Gibbon berdada hitam timur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gibbon berdada hitam timur
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
N. nasutus
Nama binomial
Nomascus nasutus
Persebaran gibbon berdada hitam timur

Gibbon berdada hitam timur (Nomascus nasutus), yang juga dikenal sebagai gibbon berdada hitam Cao-vit atau gibbon berdada Cao-vit, adalah sebuah spesies gibbon asal tenggara China dan utara Vietnam.

Dari 1960an sampai 2000an, tak ada penampakan terkonfirmasi dari gibbon berdada hitam timur dan sehingga hewan tersebut dianggap punah. Pada 2002, sebuah populasi kecil ditemukan kembali di Distrik Trùng Khánh, Provinsi Cao Bằng, timur laut Vietnam.[2] Pada 2005m diperkirakan populasinya meliputi sekitar 35-37 ekor, dan sekitar 10 ekor masih ada di perbatasan Kabupaten Jingxi, Guangxi, China.[1] Hewan tersebut dianggap punah di China sebelum spesies tersebut ditemukan kembali oleh para anggota Kadoorie Conservation China.[3]

Gibbon berdada hitam timur adalah salah satu primata paling terancam kritis dan terlangka di dunia. Statusnya diakibatkan penggundulan hutan di habitatnya, penebangan, dan perburuan. Hewan tersebut dianggap salah satu dari "25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia."[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Bleisch, B. & Geissmann, T. (2008). "Nomascus nasutus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 January 2009. 
  2. ^ Geissmann, T.; La Quang Trung; Trinh Dinh Hoang; Dang Ngoc Can; Pham Duc Tien; Vu Dinh Thong (2002). "Report on an overall survey of the Cao Vit gibbon population (Nomascus sp. cf. nasutus) in Trung Khanh District, Cao Bang Province (second overall survey)". Fauna & Flora International, Asia Pacific Programme. Hanoi, Vietnam: 8 pp. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2017-10-15. 
  3. ^ Chan BPL, Tan XF and Tan WJ, 2008. Rediscovery of the Critically Endangered Eastern Black CrestedGibbon Nomascus nasutus (Hylobatidae)in China, with preliminary notes on population size, ecology and conservationstatus. Asian Primates Journal 1(1): 17-25. http://www.primate-sg.org/storage/PDF/APJ1.1.nasutus.pdf[pranala nonaktif permanen]
  4. ^ Mittermeier, R.A.; Wallis, J.; Rylands, A.B.; Ganzhorn, J.U.; Oates, J.F.; Williamson, E.A.; Palacios, E.; Heymann, E.W.; Kierulff, M.C.M.; Long Yongcheng; Supriatna, J.; Roos, C.; Walker, S.; Cortés-Ortiz, L.; Schwitzer, C., ed. (2009). "Primates in Peril: The World's 25 Most Endangered Primates 2008–2010" (PDF). Illustrated by S.D. Nash. Arlington, VA.: IUCN/SSC Primate Specialist Group (PSG), International Primatological Society (IPS), and Conservation International (CI): 1–92. ISBN 978-1-934151-34-1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-23.