Hubungan India dengan Sri Lanka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hubungan India-Sri Lanka
Peta memperlihatkan lokasiIndia and Sri Lanka

India

Sri Lanka
Presiden Maithripala Sirisena dengan Perdana Menteri Narendra Modi.

Hubungan bilateral antara Republik Sosialis Demokratik Sri Lanka dan Republik India umumnya bersahabat, tetapi secara kontroversial berdampak pada Perang Saudara Sri Lanka dan kegagalan intervensi India pada saat perang tersebut. India adalah satu-satunya tetangga Sri Lanka, yang dipisahkan oleh Selat Palk; kedua negara tersebut berada pada posisi strategis di Asia Selatan dan sama-sama membangun payung keamanan umum di Samudra Hindia.[1] Secara sejarah dan budaya, kedua negara tersebut dianggap sangat dekat, dengan 70% orang Sri Lanka menganut Buddha Theravada pada saat ini.

Pada tahun-tahun terkini, hubungan dekat Sri Lanka beralih ke China, khususnya dalam hal perjanjian angkatan laut. India menandatangani kesepakatan energi nuklir untuk mengimproviasikan hubungan tersebut.[2]

Sejarah awal[sunting | sunting sumber]

Patung perunggu Boddhisatwa Tara, dari zaman Anuradhapura (abad ke-8 Masehi)

Menurut kronik-kronik Sri Lanka tradisional (seperti Dipawamsa), agama Buddha diperkenalkan di Sri Lanka pada abad ke-4 SM oleh Yang Mulia Mahinda, putra dari Kaisar India Ashoka, pada masa pemerintahan Raja Sri Lanka Devanampiya Tissa. Pada masa tersebut, sebuah potongan dari Pohon Bodhi dibawa ke Sri Lanka dan biara-biara dan monumen-monumen Buddha pertama didirikan. Salah satunya adalah pusat tempat ibadah Isurumuni-vihaara dan Vessagiri-vihaara yang masih berpengaruh. Ia juga dikenal karena membangun Pathamaka-cetiya, Jambukola-vihaara dan Hatthaalhaka-vihaara.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  • O'Ballance, Edgar (1989). The cyanide war: Tamil insurrection in Sri Lanka, 1973–88. Dulles, Virginia: Brassey's. ISBN 978-0-08-036695-1. 
  • Rumley, Dennis (2009). Fisheries Exploitation in the Indian Ocean: Threats and Opportunities. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 166. 

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]