga digunakan sebagai emoji dalam ponsel maupun situs jejaring sosial seperti Facebook, serta diperkenalkan ke dalam Standar Unicode versi 6.0 (dirilis Oktober 2010).

Tanda Kode Unicode Kode HTML Nama
💧 U+1F4A7 &#x1F4A7;
&#128167;
DROPLET
(Tetesan)
💦 U+1F4A6 &#x1F4A6;
&#128166;
SPLASHING SWEAT SYMBOL
(Simbol cipratan keringat)
😅 U+1F605 &#x1F605;
&#128517;
SMILING FACE WITH OPEN MOUTH AND COLD SWEAT
(Wajah yang tersenyum dengan mulut terbuka dan keringat dingin)
😓 U+1F613 &#x1F613;
&#128531;
FACE WITH COLD SWEAT
(Wajah dengan keringat dingin)
😍 U+1F60D &#x1F60D;
&#128525;
SMILING FACE WITH HEART-SHAPED EYES
(Wajah yang tersenyum dengan mata berbentuk hati)
😵 U+1F635 &#x1F635;
&#128565;
DIZZY FACE
(Wajah kebingungan)
💢 U+1F4A2 &#x1F4A2;
&#128162;
ANGER SIGN
(Tanda kemarahan)
💬 U+1F4AC &#x1F4AC;
&#128172;
SPEECH BALOON
(Gelembung percakapan)

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Babyfaceness". www.beautycheck.de and Universität Regensburg. 2002-07-15. Diakses tanggal 2008-10-15. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Van Huffel, Peter. "Tanioka Yasuji". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-21. Diakses tanggal 2008-09-17. 
  3. ^ TV Tropes > Cross Popping Veins
  4. ^ a b Norimi, Morisaki (October 2005). "How To Draw Manga: Lesson Three". Shojo Beat. 1 (4): 258. 
  5. ^ "Repeat Cut - Television Tropes & Idioms". TV Tropes. 2013-06-06. Diakses tanggal 2013-06-06.