Grup 3/Sandhi Yudha

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Grup 3/Sandhi Yudha
Lambang Grup 3/Kopassus
Dibentuk24 Juli 1967
NegaraIndonesia
CabangTNI Angkatan Darat
Tipe unitPasukan Khusus
PeranClandestine operation Direct Action
Bagian dariKopassus
MakoCijantung, Jakarta Timur
MotoTri Kottaman Wira Naraca Byuha
BaretMerah
Ulang tahun24 Juli
Situs webwww.kopassus.mil.id
Tokoh
KomandanLetkol Inf. Ginda Muhammad Ginanjar
WadanLetkol Inf. Jemi Oktis Oil

Grup 3/Sandi Yudha adalah satuan Kopassus yang memiliki spesifikasi tugas perang rahasia ''Clandestine Operation'', termasuk kemampuan dalam intelijen tempur atau combat intel,dan counter insurgency (kontra pemberontakan). Grup 3 dibentuk pada tanggal 24 Juli 1967, bermarkas di Markas Komando Cijantung, Jakarta Timur. Calon Personel di Grup ini diseleksi sangat ketat di internal mulai dari calon prajurit yang masih pendidikan hingga personel yang sudah bertugas aktif di kesatuan tetapi punya bakat intelijen yang kemudian akan dilatih lagi.[1] Dhuaja yang digunakan adalah "Tri Kottaman Wira Naraca Byuha".

Pelatihan yang dilakukan[sunting | sunting sumber]

Dasar latihannya sama dengan Prajurit Kopassus lainnya yaitu Kursus Para (2,5 bulan), Sekolah Komando (7 bulan) ditambah kursus lainnya seperti PH (Perang Hutan), PJD (Perang Jarak Dekat), Spursus (Sekolah tempur khusus), Dakibu (Pendaki Serbu) tetapi setelah itu para calon intel tempur ini dididik lebih khusus lagi yaitu pendidikan Sandhi Yudha di Pusdik Passus, Batujajar, Bandung yang materi pendidikannya adalah intelijen dan pengetahuan pendukung untuk intelijensia di medan operasi seperti penyamaran, navigasi, bela diri khusus, penggunaan alat-alat khusus intelijen dan lain-lain. Bahkan beberapa personel terpilih dari Grup ini dikirim lagi untuk sekolah ke Pusat Pendidikan Intelijen Militer di luar negeri seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris bahkan Israel. Di antara seluruh jenis prajurit di Kopassus yang paling spesifik pendidikannya adalah prajurit di Grup 3/Sandhi Yudha.

Operasi lapangan[sunting | sunting sumber]

Dalam operasi militer, sebelum gerakan pasukan besar maka dilakukan operasi intelijen tempur (combat intell), untuk mengetahui kondisi dan situasi lapangan, fungsi inilah yang diemban oleh personel dengan kemampuan Sandhi Yudha. Dalam jajaran Kopassus, Grup 3 adalah satuan yang memiliki kualifikasi combat intelligence. Satuan Sandhi Yudha ini juga sering di BKO-kan ke Kodam-kodam atau satuan-satuan lain. Pada masa DOM di Aceh, prajurit dari grup ini banyak yang di BKO-kan di bawah Komando Penguasa Darurat Sipil dan Militer di sana, di mana mereka tergabung dalam SGI (Satuan Gabungan Intelijen). Dalam tugas operasi klandestin (clandestine), prajurit Sandhi Yudha bisa bergerak tanpa identitas satuan yang jelas, atau tugas penyamaran, misalnya dalam hal ini mereka akan dilengkapi dengan identitas sipil seperti KTP dan kadang-kadang punya kartu kuning pencari kerja dari Dinas Tenaga Kerja.

Karena kemampuannya dalam operasi clandestine ini, maka pada masa sebelum era reformasi, satuan Sandhi Yudha ini banyak disalah-gunakan hanya untuk kepentingan kekuasaan semata, sehingga sering menimbulkan ekses negatif. Termasuk kasus kasus terbunuhnya Theys Hiyo Eluay, kasus penculikan aktivis di awal reformasi juga dilakoni oleh prajurit sandhi yudha yang tergabung dalam Tim Mawar. BIN (Badan Intelijen Negara), adalah salah satu institusi yang banyak memanfaatkan personel yang memiliki latar belakang Sandhi Yudha. Dalam operasi BIN, dalam kondisi yang sangat dibutuhkan, maka masih sering memakai personel aktif dari Grup 3/Sandhi Yudha. Tetapi ada beberapa dari mereka yang bernasib sangat ironis yaitu hilang tanpa jejak di medan tugasnya atau bahkan sengaja menghilangkan diri dan diisukan bergabung dengan organisasi-organisasi paramiliter di pelosok-pelosok negeri ini. Masalah kurangnya kesejahteraan menjadi alasan utama para disertir ini untuk meninggalkan tugasnya,sementara organisasi-organisasi para-militer yang bermisi separatisme maupun yang berorientasi bisnis menawarkan keuntungan dari segi ekonomi untuk mereka. Mereka juga sering menjadi pelaku black market di medan operasi untuk membantu kelompok yang seharusnya menjadi target operasinya.

Informasi yang diperoleh[sunting | sunting sumber]

Terlepas dari semua kasus dan isu-isu miring yang menerpa Kopassus sebagai rumahnya para Prajurit Sandhi Yudha, mereka memiliki kontribusi yang sangat signifikan khususnya dalam hal intelijen di Indonesia. Banyak informasi dari para alumnus Sandhi Yudha maupun yang masih aktif di Grup 3 terhadap negara yang menyangkut gangguan separatisme dan teroris di dalam negeri maupun peran serta bangsa lain dalam mengganggu keutuhan NKRI. Mereka "bermain" di belakang layar tanpa diketahui dengan menghadapi risiko tugas yang sangat berat dan jauh dari keluarga, bahkan tidak sedikit daripada prajurit Sandhi Yudha ini yang tidak dikenal oleh anak kandungnya sendiri begitu pulang bertugas karena durasi yang lama di dalam medan operasi.

Satuan[sunting | sunting sumber]

  1. Batalyon 31/Eka Sandhi Yudha Utama
  2. Batalyon 32/Apta Sandhi Prayudha Utama
  3. Batalyon 33/Wira Sandi Yudha Cakti

Komandan[sunting | sunting sumber]

Daftar Komandan Grup-3 Kopassus dari masa ke masan :


  1. Letkol Inf C.I. Santoso (1967-1971)⭐⭐
  2. Kolonel Inf Soeryo H. (1971-1973)
  3. Kolonel Inf Edi Sudradjat (1973-1975)⭐⭐⭐⭐
  4. Kolonel Inf Soetedjo (1975-1977)⭐⭐⭐
  5. Kolonel Inf Soegiarto (1977-1978)⭐⭐⭐
  6. Kolonel Inf Soeharto T.J (1978-1978)
  7. Kolonel Inf Sintong Panjaitan (1982-1983)⭐⭐⭐
  8. Kolonel Inf Soeparno K (1983-1985) ⭐⭐
  9. Kolonel Inf Tarub (1985)⭐⭐⭐
  10. Kolonel Inf Pieter Sitompul (1985-1987) ⭐⭐
  11. Kolonel Inf Luhut Binsar Panjaitan (1990-1992)⭐⭐⭐⭐
  12. Kolonel Inf Thomas Albert Umboh (1992-1994)⭐⭐
  13. Kolonel Inf V. Suhartono Suratman (1994 -1996)⭐⭐
  14. Kolonel Inf Chairawan K. Nusyirwan (1996-1998)⭐⭐
  15. Kolonel Inf Poniman Dasuki (1998-1998)⭐
  16. Kolonel Inf Erwin Hudawi Lubis (1998 - 2000)⭐⭐
  17. Kolonel Inf Hotmangaraja Panjaitan (2000-2002)⭐⭐⭐
  18. Kolonel Inf Agus Surya Bakti, M.I.Kom. (2002-2005)⭐⭐⭐
  19. Kolonel Inf H. Liston Arifin Simanjuntak, S.Sos., M.Si.(Han). (2005-2006)⭐⭐
  20. Kolonel Inf Rubiono Prawiro (2006-2007)⭐
  21. Kolonel Inf Nunu Nugraha (2007-2008)⭐⭐
  22. Kolonel Inf Hendri Paruhuman Lubis (2008-2010)⭐⭐
  23. Kolonel Inf Handy Geniardi, S.E., M.M. (2010-2011)⭐⭐
  24. Kolonel Inf Izak Pangemanan (2011-2013)⭐⭐
  25. Kolonel Inf Aswardi (2013-2015)⭐⭐
  26. Kolonel Inf Juinta Omboh Sembiring (2015-2015)⭐
  27. Kolonel Inf Richard T.H. Tampubolon (2015-2015)⭐⭐⭐
  28. Kolonel Inf Agustinus Dedy Prasetyo (2015-2017)⭐
  29. Kolonel Inf Safta Feryansyah (2017-2018)⭐
  30. Kolonel Inf Fikri Musmar (2018-2019)⭐
  31. Kolonel Inf Ari Prasetya (2019-2020)
  32. Kolonel Inf Elvino Yudha Kurniawan (2020-2022)
  33. Kolonel Inf R. Moch. Iskandarmanto, S.E. (2022-2022)
  34. Kolonel Inf Donny Pramono, S.E. (2022-2023)
  35. Kolonel Inf Wing Sandya Udayanto, S.E. (2023-2024)
  36. Letkol Inf Ginda Muhammad Ginanjar (2024-Sekarang)

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Profil" Diarsipkan 2015-01-22 di Wayback Machine. website kopassus.mil.id