Lompat ke isi

Glempang, Pekuncen, Banyumas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Glempang
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBanyumas
KecamatanPekuncen
Kode pos
53164
Kode Kemendagri33.02.16.2012 Edit nilai pada Wikidata
Luas960,756 ha
Jumlah penduduk3011 jiwa (desember 2024)
Jumlah RT25
Jumlah RW4
Peta
PetaKoordinat: 7°19′34″S 109°6′27″E / 7.32611°S 109.10750°E / -7.32611; 109.10750

SEJARAH SINGKAT

Perang Jawa /Java war/ de Java Oorlog yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro ( tahun 1825-1830) dengan strategi perang gerilya merugikan pihak Belanda karena menghabiskan biaya yang cukup besar. Strategi gerilya berperang dengan cara bersembunyi ke desa-desa, pasukan Diponegoro menyamar sebagai rakyat biasa, sehingga Belanda sulit menangkapnya, salah satu Lurah pasukan Diponegoro adalah Ki Singadipa yang terkenal dengan taktik Umpetan Sajroning Kemben ( bersembunyi dalam kain kemben , seperti yang di ungkapkan oleh Nobon Adiya Wibowo (mahasiswa IAIN Purwokerto Fakultas Dakwah Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam) dalam bukunya 20 Biografi Ulama Banyumas (2020), Ki Singadipa dalam berperang menyamar sebagai rakyat biasa dengan menikahi beberapa wanita di daerah Cilongok dan sekitarnya, agar sulit dikenali dan ditangkap oleh Belanda.

Kelima istri Ki Singadipa antara lain Nyi Roro Parwati yang dimakamkan di Panembangan, nyi Ajengjini di jatisawit Bumiayu, Nyi Gelahdatar di Glempang, Nyi Kasian di Kedonpon dan Nyi Jogo di Panembangan. istri ketiga yaitu nyi Gelahdatar memiliki dua anak yaitu ki Demang Singatirta yang dimakamkan di Glempang dan ki Demang Suradipa yang dimakamkan di Legok Pekuncen. informasi tersebut berdasarkan wawancara dengan Mbah Zaenuri juru kunci makam Ki Singadipa tahun 2020. Ki Demang Singatirta inilah yang menjadi pemimpin pertama (lurah pertama) yang membuka atau babad alas Desa Glempang yang saat ini menjadi bagian dari Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas.

Glempang adalah desa di kecamatan Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Glempang terdiri dari dua dusun yaitu Dusun 1 yang meliputi Grumbul Tinumpuk, Glempang Tengah dan Karangcengis. Sedangkan Dusun 2 meliputi Grumbul Kedunggandu dan Dukuhsawen. Desa Glempang berada di kaki Gunung Slamet sebelah barat atau secara geologi dikenal dengan nama Gunung Slamet Tua pada ketinggian antara 350-1.600 Mdpl sehingga wilayahnya sebagian besar merupakan pegunungan. Desa Glempang memiliki sebuah objek wisata berupa air terjun yaitu Curug Kedunglesung.

Batas wilayah

[sunting | sunting sumber]

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Brebes
Timur Tumiyang
Selatan Desa Pasiraman Lor
Barat Desa Pekuncen dan Kabupaten Brebes

Pembagian Wilayah

[sunting | sunting sumber]
  1. Grumbul Dukuhsawen
  2. Grumbul Glempang Tengah
  3. Grumbul Karangcengis
  4. Grumbul Kedunggandu
  5. Grumbul Tinumpuk

Desa Glempang memiliki beberapa kelembagaan Desa seperti PKK, LMDH Bunton Talun, LKMD, Karangtaruna Bina Mulya 3, Gapoktan Langgeng, dan beberapa organisasi masyarakat lainnya. Sektor pertanian di Desa Glempang sangat di andalkan karena sebagian besar penduduknya adalah petani. Gapoktan Langgeng merupakan organisasi kumpulan dari kelompok-kelompok tani yang ada di Glempang yaitu Poktan Kaligua, Poktan Guyub, Poktan Janggi dan Poktan Bunton. saat ini Gapoktan Langgeng memiliki sepasang kerbau untuk membajak, mesin trehser dan perlengkapan administrasi untuk pengarsipan data anggota serta kegiatan Gapoktan. Potensi peternakan juga cukup diandalkan di Glempang seperti adanya peternakan sapi perah, sapi potong, kerbau, ayam kampung, ayam ras, kelinci, kambing dan perikanan. untuk potensi kehutanan,menurut data LMDH desa Glempang menghasilkan kurang lebih 20 ton getah pinus pertahun.

Kelompok Tani Ternak Mindajaya

Tahun 2010 beberapa peternak kambing di Rw 3 dan Rw 4 bergabung membentuk kelompok Tani Ternak Mindajaya yang di motori oleh seorang Sarjana muda dari Unsoed. Kelompok yang beranggotakan sepuluh orang ini sekarang sudah memiliki lima puluh ekor kambing/domba. Nama Mindajaya mengandung doa supaya anggota kelompok bisa Sukses (jaya) dengan memelihara kambing (Minda). tahun 2025 tepat 17 Agustus 2025 kelompok tani ternak Mindajaya launching website kelompok tani sebagai bentuk modernisasi dalam beternak , website resminya www.mindajayafarm.com.

POSDAYA TERATAI

Tahun 2010 dibentuklah POSDAYA TERATAI yang di motori oleh mahasiswa KKN UNSOED dengan program KKN posdaya. Posdaya ini bergerak di bidang Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan dan Lingkungan.

Untuk kegiatan Pendidikan bekerjasama dengan Pos Paud,TK, SD dan lembaga pendidikan non formal lainnya.

Untuk kegiatan Ekonomi,bekerjasama dengan kelompok petani,peternak,umkm, dan usaha-usaha lainnya.

Untuk kegiatan Kesehatan bekerjasama dengan Posyandu,Posbindu,Poslansia dan kegiatan Kesehatan lainnya dari Puskesmas dan Bidan desa.

Untuk kegiatan Lingkungan bekerjasama dengan Bank Sampah Ngudi Resik Desa Glempang dan LMDH untuk menjaga kelestarian Desa Hutan.

Kelompok Tani Hutan "Rimba Langgeng"

Desa Glempang kec. Pekuncen merupakan desa hutan karena berada di lereng barat daya Gunung Slamet. Tahun 2015 terbentuk kelompok tani hutan Rimba Langgeng dengan komoditas hasil hutan yang utama yaitu kopi, cengkih, pala, kelapa, melinjo, lada, kapolaga, kayumanis, teh, dan hasil hutan yang lain termasuk madu klanceng, madu ondoan serta madu hutan. madu klanceng Rimba langgeng sudah dipasarkan ke kota kota besar seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, Depok bekasi, Yogyakart Solo Semarang, Surabaya dan se Barlingmascakeb.

salah satu merk madu Klanceng yang sudah memiliki ijin Dinas kesehatan dan ijin LPPOM Majelis Ulama Indonesia yaitu merk Madu Murni SYAHBANA. kelompok Tani Hutan Rimba Langgeng mendapat Juara 1 Lomba Wana Lestari Tingkat Jawa Tengah tahun 2019. KTH Rimba Langgeng juga bekerjasama dengan LPM UNSOED dalam membina anggotanya dalam budidaya leblah klanceng. pemasaran hasil olahan kelompok tani dipasarkan lewat website kelompok tani yang bergerak dibidang off farm yaitu www.syahbanafood.com.

Kelompok Ternak Sapi Langgeng Sejahtera

selain ayam, bebek, kambing , domba, kerbau, sapi, di Glempang juga cocok untuk memelihara sapi perah karena ketinggian tempat dan ketersediaan hijauan yang melimpah sehingga cocok untuk beternak sapi perah, selain itu sumber mata air yang jernih cocok untuk sumber minuman sapi perah. kelompok ternak sapi perah di ketuai oleh Bapak Raharjo yang memiliki kandang ditepi sungai Gedeg sebelah timur Desa Glempang.