Gua Laili

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Laili
Laili di Timor Leste
Laili di Timor Leste
Gua Laili
Lokasi di Timor Leste
Lokasidekat Laleia, Manatuto
WilayahTimor Leste
Koordinat8°32′27″S 126°09′48″E / 8.5409°S 126.1632°E / -8.5409; 126.1632
JenisGua batu kapur

Laili adalah sebuah gua batu kapur yang terletak di dekat kota Laleia, Distrik Manatuto, Timor Leste. Penemuan-penemuan arkeologis di gua Laili membuktikan bahwa gua tersebut telah dihuni oleh manusia modern sejak 44.600 tahun yang lalu, menjadikannya sebagai tempat tinggal tertua yang diketahui di kawasan Wallacea.[1]:58[2][3]

Usia temuan di gua Laili menguatkan teori bahwa penyebaran manusia dari Asia ke Australia melewati rute Selatan, melalui Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil.[1][4]

Lokasi[sunting | sunting sumber]

Saat ini gua Laili terletak di ketinggian 86 meter (282 kaki).[1] 44.600 tahun yang lalu, selama permukiman awal, permukaan laut 63 meter (207 kaki) lebih rendah dari saat ini. Selama periode Glasial Maksimum Terakhir, sekitar 20.000 tahun yange lalu, permukaan laut 130 meter (430 kaki) lebih rendah dari saat ini. Ketinggian pantai dekat gua Laili menunjukkan jarak dari gua ke pantai tetap relatif tidak berubah dari waktu ke waktu, dari 5 kilometer (3,1 mil) selama puncak zaman glasial hingga 43 kilometer (27 mil) saat ini.[1]

Pendudukan[sunting | sunting sumber]

Temuan dari gua Laili menunjukkan bukti mengenai pendudukan pada rentang 44.600 hingga 11.200 tahun lalu. Pemanfaatan gua meningkat menjelang akhir Glasial Maksimum Terakhir sekitar 15.000 tahun lalu, di mana terjadi peningkatan populasi yang dramatis ketika permukaan laut naik.[1]

Temuan-temuan[sunting | sunting sumber]

Sisa-sisa hewan[sunting | sunting sumber]

Sisa-sisa kelelawar buah, tikus, burung, ikan dan kura-kura ditemukan dalam gua Laili. Tidak semua bisa dikaitkan dengan perburuan manusia. Misalnya, keberadaan Muridae (tikus kecil) relatif konstan selama pendudukan gua tersebut, menunjukkan bahwa manusia tidak banyak berpengaruh pada hewan-hewan pengerat.[1]

Karena tidak ada bukti penangkapan ikan oleh burung hantu di Timor pada saat itu, sisa-sisa ikan (parrotfish dan belut air tawar) dapat dikaitkan dengan konsumsi manusia. Tetapi, tidak seperti di Jerimalai, di mana diperkirakan ikan-ikan ini ditangkap menggunakan perangkap atau tombak, tidak dengan kail pancing.[1]

Ditemukan banyak sisa-sisa unggas di gua Laili, diperkirakan sebagian besar dikumpulkan oleh predator unggas. Namun, unggas yang lebih besar seperti bebek dan merpati kemungkinan diburu oleh manusia.[5]

Meskipun dekat dengan laut, sedikit ditemukan sisa-sisa fauna yang berasal dari laut. Dalam hal ini, Laili mirip dengan gua pedalaman seperti Uai Bobo dan Matja Kuru.[1][6]

Keberadaan burung-burung dan kelelawar buah membuktikan bahwa lingkungan setempat telah ditutupi oleh hutan selama Zaman Es.[1]

Peralatan[sunting | sunting sumber]

Bebarapa artefak batu yang digali di gua Laili menunjukkan peralatan yang digunakan oleh para penghuni gua tersebut kebanyakan terbuat dari bebatuan. Berbeda dengan gua Jerimalai, di mana ditemukan peralatan dan perhiasan yang terbuat dari kulit kerang.[2]

Migrasi ke benua Australia[sunting | sunting sumber]

Temuan gua Laili membuktikan bahwa Timor telah dihuni setidaknya 44.600 tahun yang lalu. Namun, temuan tertua di Australia Utara diketahui sudah ada sejak 50.000 tahun lalu.[7] Terdapat kemungkinan bahwa beberapa temuan di Laili lebih tua, tetapi usia mereka tidak dapat ditentukan dengan menggunakan penanggalan radiokarbon. Metode penanggalan luminescence yang digunakan untuk situs paling awal di Australia Utara, dapat menunjukkan hasil yang lebih awal.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j Hawkins, Stuart; O'Connor, Sue; Maloney, Tim Ryan; Litster, Mirani; Kealy, Shimona; Fenner, Jack N.; Aplin, Ken; Boulanger, Clara; Brockwell, Sally; Willan, Richard; Piotto, Elena; Louys, Julien (September 2017). "Oldest human occupation of Wallacea at Laili Cave, Timor-Leste, shows broad-spectrum foraging responses to late Pleistocene environments". Quaternary Science Reviews. 171: 58–72. Bibcode:2017QSRv..171...58H. doi:10.1016/j.quascirev.2017.07.008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-10. Diakses tanggal 2018-07-10. 
  2. ^ a b Langley, Michelle C.; O'Connor, Sue; Piotto, Elena (August 2016). "42,000-year-old worked and pigment-stained Nautilus shell from Jerimalai (Timor-Leste): Evidence for an early coastal adaptation in ISEA". Journal of Human Evolution. 97: 1–16. doi:10.1016/j.jhevol.2016.04.005. PMID 27457541. 
  3. ^ O’Connor, Sue; Barham, Anthony; Spriggs, Matthew; Veth, Peter; Aplin, Ken; St Pierre, Emma (17 March 2016). "Cave Archaeology and Sampling Issues in the Tropics: A Case Study from Lene Hara Cave, a 42,000 Year Old Occupation Site in East Timor, Island Southeast Asia". Australian Archaeology. 71 (1): 29–40. doi:10.1080/03122417.2010.11689382. 
  4. ^ O'Connor, Sue (2 January 2015). "New evidence from East Timor contributes to our understanding of earliest modern human colonisation east of the Sunda Shelf". Antiquity. 81 (313): 523–535. doi:10.1017/S0003598X00095569. 
  5. ^ Hawkins, Stuart; O’Connor, Sue; Louys, Julien (8 December 2017). "Taphonomy of bird (Aves) remains at Laili Cave, Timor-Leste, and implications for human-bird interactions during the Pleistocene". Archaeological and Anthropological Sciences. doi:10.1007/s12520-017-0568-4. 
  6. ^ O'Connor, S.; Robertson, G.; Aplin, K.P. (February 2014). "Are osseous artefacts a window to perishable material culture? Implications of an unusually complex bone tool from the Late Pleistocene of East Timor". Journal of Human Evolution. 67: 108–119. doi:10.1016/j.jhevol.2013.12.002. 
  7. ^ Clarkson, Chris; Smith, Mike; Marwick, Ben; Fullagar, Richard; Wallis, Lynley A.; Faulkner, Patrick; Manne, Tiina; Hayes, Elspeth; Roberts, Richard G.; Jacobs, Zenobia; Carah, Xavier; Lowe, Kelsey M.; Matthews, Jacqueline; Florin, S. Anna (June 2015). "The archaeology, chronology and stratigraphy of Madjedbebe (Malakunanja II): A site in northern Australia with early occupation". Journal of Human Evolution. 83: 46–64. doi:10.1016/j.jhevol.2015.03.014. PMID 25957653. 

Koordinat: 8°32′27″S 126°09′48″E / 8.5409°S 126.1632°E / -8.5409; 126.1632