Genteng Jepara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Genteng Jepara atau Genteng Jeparanan adalah genteng dengan bentuk desain ukir-ukiran khas Jepara. Genteng Jepara atau disebut Genteng Ukir Jepara dahulunya hanya ada di rumah adat Jepara (Joglo Jepara), kini banyak yang minat genteng ukir Jepara sebagai genteng gazebo, genteng hotel. Genteng Jepara atau wuwungan khas Jepara terbuat dari tanah liat yang di bentuk motif ukiran dengan diberi ornamen bintik-bintik seperti payet pada busana. Payet-payet itu dibuat dari pecahan keramik (beling) warna putih. Bila dipandang dari kejauhan akan tampak indah.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Genteng Jepara tersebut dikenal dengan nama Genteng Ukir Jepara, dikarenakan genteng bagian kerpus tersebut mengadopsi ukiran Jepara yang diterapkan pada media genteng. Genteng Ukir Jepara disebut juga "Genteng Mayongan" disebabkan pusat produksi genteng ukir Jepara di daerah Mayong. Serta Genteng Ukir Jepara juga dikenal dengan nama "Genteng Wuwungan Jepara" disebabkan bentuk ukirannya berbentuk wuwungan (id: orang-orangan), yang maksudnya menyerupai topi pada wayang orang.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Warga Jepara setelah menguasai mengukir kayu, dan ketika ada pengukir kayu yang menikah dengan seorang wanita di daerah Mayong yang mayoritas sebagai pengrajin Genteng dan Gerabah, sehingga pengrajin yang dahulunya bekerja sebagai pengukir kayu beralih profesi sebagai pengrajin genteng dan gerabah. Namun karena memiliki ketrampilan mengukir maka mereka menuangkannya pada media keramik dan genteng, dahulu genteng dibuat dengan tanah liat dan di ukir satu-satu dengan tangan, yaitu ketika genteng selesai di cetak dan genteng tersebut masih keadaan basah (belum keras) maka genteng tersebut diberi guratan-guratan motif ukiran. tapi karena kualahan dengan permintaan yang memesan dalam jumlah banyak. Maka pengrajin genteng ukir Jepara membuat cetakan untuk memproduksi genteng ukir Jepara.

Filosofi[sunting | sunting sumber]

Genteng Kerpus Tradisional Jepara atau Genteng Wuwungan Khas Jepara merupakan genteng yang memiliki ukiran yang indah dan terkandung filosofi di dalamnya. yaitu:

  • Genteng Makuta

genteng ini hanya ada satu dan terdapat pada bagian paling atas dan tepat ditengah, yang artinya penguasa harus memiliki sifat adil dan bijaksana.

  • Genteng Gajahan

bentuk genteng yang tidak patah tetapi melengkung yang mempunyai maksud sebagai perwujudan cara hidup yang luwes. Sebagian orang menyebut genteng gajahan dengan sebutan genteng gatotkaca.

  • Genteng Krepyak

menghadap ke atas sebagai motivasi bukan untuk jadi rendah diri.

Keindahan[sunting | sunting sumber]

Ketika terkena cahaya matahari genteng ukir jepara terdapat efek kerlap-kerlip, karena Genteng tersebut tedapat detail ornamen yang terbuat dari potongan-potongan beling.

Masalah[sunting | sunting sumber]

Perajin genteng khas Jepara terancam gulung tikar[1] karena harga tanah bahan baku dan bahan-bahan pembakaran yang naik, kenaikan biaya-biaya produksi tidak serta-merta diikuti dengan kenaikan harga genteng di pasaran. Sehingga perlu bantuan pemerintah dalam mengontrol harga dan pemasaran, seperti mewajibkan semua perkantoran di Jepara diwajibkan menggunakan kerpus genteng kas Jepara, apalagi juga rumah warga masyarakat Jepara baik rumah tradisional maupun rumah desain modern juga diwajibkan menggunakan genteng karpus wuwungan khas Jepara, maka selain dapat membantu pengrajin genteng Jepara juga menjadikan Jepara lebih cantik sebab menggunakan genteng Jepara yang berbentuk ukiran (wuwungan khas Jepara).

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Salinan arsip". Suara Merdeka Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-22. Diakses tanggal 2017-01-11.