Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 1969
Waktu UTC | 1969-02-23 00:36:58 |
---|---|
ISC | 812497 |
USGS-ANSS | ComCat |
Tanggal setempat | 23 Februari 1969 |
Waktu setempat | 08:36 WITA |
Kekuatan | 7.0 Mw |
Kedalaman | 15 km (9 mi) |
Episentrum | 3°12′04″S 118°54′14″E / 3.201°S 118.904°E |
Sesar | Sesar Naik Mamuju |
Wilayah bencana | Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Indonesia |
Intensitas maks. | VIII (Parah) |
Tsunami | Ya, 12 m (39 ft) |
Korban | 664 tewas |
Pesisir Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan diterjang oleh sebuah gempa bumi besar pada 23 Februari 1969 pukul 08:36 WITA. Gempa bumi tersebut memiliki magnitudo 7.0 Mw.[1] Gempa bumi tersebut memicu sebuah tsunami besar (ketinggian 12 m) yang menyebabkan kerusakan signifikan di sepanjang pesisir Selat Makassar. Setidaknya 64 orang tewas, dengan sekitar 600 orang tewas lainnya yang disebabkan oleh tsunami.[2]
Gempa bumi
[sunting | sunting sumber]Gempa tersebut diperkirakan berkekuatan 7,4 Skala Richter, kemudian dihitung ulang menjadi 7,0 Skala magnitudo momen. Hal ini disebabkan oleh pergerakan di Majene Thrust, yang juga bertanggung jawab atas Gempa bumi Sulawesi Barat 2021, 52 tahun kemudian.
Pemodelan gempa yang dilakukan oleh Pranantyo dan yang lainnya menunjukkan bahwa retakan terjadi pada bidang patahan berbentuk persegi panjang berukuran 40 km kali 20 km. Slip koseismik maksimum diperkirakan 1,5 meter. Intensitas Modified Mercalli maksimum adalah VIII (Parah), sehingga menyebabkan kerusakan serius di pesisir pantai.[3]
Dampak dan korban
[sunting | sunting sumber]Kota Majene terkena dampak paling parah, dengan empat dari lima fondasi bangunan yang terbuat dari batu bata terkena dampak serius. Bangunan-bangunan kayu hanya mengalami sedikit benturan, namun dinding-dinding batu yang tidak diperkuat mengalami kerusakan parah. Sejumlah jembatan rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.
Gempa bumi dan tsunami juga menyebabkan kerusakan berat di Pare-Pare dengan puluhan dilaporkan tewas. Di Makassar tsunami dilaporkan setinggi 3 m (9,8 ft) merusak puluhan rumah dan kapal nelayan. Di Kalimantan Selatan kerusakan akibat tsunami sebatas ringan.
Tsunami menyebabkan banjir lokal, merusak perkebunan pisang di sepanjang pantai. Banyak bangunan kayu yang tersapu ombak. Di pelabuhan Majene, dermaga mengalami kerusakan parah akibat dampak penurunan permukaan tanah. Para saksi menyebutkan "suara bising" sesaat sebelum tsunami.
Setidaknya 64 korban tewas dilaporkan, dan satu berita juga menyebutkan 600 korban tewas lainnya akibat tsunami. Sebanyak 97 orang cedera juga dilaporkan.[4]
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ ANSS. "Sulawesi 1969 : M 7.0 - Sulawesi, Indonesia". Comprehensive Catalog. U.S. Geological Survey. Diakses tanggal 16 January 2020.
- ^ National Geophysical Data Center / World Data Service (NGDC/WDS): NCEI/WDS Global Significant Earthquake Database. NOAA National Centers for Environmental Information. (1972). Significant Earthquake Information. NOAA National Centers for Environmental Information. doi:10.7289/V5TD9V7K. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-15. Diakses tanggal 16 January 2020.
- ^ "BMKG : Gempa Majene Merusak". Media Indonesia. Diakses tanggal 15 January 2021.
- ^ National Geophysical Data Center / World Data Service (NGDC/WDS): NCEI/WDS Global Significant Earthquake Database. NOAA National Centers for Environmental Information. (1972). "Tsunami Event Information". NOAA National Centers for Environmental Information. doi:10.7289/V5TD9V7K. Diakses tanggal 16 January 2020.