Grebeg agung tuk tempurung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Grebeg Agung Tuk Tempurung adalah ritual yang dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang maha Esa, karena yang telah memberikan limpahan nikmat dan karunia yang tak terhitung terhadap warga. Grebeg Agung Tuk Tempurung dijalankan oleh masyarakat Desa Purbosari, Ngadirjo, Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia. Melalui ritual ini, warga diingatkan untuk senantiasa menjaga lingkungan karena akan berfaedah pada tanah agar tetap subur dan sumber air akan tetap bersih. Ritual ini secara tidak langsung juga memperkenalkan potensi Liyangan kepada masyarakat luas.

Tata Cara Ritual[sunting | sunting sumber]

  1. Kirab budaya yang diikuti oleh berbagai kelompok kesenian tradisional, dilakukan oleh warga Purbosari yang dipimpin oleh kepala Desa Purbosari dengan mengusung sebuah gunungan berisi hasil bumi dan pertanian setempat yang kemudian di arak dari Balai Desa Purbosari menuju ke Tuk Tempurung yang berada di situs Liyangan.
  2. pengambilan air di Tuk Tempurung kemudian dimasukkan kedalam gentong besar diletakkan tepat di area utama plataran yang tersusun dari bebatuan. Pengambilan air dilakukan oleh Kepala Desa Purbosari. Sementara itu di area utama plataran terdapat 4 gadis penari dengan mengenakan pakaian empat warna bersilang mengitari gentong. empat warna ini yaitu merah yang mewakili sifat amarah, hitam merupakan aluama atau kerasukan nafsu, kuning merupakan supiah lambang keromantisan dan putih perlambang mutmainah atau kebaikan. keempat penari menari Ritual Mustiko Tirto.
  3. Air dalam gentong diambil menggunakan siwur, lalu sesepuh desa membaca doa.
  4. Bupati Temanggung dan Kepala Desa Purbosari menyiram air pada bangunan candi sebagai penanda warga untuk menjaga sumber air dan kesuburan.
  5. Gunungan yang telah disediakan menjadi rebutan orang. Proses ini dipercaya oleh warga sekitar bahwa hasil bumi, berupa sayur, buah, padi, bahkan telah di tanak menjadi nasi itu bertuah. Hasil bumi akan digunakan sebagai benih musim tanam selanjutnya usai para petani menanam tembakau.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Tim Majalah Pemerintah Kabupaten Temanggung.2016.GEMA Bhumi Phala.Humas Setda Kabupaten:Temanggung