Milenial

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Generasi milenial)

Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y atau Generasi Langgas[1]) adalah kelompok demografi yang lahir pada tahun 1981 hingga 1996, setelah Generasi X (Gen-X). rentang tahun kelahiran yang digunakan pemerintah Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada Sensus Penduduk 2020 silam.

Sensus Penduduk 2020 Indonesia mencatat persentase Generasi Milenial sebesar 25,87% dari jumlah penduduk Indonesia.

Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Generasi X. Milenial kadang-kadang disebut sebagai "Echo Boomers" karena adanya 'booming' (peningkatan besar), tingkat kelahiran pada tahun 1980-an dan 1990-an. Untungnya di abad ke 20 tren menuju keluarga yang lebih kecil di negara-negara maju terus berkembang, sehingga dampak relatif dari "baby boom echo" umumnya tidak sebesar dari masa ledakan populasi pasca Perang Dunia II.

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Karakteristik Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Di sebagian besar belahan dunia, pengaruh mereka ditandai dengan peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi; meskipun pengaruhnya masih diperdebatkan. Masa Resesi Besar (The Great Recession) memiliki dampak yang besar pada generasi ini yang mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda, dan menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan krisis sosial-ekonomi jangka panjang yang merusak generasi ini.

Livescience[sunting | sunting sumber]

Karakteristik generasi millenial Ada beberapa hal yang dapat mengarakteristikkan generasi millenial, dari livescience.com.

Pada tahun 2012, seperti dikutip livescience.com dari USA Today, ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa generasi millenial lebih terkesan individual, cukup mengabaikan masalah politik, fokus pada nilai-nilai materialistis, dan kurang peduli untuk membantu sesama jika dibandingkan dengan generasi X dan generasi baby boom pada saat usia yang sama. Studi ini sendiri berdasarkan analisis terhadap dua database dari 9 juta orang yang duduk di bangku SMA atau yang baru masuk kuliah.

Generasi ini bila dilihat dari sisi negatifnya, merupakan pribadi yang pemalas, narsis, dan suka sekali melompat dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain.

Akan tetapi, di sisi lain mereka memiliki sisi positif. Antara lain adalah generasi millenial merupakan pribadi yang pikirannya terbuka, pendukung kesetaraan hak (misalnya tentang kaum minoritas). Mereka juga memiliki rasa percaya diri yang bagus, mampu mengekspresikan perasaannya, pribadi liberal, optimis, dan menerima ide-ide dan cara-cara hidup.[2]

Majalah Time sempat mengadakan polling yang hasilnya menunjukkan bahwa generasi ini menginginkan jadwal kerja yang fleksibel, lebih banyak memiliki 'me time' dalam pekerjaan, dan terbuka pada saran dan kritik, termasuk nasihat karier dari pimpinannya.

Populasi[sunting | sunting sumber]

(Dari kiri ke kanan) Taylor Swift, Ariel Noah, dan Raisa adalah deretan musisi terkenal Generasi Milenial.

Populasi generasi milenial di Indonesia memiliki sekitar 34 persen dari total penduduk Indonesia, diikuti 20 persen generasi X, dan 13 persen generasi baby boomers (kelahiran 1946 hingga 1964).

Generasi milenial di Indonesia sangat kecanduan internet. Dalam sehari rata-rata generasi milenial bisa menggunakan internet dengan durasi lebih dari tujuh jam dengan rentang usia tertentu. Kedua, loyalitas generasi milenial tergolong rendah. Saat ada produk yang lebih bagus, generasi milenial dengan mudah akan berpaling.

Ketiga, mayoritas milenial lebih memilih melakukan transaksi non-tunai dengan porsi 59 persen. Pilihan inilah yang membuat milenial memiliki dompet 'tipis', namun bukan berarti mereka tidak memiliki uang. Perilaku keempat yakni generasi milenial bisa bekerja dengan lebih cepat dan cerdas lantaran didukung oleh keberadaan teknologi. Perkembangan teknologi juga mendorong milenial memiliki kemampuan multi-tasking. Perilaku ini membuat milenial terbiasa melakukan dua hingga tiga pekerjaan sekaligus.[3]

Selanjutnya, generasi milenial juga memiliki perilaku senang berwisata. 1 dari 3 millenial di Indonesia liburan minimal 1 kali dalam setahun. Di sisi lain, milenial terhitung gemar berbagi, peduli dan responsif terhadap masalah sosial. Generasi milenial menganggap tidak mementingkan kepemilikan barang, asalkan masih bisa mengakses hal yang dibutuhkan. Sebagai contoh, perkembangan transportasi daring menunjukkan generasi milenial merasa tidak perlu membeli kendaraan.

Pewresearch[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2015, Pewresearch (pewresearch.org) pernah melansir sebuah laporan tentang generasi milenial atau gen Y ini.

1. Biro sensus di Amerika Serikat menyebutkan populasi generasi millenial pada tahun 2014 sudah mencapai 74,8 juta jiwa. Diperkirakan pada 2015 ini jumlah populasinya akan meningkat sampai 75,3 juta jiwa dan menjadi kelompok generasi terbesar.

2. Tingkat imigrasi generasi millenial lebih tinggi dibandingkan generasi yang lain. Diperkirakan tinggi tingkat transmigrasi akan mencapai puncaknya pada tahun 2036, yaitu sebesar 81,1 juta jiwa.

Komentar dari berbagai tokoh[sunting | sunting sumber]

Penulis William Strauss dan Neil Howe secara luas dianggap sebagai pencetus penamaan Milenial.[4] Mereka menciptakan istilah ini pada tahun 1987, di saat anak-anak yang lahir pada tahun 1982 masuk pra-sekolah, dan saat itu media mulai menyebut sebagai kelompok yang terhubung ke milenium baru di saat lulus SMA pada tahun tahun 2000. Mereka menulis tentang kelompok ini dalam buku-buku mereka Generations: The History of America's Future Generations, 1584 to 2069 (1991)[5] dan Millennials Rising: The Next Great Generation (2000).[6]

Pada bulan Agustus 1993, artikel utama majalah Advertising Age mencetuskan istilah Generasi Y untuk menggambarkan anak anak yang masih berusia 11 tahun atau lebih muda serta remaja yang akan datang sepuluh tahun kemudian yang didefinisikan sebagai kelompok yang berbeda dari Generasi X.[7][8] Menurut Horovitz, pada tahun 2012, Ad Age mengakui bahwa Milenial adalah sebuah nama yang lebih baik dari Gen Y . Pada tahun 2014, Direktur Data Strategi di Ad Age mengatakan kepada NPR sebagai berikut "LabelGenerasi Y adalah pengganti sampai kita tahu lebih banyak tentang mereka".[9] Milenial kadang-kadang disebut Echo Boomers,[10] karena mereka adalah keturunan dari generasi Baby Boomer dan karena kenaikan yang signifikan dalam tingkat kelahiran dari awal tahun 1980-an sampai pertengahan 1990-an, mirip dengan yang dialami oleh orang tua mereka. Di Amerika Serikat, tingkat kelahiran mencapai puncaknya pada bulan agustus 1990[11][12] dan trend abad ke-20 yaitu kecenderungan menuju keluarga yang lebih kecil di negara-negara maju terus berlanjut.[13][14] Dalam bukunya The Lucky Few : Between the Freatest Generation and the Baby Boom, penulis Elwood Carlson menyebut kelompok ini "New Boomers".[15]

Psikolog Jean Twenge menjelaskan Millennials sebagai "Generation Me" pada tahun 2006 buku Generation Me : Why Today's Young Americans Are More Confident, Assertive, Entitled - and More Miserable Than Ever Before, yang diperbarui pada tahun 2014.[16][17] Pada tahun 2013, Majalah Time membuat cerita utama yang berjudul Millenials: Me Me Me Generation.[18] Newsweek menggunakan istilah Generasi 9/11 untuk merujuk kepada orang-orang muda yang berusia antara 10 dan 20 tahun selama tindakan teroris pada tanggal 11 September 2001. Referensi pertama untuk "Generasi 9/11" menjadi berita utama majalah Newsweek[19] terbitan tanggal 12 November 2001. Beberapa nama alternatif untuk kelompok ini termasuk Generation We,[20] Global Generation, Generation Next [21] dan Net Generation.[22]

Milenial di China umumnya di panggil sebagai generasi 1980-an dan 1990-an. Pada konferensi tahun 2015 di Shanghai yang di organisir oleh University of Southern California's US-China Institute, Milenial di China di bandingkan dengan Millenial di Amerika.[23] Ruang lingkup study meliputi perkawinan Milenial, melahirkan anak, membesarkan anak, kehidupan dan karier serta sikap terhadap pekerjaan suka rela dan aktivis.[24]

Sebagian kecil dari ahli demografi menggolongkan generasi Milenial di mulai dari kelahiran pertangahan tahun 1970-an seperti Synchrony Financial yang menjabarkan Milenial dimulai dari kelahiran tahun 1976,[25][26] Mobilize.org mendefinisikan sebagai kelahiran tahun 1976–1996,[27] MetLife mendefinikan sebagai kelahiran tahun 1977–1994,[28] dan Nielsen Media Research mendefinikan sebagai kelahiran tahun 1977–1995.[29][30]

Mayoritas peneliti dan ahli demografi menentukan generasi Milenial dimuali dari kelahiran awal tahun 1980-an sampai pertengahan tahun 1990-an. Australia's McCrindle Research[31] mendefinisikan tahun 1980–1994 sebagai tahun kelahiran Generasi Y. Sebuah laporan PricewaterhouseCoopers[32] pada tahun 2013 dan Edelman Berland[33] menggunakan tahun 1980–1995. Gallup Inc.,[34][35][36] Eventbrite[37][38] dan Dale Carnegie Training and MSW Research[39] semuanya menggunakan tahun 1980–1996. Ernst and Young menggunakan tahun 1981–1996.[40] Manpower Group menggunakan tahun 1982–1996.[41]

Beberapa pihak lainnya menggunakan patokan batas akhir Milenial adalah kelahiran akhir tahun 1990-an atau awal tahun 2000-an. Sebuah viral video pada tahun 2017 dari BuzzFeed, menggambarkan tujuh generasi yang hidup di Amerika, di sana generasi Milenial didefinisikan sebagai orang yang lahir di antara tahun 1981–1997.[42] Pada acara televisi Amerika Survivor sesi ke-33 yang berjudul Millennials vs. Gen X, kelompok Milenial didefinisikan sebagai orang yang lahir di antara tahun 1984 and 1997.[43] Goldman Sachs,[44] Resolution Foundation,[45][46] dan sebuah cerita utama [47] di majalah Time semuanya menggunakan tahun 1980–2000. SYZYGY, sebuah agen iklan digital yang dimiliki sebagian oleh WPP menggunakan tahun 1981–1998,[48][49] dan lembaga United States Census Bureau menggunakan tahun 1982–2000.[50] Pew Research Center mendefinisikan Milenial sebagai orang yang lahir mulai dari tahun 1981, tanpa penentuan batas akhirnya.[51][52]

Ahli demografi William Straus and Neil Howe mendefinisikan Milenial adalah yang lahir antara tahun 1982–2004. Howe menjelaskan garis pemisah Milenial dengan Generasi Z bersifat "sementara" dengan kalimat "Anda tidak dapat secara tegas menentukan garis pemisah kelompok hingga generasi itu mencapai umur yang cukup dewasa." Howe mendefiniskan Milineal di mulai dari kelahiran tahun 1982 hingga antara tahun 2000 - 2006.[53]

Penulis Elwood Carlson di dalam bukunya The Lucky Few: Between the Greatest Generation and the Baby Boom yang terbit pada tahun 2008, mendefinisikan Milenial lahir di antara tahun 1983–2001 berdasarkan lonjakan kelahiran setelah tahun 1983 dan berakhir dengan perubahan politik dan sosial yang terjadi setelah serangan teroris 11 September. Pada tahun 2016, lembaga U.S Pirg mendefinisikan Milenial sebagai orang yang lahir antara tahun 1983 and 2000.[54][55][56]

Karena adanya tumpang tindih penentuan definisi Gen-X dan Milenial, orang orang yang lahir di antara akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an, merasa berada di antara dua generasi.[57][58][59][60] Ada beberapa nama yang diberikan ke kelompok ini seperti Xennials, The Lucky Ones, Generation Catalano, dan Oregon Trail Generation.[61][62][63][64]

Penulis William Strauss dan Neil Howe percaya bahwa setiap generasi mempunyai karakteristik umum yang akan menjadi karakter generasi itu dengan empat pola yang berulang. Menurut hipotesis mereka, Milenial akan mirip dengan G.I. Generation yang lebih berwawasan sipil dengan empati yang kuat terhadap komunitas lokal dan global. Strauss dan Howe menjelaskan ada tujuh karakter Milenial yaitu : spesial, terlindungi, percaya diri, berwawasan kelompok, konvensional, tahan tekanan dan mengejar pencapaian. Arthur E. Levine, penulis When Hope and Fear Collide: A Portrait of Today's College Student menyebut generasi ini sebagai 'pada umumnya'.

Penelitian Strauss dan Howe banyak memberi pengaruh, tetapi juga mendapatkan beberapa kritik.[65] Psikolog Jean Twenge mengatakan pernyataan Strauss dan Howe terlalu cepat mengambil kesimpulan, kurang didukung oleh bukti bukti yang nyata. Twenge, penulis buku Generation Me tahun 2006, cenderung menggolongkan Milenial, bersama anggota Generation X yang lebih muda, menjadi bagian dari "Generation Me".[66] Twenge memberi atribut Milenial dengan karakter percaya diri dan toleransi, serta sadar akan hak-nya dan narsis, berdasarkan survei kepribadian Milenial dibandingkan generasi sebelumnya di saat remaja. Twenge mempertanyakan prediksi Strauss dan Howe yang menyatakan Milenial cenderung tidak memikirkan kepentingan umum.[67][68] Sebuah penelitian pada tahun 2016 yang dilakukan oleh SYZYGY , sebuah biro iklan digital, menemukan bahwa Milenial di Amerika menunjukkan kenaikan berlanjut nilai Narcissistic Personality Inventory seiring dengan kenaikan usianya. Milenial menunjukkan 16% lebih narsis dibandingkan orang yang lebih dewasa, dengan laki-laki lebih tinggi nilainya daripada wanita. Penelitian itu menguji di 2 jenis narsis yaitu Narsis Kebanggaan yaitu narsis yang bagian dari sifat ekstrovert,yang ditandai oleh mencari perhatian, keunggulan dan dominansi. Jenis narsis yang kedua adalah Narsis yang Rentan, yang merupakan bagian dari sifat introvert, ditandai dengan rasa ber-hak dan mempertahankan diri.[69] Dari penelitian Universitas Michigan yang berjudul "Monitoring the Future" yang meneliti pelajar SMA mulai dari tahun 1975 dan survei American Freshman yang dilakukan oleh Higher Education Reserch Institute dari UCLA sejak tahun 1966, menunjukkan peningkatan proporsi pelajar yang menganggap kekayaan sangat penting, dari 45% di generasi Baby Boomers (yang di survei antara tahun 1967-1985), menjadi 70% di Gen-X dan 75% di Milenial. Persentase pelajar yang merasa penting mengikuti politik menurun dari 50% di generasi Baby Boomer menjadi 39% di Gen-X dan 35% di Milenial. Minat untuk membentuk kehidupan yang lebih baik secara filosofi, menurun dari 73% di generasi Baby Boomers menjadi 45% di Milenial. Keinginan untuk terlibat di kegiatan lingkungan hidup menurun dari 33% di generasi Baby Boomers menjadi 21% di Milenial.[70]

Pada tahun 2013 jajak pendapat Pew Research menemukan bahwa 84% dari Milenial, yang lahir sejak tahun 1980, yang pada waktu itu berusia antara 18 dan 32 tahun, lebih suka melegalkan penggunaan ganja.[71] Pada tahun 2015, Pew Research Center juga melakukan penelitian mengenai generasi identitas yang mengatakan bahwa mayoritas tidak suka dengan nama "Milenial".[72]

Pada bulan Maret 2014, Pew Research Center mengeluarkan sebuah laporan tentang bagaimana "Milenial di masa dewasa" yang cenderung terpisah dari lembaga resmi dan terhubung dengan teman-teman."[73][74] Laporan itu mengatakan Milenial agak lebih optimis dari orang dewasa yang lebih tua tentang masa depan Amerika, dengan 49% dari Milenial mengatakan masa terbaik di Amerika itu ada di masa depan meskipun mereka generasi pertama yang memiliki tingkat hutang pendidikan dan pengangguran yang lebih tinggi.

Fred Bonner, yang merupakan pemimpin pengurus sekolah Samuel DeWitt di Universitas Rutgers dan penulis dari Beragam Seribu Mahasiswa di Perguruan tinggi: Implikasi bagi Dosen dan Kemahasiswaan, meyakini bahwa sebagian dari pendapat akan Generasi Milenium ini mungkin akurat, tapi cenderung terlalu umum dan sebagian besar karakteristik yang digambarkan lebih condong untuk mereka yang belatar belakang "remaja kulit putih dari keluarga berada dengan pencapaian personal yang besar dikarenakan lingkungan tumbuh kembang perkotaan, yang permasalahan krusial mereka hanya seputar pilihan perguruan tinggi, yang mampu untuk menjalankan banyak hal sekaligus atas dukungan besar dari orang tua mereka." Selama diskusi di kelasnya, Bonner mencoba mengambil pendapat lain dari mahasiswa kulit hitam dan Hispanik, yang menjelaskan bahwa beberapa atau sebagian besar dari karakteristik utama dari generasi mereka tersebut cenderung tidak berlaku untuk mereka. Mereka kerap menyatakan bahwa karakteristik khusus dari generasi ini, secara spesifik tidak bisa dibedakan dengan generasi lainnya. Belum lagi, perbedaan kelompok sosial-ekonomi yang juga kerap tidak menampilkan atribut yang sama dengan karakteristik umum yang sering dikaitkan dengan generasi milennial. "Karakteristik yang dibentuk tidak jauh berbeda (dengan generasi sebelumnya), atas dasar alasan orang tua tidak ingin memperlakukan anak-anak mereka secara khusus," katanya, "walau, orang tua generasi milenial ini sering kali tidak memiliki modal akan kecakapan sosial dan budaya, serta waktu dan sumber daya untuk menerapkan hal itu."

Definisi Jangkauan Tanggal dan Umur[sunting | sunting sumber]

Kaum Millennial adalah mereka mereka generasi muda yang terlahir antara tahun 1980an sampai 2000. Kaum Millennial terlahir dimana dunia modern dan teknologi canggih diperkenalkan publik (contoh : gawai)

Millennial datang usia dalam waktu dimana industri hiburan mulai terpengaruh oleh internet dan perangkat seluler.[75][76][77] selain Milenium yang paling etnis dan ras yang beragam dibandingkan dengan generasi yang lebih tua dari mereka, mereka juga pada kecepatan yang paling berpendidikan. Hingga 2008, 39.6% dari Millennials antara usia 18 dan 24 yang terdaftar di perguruan tinggi, yang merupakan rekaman Amerika. Bersama dengan menjadi terdidik, generasi muda juga sangat optimis. Seperti yang dinyatakan di atas dalam prospek ekonomi bagian, sekitar 9 dari 10 Pemuda yang merasa seolah-olah mereka memiliki cukup uang atau bahwa mereka akan mencapai tujuan finansial jangka panjang, bahkan selama ekonomi sulit kali, dan mereka lebih optimis tentang masa depan AS Selain itu, generasi muda juga lebih terbuka untuk perubahan dari generasi yang lebih tua. Menurut Pew Research Center, yang melakukan survei pada tahun 2008, generasi muda adalah yang paling mungkin dari setiap generasi untuk mengidentifikasi diri sebagai liberal dan juga lebih mendukung progresif dalam negeri agenda sosial dari generasi yang lebih tua. Akhirnya, generasi muda kurang terang-terangan agama dari generasi yang lebih tua. Sekitar satu dari empat Milenium yang tidak terafiliasi dengan agama apapun, yang jauh lebih dari generasi yang lebih tua ketika mereka masih usia Milenium.

Bukan hanya itu saja, Generasi Milenial, memandang pekerjaan tidak hanya sebatas datang, bekerja, pulang, menerima gaji, dan tunjangan yang lebih baik. Tidak seperti generasi orang tua mereka yang memandang pekerjaan sebagai keharusan utama dalam penghidupan dan akan melakukan pekerjaan walau mereka tidak menyukai pekerjaan mereka. Sehingga banyak perusahaan merasa kesulitan untuk merekrut kaum milenial sebagai sumber daya manusia.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Memahami Generasi Langgas (Millennials)". SWA.co.id. 2017-11-28. Diakses tanggal 2019-02-07. 
  2. ^ brilio.net (2015-03-20). "Mengenal generasi millenial dan karakteristiknya". brilio.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-05-31. 
  3. ^ "Yuk, Kenalan dengan Millenial Indonesia". Indonesiabaik.id. Diakses tanggal 29 Februari 2024. 
  4. ^ Horovitz, Bruce (4 May 2012). "After Gen X, Millennials, what should next generation be?". USA Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-20. Diakses tanggal 24 November 2012.  More than one of |work= dan |newspaper= specified (bantuan)
  5. ^ Strauss, William; Howe, Neil (1991). Generations: The History of America's Future, 1584 to 2069. Harper Perennial. 
  6. ^ Strauss, William; Howe, Neil (2000). Millennials Rising: The Next Great Generation. Cartoons by R.J. Matson. New York, NY: Vintage Original. hlm. 370. ISBN 0-375-70719-0. Diakses tanggal 17 October 2013. 
  7. ^ "Generation Y" Ad Age 30 August 1993. p. 16.
  8. ^ Francese, Peter (1 September 2003). "Trend Ticker: Ahead of the Next Wave". AdvertisingAge. Diakses tanggal 31 March 2011. Today's 21-year-olds, who were born in 1982 and are part of the leading edge of Generation Y, are among the most-studied group of young adults ever. 
  9. ^ Samantha Raphelson (6 October 2014). "From GIs To Gen Z (Or Is It iGen?): How Generations Get Nicknames". NPR. Diakses tanggal 7 October 2014. 
  10. ^ Armour, Stephanie (6 November 2008). "Generation Y: They've arrived at work with a new attitude". USA Today. Diakses tanggal 27 November 2009. 
  11. ^ Advance Report of Final Natality Statistics, 1990, Monthly Vital Statistics Report, 25 February 1993
  12. ^ Rebecca Leung (4 September 2005). "The Echo Boomers – 60 Minutes". CBS News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-30. Diakses tanggal 24 August 2010. 
  13. ^ "Baby Boom – A History of the Baby Boom". Geography.about.com. 9 August 1948. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-04. Diakses tanggal 24 August 2010. 
  14. ^ Rosenthal, Elisabeth (4 September 2006). "European Union's Plunging Birthrates Spread Eastward". The New York Times. Diakses tanggal 2 April 2010. 
  15. ^ Carlson, Elwood (30 June 2008). The Lucky Few: Between the Greatest Generation and the Baby Boom. Springer. hlm. 29. ISBN 978-1-4020-8540-6. 
  16. ^ Twinge, Jean (30 September 2014). "Generation Me – Revised and Updated: Why Today's Young Americans Are More Confident, Assertive, Entitled—and More Miserable Than Ever Before". Diakses tanggal 14 October 2016. 
  17. ^ "College students think they're so special – Study finds alarming rise in narcissism, self-centeredness in 'Generation Me'". NBC News. 27 February 2007. Diakses tanggal 14 October 2016. 
  18. ^ Stein, Joel (20 May 2013). "Millennials: The Me Me Me Generation". TIME. Diakses tanggal 14 October 2016. 
  19. ^ Kalb, Claudia (September 2009). "Generation 9/11". Newsweek. Diakses tanggal 22 May 2011. 
  20. ^ GENERATION WE.
  21. ^ "The Online NewsHour: Generation Next". PBS. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-25. Diakses tanggal 24 August 2010. 
  22. ^ Shapira, Ian (6 July 2008). "What Comes Next After Generation X?". The Washington Post. hlm. C01. Diakses tanggal 19 July 2008. 
  23. ^ University of Southern California US-China Institute University of Southern California, 2015
  24. ^ "Video: #MillennialMinds". University of Southern California. 2015. 
  25. ^ "Who are the Millennials Anyway". 22 May 2015 – via CNBC. 
  26. ^ "Balancing Multi-Generational Retail Strategies Winning over Millennials without losing Boomers" (PDF). Synchrony Financial. 2014. Diakses tanggal 26 June 2016. 
  27. ^ "Mobilize.org Snapshot" (PDF). ash.harvard.edu. Mobilize.org. Diakses tanggal October 28, 2016. 
  28. ^ "Demographic Profile – America's Gen Y" (PDF). MetLife. 2009. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-08-29. Diakses tanggal 9 June 2016. 
  29. ^ "Millennials: Much Deeper Than Their Facebook Pages". www.nielsen.com. Diakses tanggal 2016-10-24. 
  30. ^ "Millennials: Breaking the Myths". www.nielsen.com. Diakses tanggal 2016-10-24. 
  31. ^ Generations Defined Diarsipkan 2016-06-16 di Wayback Machine..
  32. ^ PwC; University of Southern California and the London Business School (2013). "PwC's NextGen: A global generational study" (PDF). PwC's NextGen: A global generational study. PwC. Diakses tanggal 19 March 2014. 
  33. ^ "Study Finds Millennial Generation's Power to Influence Is Increasing – Edelman". Edelman (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2016-11-01.  More than one of |work= dan |newspaper= specified (bantuan) CS1 maint: Unrecognized language (link)
  34. ^ Inc., Gallup,. "How Hotels Can Engage Gen X and Millennial Guests". Gallup.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-22. Diakses tanggal 28 February 2016. 
  35. ^ Inc., Gallup,. "Millennial Banking Customers: Two Myths, One Fact". Gallup.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-30. Diakses tanggal 28 February 2016. 
  36. ^ Inc., Gallup,. "Insurance Companies Have a Big Problem With Millennials". Gallup.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-30. Diakses tanggal 28 February 2016. 
  37. ^ "Millennials: Fueling the Experience Economy" (PDF). eventbrite-s3.s3.amazonaws.com. Eventbrite. 2014. Diakses tanggal October 24, 2015. 
  38. ^ "The Art of Attracting a Millennial Arts Audience – Eventbrite US Blog". Eventbrite US Blog (dalam bahasa Inggris). 2016-05-02. Diakses tanggal 2016-10-24.  More than one of |work= dan |newspaper= specified (bantuan) CS1 maint: Unrecognized language (link)
  39. ^ "Igniting Millennial Engagement: Supervising Similarities, Distinctions, and Realities" (PDF). Dale Carnegie Training. 2015. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-11-17. Diakses tanggal 9 November 2015. 
  40. ^ "Americas retail report: Redefining loyalty for retail" (PDF). www.ey.com. EY. June 2015. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-07-02. Diakses tanggal October 24, 2015. 
  41. ^ "Millennial Careers:2020 Vision" (PDF). www.manpowergroup.com. Manpower Group. 2016. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-08-28. Diakses tanggal October 30, 2016. 
  42. ^ "Here's everything you need to know about the 7 living American generations". 6 April 2017. 
  43. ^ Ross, Dalton (September 22, 2016). "Survivor: Millennials vs. Gen X premiere recap: 'May the Best Generation Win'". Entertainment Weekly's EW.com. Time Warner, Inc. Diakses tanggal December 17, 2016. 
  44. ^ "Millennials Coming of Age". Goldman Sachs. 2016. Diakses tanggal 15 August 2016. 
  45. ^ "Millennials 'set to earn less than Generation X'". BBC. 18 July 2016. Diakses tanggal 11 October 2016. 
  46. ^ "Millennials facing 'generational pay penalty' as their earnings fall £8,000 behind during their 20s". Resolution Foundation. 18 July 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-12. Diakses tanggal 11 October 2016. 
  47. ^ Stein, Joel (20 May 2013). "The Me Me Me Generation". Time. hlm. 30. Diakses tanggal 8 May 2014. 
  48. ^ "Technology-Driven Millennials Remain Narcissistic as They Age". PR Newswire. 20 October 2016. Diakses tanggal 24 October 2016. 
  49. ^ "EGOTECH". SYZYGY. October 2016. Diakses tanggal 24 October 2016. 
  50. ^ Bureau, US Census. "Millennials Outnumber Baby Boomers and Are Far More Diverse". 
  51. ^ "Millennials overtake Baby Boomers as America's largest generation". Pew Research. 25 April 2016. Diakses tanggal 4 May 2016. 
  52. ^ "Millennials match Baby Boomers as largest generation in U.S. electorate, but will they vote?". Pew Research Center. 16 May 2016. Diakses tanggal 6 June 2016. 
  53. ^ Howe, Neil (27 October 2014). "Introducing the Homeland Generation (Part 1 of 2)". Forbes. Diakses tanggal 2 May 2016. 
  54. ^ "Millennials Drive Less". US PIRG. Diakses tanggal 22 March 2016. 
  55. ^ "Millennnials Shift Away from Driving". Baltimore Sun. Diakses tanggal 22 March 2016. 
  56. ^ "Why are Millennials Forgoing Driving". The Christian Science Monitor. Diakses tanggal 22 March 2016. 
  57. ^ Ingraham, Christopher (5 May 2015). "Five really good reasons to hate millennials". www.washingtonpost.com. Diakses tanggal 28 March 2016. 
  58. ^ Mukherji, Rohini (29 July 2014). "X or Y: A View from the Cusp". www.apexpr.com. Diakses tanggal 28 March 2016. 
  59. ^ Epstein, Leonora (17 July 2013). "22 Signs You're Stuck Between Gen X And Millennials". www.buzzfeed.com. Diakses tanggal 28 March 2016. 
  60. ^ Garvey, Ana (5 May 2015). "The Biggest (And Best) Difference Between Millennial and My Generation". Huffington Post. Diakses tanggal 28 March 2016.  More than one of |work= dan |newspaper= specified (bantuan)
  61. ^ Fogarty, Lisa (7 January 2016). "3 Signs you're stuck between Gen X & Millennials". www.sheknows.com. Diakses tanggal 28 March 2016. 
  62. ^ Shafrir, Doree (28 March 2016). "Generation Catalano". Slate. Diakses tanggal 26 June 2014.  More than one of |work= dan |newspaper= specified (bantuan)
  63. ^ Stankorb, Sarah (25 September 2014). "Reasonable People Disagree about the Post-Gen X, Pre-Millennial Generation". Huffington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-14. Diakses tanggal 28 March 2016.  More than one of |work= dan |newspaper= specified (bantuan)
  64. ^ Garvey, Anna. "Why '80s Babies Are Different Than Other Millennials". 
  65. ^ Hoover, Eric (11 October 2009). "The Millennial Muddle: How stereotyping students became a thriving industry and a bundle of contradictions". The Chronicle of Higher Education. Diakses tanggal 21 December 2010. 
  66. ^ Twenge, Ph.D., Jean (2006). Generation Me. New York, NY: Free Press (Simon & Schuster). ISBN 978-0-7432-7697-9. 
  67. ^ Twenge, Jean M (6 March 2007). "Generation me: Why today's young Americans are more confident, assertive, entitled—and more miserable than ever before". ISBN 978-0-7432-7698-6. 
  68. ^ Twenge, JM; Campbell, WK; Freeman, EC (2012). "Generational Differences in Young Adults' Life Goals, Concern for Others, and Civic Orientation, 1966–2009" (PDF). Journal of Personality and Social Psychology. 102: 1045–1062. doi:10.1037/a0027408. PMID 22390226. 
  69. ^ Longman, Molly (22 October 2016). "Survey: Iowa millennials not as narcissistic as rest of U.S." The Des Moines Register. Diakses tanggal 24 October 2016. 
  70. ^ Healy, Michelle (15 March 2012). "Millennials might not be so special after all, study finds". USA Today. Diakses tanggal 7 May 2012. 
  71. ^ "Majority Now Supports Legalizing Marijuana". Pew Research Center for the People and the Press. 4 April 2013. 
  72. ^ "Most Millennials Resist the 'Millennial' Label". Pew Research Center for the People and the Press. Diakses tanggal 13 October 2015. 
  73. ^ "Millennials in Adulthood – Detached from Institutions, Networked with Friends" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-08-27. Diakses tanggal 2017-07-27. 
  74. ^ "Millennials in Adulthood". Pew Research Center's Social & Demographic Trends Project. 7 March 2014. 
  75. ^ Anderson, Kurt (5 August 2009). "Pop Culture in the Age of Obama". The New York Times. NPR. Diakses tanggal 29 November 2012. 
  76. ^ "The Sound of a Generation". NPR. 5 June 2008. Diakses tanggal 2 November 2011. 
  77. ^ Gundersen, Edna (30 December 2009). "The decade in music: Sales slide, pirates, digital rise". USA Today. Diakses tanggal 23 December 2011.