Gajayana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sang Liswa dari Kanjuruhan atau dikenal dengan gelar Gajayanalingga Jagatnata atau Gajayana saja adalah seorang raja dari Kerajaan Kanjuruhan yang sangat dicintai oleh para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketenteraman di seluruh negeri.

Masa pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Gajayana berkuasa selama 29 tahun (760-789). Gajayana beristrikan Dewi Setrawati, anak pribumi desa Kanjuruhan. Di desa itu Gajayana mendirikan istana dan sejak itu pusat pemerintahan pindah ke Kanjuruhan.

Gajayana memiliki putri bernama Satyadarmika yang menikah dengan dyah Sangkhara atau Rakai Panangkaran Sri Maharaja Tejahpurnapana Panangkarana, raja Mataram di Jawa Tengah (754-782). Dari pernikahan itu lahirlah dyah Panunggalan. Rakai Panunggalan yang nama nobatnya Rakai Panunggalan Bhimaparakrama Linggapawitra Jawabhumandala berkuasa di bagian utara Jawa, yaitu di daerah Mamratipura (Medang) selama 18 tahun (782-800). Mungkin raja inilah yang menyatukan Kanjuruhan dengan Mataram, sepeninggal Gajayana yang wafat tahun 789. Hal itu dilihat dari namanya Panunggalan, yang berarti ‘penyatuan’.

Pasca kematian[sunting | sunting sumber]

Nama Gajayana kini dipakai oleh sebuah Kereta api, Stadion, Televisi lokal dan Universitas Swasta terkenal, yaitu KA Gajayana, Stadion Gajayana, Gajayana TV dan Universitas Gajayana juga dipakai di jalan protokol di daerah bekas Kerajaan Kanjuruhan, tepatnya di Kelurahan Dinoyo, Malang serta digunakan sebagai nama jalan di sebagian kota di Indonesia.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]