Hubungan Malaysia dengan Turki

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hubungan Malaysia–Turkey
Peta memperlihatkan lokasiMalaysia and Turkey

Malaysia

Turki
Misi diplomatik
Malaysian Embassy, Ankara Turkish Embassy, Kuala Lumpur
Utusan
Ambassador Abd Razak Abdul Wahab Ambassador Merve Safa Kavakcı

Hubungan Malaysia dengan Turki (Melayu: Hubungan Malaysia–Turki; Jawi: هوبوڠن مليسيا–تركيا; Turki: Malezya-Türkiye ilişkileri) adalah hubungan luar negeri antara Malaysia dan Turki. Turki memiliki Kedutaan Besar di Kuala Lumpur, dan Malaysia memiliki Kedutaan Besar di Ankara.[1] Kedua negara adalah anggota penuh dari World Trade Organization (WTO) dan Organisation of the Islamic Conference (OIC). Kedua negara juga dikategorikan sebagai kekuatan regional dan kekuatan menengah pada masing-masing kawasan.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Hubungan kedua negara dapat dilacak hingga masa Kesultanan Melayu dan Kesultanan Utsmaniyah.[2] Sejak abad ke-19, hubungan antara Kesultanan Melayu dengan Kesultanan Utsmaniyah berjalan erat, didukung oleh kedekatan Sultan Abu Bakar dari Johor, yang beberapa kali mengunjungi Istanbul. Pada kunjungan Sultan Abu Bakar pada tahun 1890, bersama Engku Abdul Majid, menikahi wanita Turki. Pernikahan-pernikahan ini mempererat hubungan bilateral dan menghasilkan keturunan Melayu-Turki seperti Syed Muhammad Naquib al-Attas dan Ungku Aziz.[3] Saat ini, hubungan modern kedua negara dimulai pada tahun 1964.[4] Perdana Menteri Najib Razak mengunjungi Turki pada 17 April 2014 untuk memperluas perdagangan bilateral kedua negara dan menandatangani FTA.[5] Beberapa perjanjian ekonomi kedua negara telah disepakati seperti Strategic Framework Agreement dan Free Trade Agreement.[6][7] Di samping itu, kebutuhan visa untuk kunjungan masing-masing negara telah dihapuskan.[8][9] Kedua negara juga saat ini menjalin kerjasama lebih jauh di bidang perdagangan dan investasi khususnya industri perbankan syariah.[10] Turki juga mengincar Malaysia untuk menjadi salah satu mitra dagangnya di kawasan ASEAN.[11]

Hubungan keamanan[sunting | sunting sumber]

Saat ini, perusahaan pertahanan Turki telah menandatangani beberapa perjanjian dengan mitra dari Malaysia senilai $600 juta untuk produksi kendaraan lapis baja. Firma Turki yang lain juga telah menyepakati kerjasama dengan perusahaan Malaysia untuk memoderenisasi sistem militer Malaysia.

Pada 12 Mei 2017, Malaysia mendeportasi tiga tersangka WN Turki atas tuduhan keterlibatan dengan Pergerakan Gülen, sebuah organisasi yang telah dianggap sebagai organisasi oleh Pemerintahan Turki.[12] Berkaitan dengan hal ini, Pemerintahan Malaysia dituding oleh Stockholm Center for Freedom (SCF) karena telah membantu persekusi kritik terhadap pemerintahan di bawah Presiden Recep Tayyip Erdoğan dengan mengembalikan WN Turki yang menghindari dari tindakan keras pemerintah mereka di bawah permintaan Pemerintahan Turki.[13] Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi membantah jika penahanan berdasarkan perintah dari Pemerintahan Turki, sementara juga menjelaskan bahwa penahanan dilaksanakan setelah menerima informasi dari Counter-Messaging Centre (CMC) berkaitan dengan keterlibaan mereka dalam organisasi ilegal d negara mereka.[14]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Relations between Turkey and Malaysia". Republic of Turkey Ministry of Foreign Affairs. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 June 2015. Diakses tanggal 28 December 2013. 
  2. ^ Asmady Idris and Ömer Kurtbağ (19 November 2013). "Malaysia-Turkey Relations in History and Today". Middle East Institute. Diakses tanggal 28 December 2013. 
  3. ^ Abd Jalil Borham. "Pengaruh Khilafah Othmaniyyah Turki dalam pentadbiran Kerajaan Johor bagi memartabatkan sebuah negara Islam merdeka di Asia Tenggara" (PDF) (dalam bahasa Malay). UMP.edu.my. Diakses tanggal 28 December 2013. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  4. ^ Selcuk Colakoglu (20 January 2014). "A new page in Turkey-Malaysia relations". Turkish Weekly. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 January 2014. Diakses tanggal 22 January 2014. 
  5. ^ Wani Muthiah (17 April 2014). "Najib in Turkey to boost trade ties". The Star. Diakses tanggal 23 April 2014. 
  6. ^ "Malaysia-Turkey ties set to grow stronger, says Najib". The Borneo Post. 25 February 2011. Diakses tanggal 28 December 2013. 
  7. ^ "Malaysia-Turkey Free Trade Agreement (MTFTA)". Ministry of International Trade and Industry, Malaysia. 27 November 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 December 2013. Diakses tanggal 28 December 2013. 
  8. ^ "No visa necessary for Turkey travel". The Malaysian Insider. 23 February 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 December 2013. Diakses tanggal 28 December 2013. 
  9. ^ "Turkey, Malaysia seek 'strategic' ties, sign deals". Hurriyet Daily News. 23 February 2011. Diakses tanggal 28 December 2013. 
  10. ^ Mushtak Parker (7 November 2011). "Malaysia and Turkey exploring opportunities in 'New Silk Route'". Arab News. Diakses tanggal 28 December 2013. 
  11. ^ Omar Mirzan (15 February 2012). "Turkey wants Malaysia to be main Asean trade partner". The Edge Financial Day, The Edge Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 December 2013. Diakses tanggal 28 December 2013. 
  12. ^ Mehmet Ozay; Sertac Bulur; Meryem Goktas (12 May 2017). "Malaysia hands over 3 FETO suspects to Turkey". Anadolu Agency. Diakses tanggal 14 May 2017. 
  13. ^ "SCF Report On Malaysia Exposes Abductions By Erdoğan's Long Arm In Asia". Stockholm Center for Freedom. 13 May 2017. Diakses tanggal 14 May 2017. 
  14. ^ "Zahid denies trio arrested on orders from Turkish govt". Bernama. The Borneo Post. 18 May 2017. Diakses tanggal 18 May 2017. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]