Empat Tahapan Kompetensi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


"Hierarki Kompetensi" 

Dalam ilmu psikologi, empat tahap kompetensi, atau model belajar "kompetensi sadar", berhubungan dengan kondisi psikologis dalam proses mengubah dari tidak kompeten menjadi kompeten dalam suatu keahlian.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Teori yang dikembangkan di Gordon Training International oleh salah satu karyawannya yaitu Noel Burch pada tahun 1970-an mulanya disebut sebagai "Empat Tahap Mempelajari Keahlian Baru".[1] Sejak saat itu hal ini sering dikaitkan dengan hasil kerja Abraham Maslow, meskipun model ini tidak terdapat dalam karya-karyanya.[2]

Empat Tahap Pembelajaran memaparkan suatu model pembelajaran. Model ini memaparkan bahwa pada awalnya individu tidak menyadari ketidaktahuan mereka, atau tidak menyadari ketidakmampuan mereka. Seiring mereka mengetahui ketidakmampuan mereka, mereka akan secara sadar memperoleh keterampilan baru, kemudian menggunakannya. Akhirnya, keterampilan dapat digunakan tanpa harus dipikirkan secara sadar: individu dikatakan telah mendapatkan kompetensi tanpa sadar.[3]

Beberapa unsur termasuk membantu seseorang 'memahami apa yang tidak mereka ketahui' atau mengenali titik lemah, dapat dibandingkan dengan beberapa unsur yang dikemukakan oleh Johari window, meskipun Johari mengaitkan dengan kesadaran diri, sementara empat tahap kompetensi mengaitkan dengan tahap-tahap pembelajaran.

Empat tahap kompetensi[sunting | sunting sumber]

  1. Ketidakmampuan tak sadar
    Individu tidak memahami atau mengetahui bagaimana cara melakukan sesuatu dan tidak perlu tahu kekurangannya. Mereka mungkin menolak kegunaan suatu keterampilan. Individu harus mengenali ketidakmampuan mereka, dan manfaat keterampilan baru sebelum berpindah ke tahap selanjutnya.[2] Pada tahap ini, waktu yang dibutuhkan oleh seorang individu tergantung pada kuat-tidaknya rangsangan untuk belajar.[3]
  2. Ketidakmampuan sadar
    Meskipun individu tidak memahami atau tidak tahu bagaimana caranya melakukan sesuatu, ia pasti tahu kekurangannya, sebagaimana ia tahu manfaat dari suatu keterampilan baru untuk mengatasi kekurangannya. Pada proses pembelajaran di tahap ini, membuat kesalahan bisa jadi merupakan bagian tak terpisahkan.[4]
  3. Kemampuan sadar
    Individu memahami atau tahu bagaimana cara melakukan sesuatu. Meskipun demikian, mendemonstrasikan keterampilan atau pengetahuan memerlukan konsentrasi. Hal ini dapat dijabarkan dalam beberapa langkah, serta memerlukan kesadaran tinggi untuk melakukan keterampilan baru.[3]
  4. Kompetensi tidak sadar
    Individu telah banyak mempraktikkan keterampilannya yang sudah menjadi "kebiasaan" dan dapat dengan mudah melakukannya. Alhasil, ia dapat melakukan keterampilannya sembari melakukan hal lain. Individu bisa saja mengajarkan keterampilannya pada orang lain, tergantung bagaimana dan di mana ia dipelajari.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Learning a New Skill is Easier Said than Done". Gordon Training International. 
  2. ^ a b "Conscious competence learning model matrix - unconscious incompetence to unconscious competence". Business Balls. 
  3. ^ a b c Flower J (1999). "In the Mush". Physician Exec. 25 (1): 64–6. PMID 10387273. 
  4. ^ "The Four Stages of Learning". Process Coaching Center. 

Sss