Dua puluh sifat Allah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dua puluh sifat Allah adalah suatu konsep ketuhanan Islam di dalam ajaran mazhab Asy'ariyah yang menyatakan bahwa Allah memiliki 20 sifat. Pengembangan konsep mengenai dua puluh sifat Allah secara pasti dilakukan oleh generasi penerus mazhab Asy'ariyah dan tidak memiliki ketetapan yang pasti pada generasi awalnya. Dua puluh sifat Allah dibagi lagi menjadi empat kelompok yaitu sifat wujud (1 sifat), sifat negasi (5 sifat), sifat makna (7 sifat), dan sifat penegasan (7 sifat). Konsep mengenai Dua puluh sifat Allah ditolak oleh mazhab lain seperti Atsariyah[1] dan Muktazilah.[2]

Asas[sunting | sunting sumber]

Sifat-sifat Allah yang ditetapkan oleh kaum Asy'ariyah memiliki makna yang berbeda dengan sifat-sifat yang ada pada diri manusia. Nama sifatnya memiliki kemiripan namun dalam pemaknaannya sangat berbeda.[3]

Dalil[sunting | sunting sumber]

Berikut adalah beberapa terjemahan dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang sifat-sifat Allah

  • "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia" - (Q.S. Al-Baqarah: 163)
  • Sesungguhnya Allah itu Amat Berkuasa atas segala sesuatu" - (Q.S Al-Baqarah: 20)
  • "Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu" - (QS. Al-Baqarah: 29)
  • "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia" - (QS. Yasin: 82)
  • "... Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat" - (QS. Asy-Syura: 11)
  • "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup, yang berdiri sendiri... " - (QS. Al-Baqarah: 255)
  • "Dialah Yang Awal (tidak berpemulaan) dan Yang Akhir (tidak berkesudahan)... " - (QS. Al-Hadid: 3)

Dua puluh sifat[sunting | sunting sumber]

Sifat Wajib Tulisan Arab Maksud Sifat Sifat Mustahil Tulisan Arab Maksud
Wujuud
ﻭُﺟُﻮْﺩ
Ada Nafsiah 'Adam
ﻋَﺪَﻡْ
Tiada
Qidam
ﻗِﺪَﻡْ
Terdahulu Salbiah Huduuts
ﺣُﺪُﻭْﺙْ
Baru
Baqaa
ﺑَﻘَﺎﺀِ
Kekal Salbiah Fanaa
ﻓَﻨَﺎﺀِ
Berubah-ubah (akan binasa)
Mukhaalafatuhu lilhawaadits
ﻣُﺨَﺎﻟَﻔَﺘُﻪُ ﻟِﻠْﺤَﻮَﺍﺩِﺙِ
Berbeda dengan makhluk-Nya Salbiah Mumaatsalatuhu lilhawaadits
ﻣُﻤَﺎﺛَﻠَﺘُﻪُ ﻟِﻠْﺤَﻮَﺍﺩِﺙِ
Sama dengan makhluk-Nya
Qiyaamuhu binafsih
ﻗِﻴَﺎﻣُﻪُ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ
Berdiri sendiri Salbiah Qiyaamuhu bighairih
ﻗِﻴَﺎﻣُﻪُ ﺑِﻐَﻴْﺮِﻩِ
Berdiri-Nya dengan yang lain
Wahdaaniyat
ﻭَﺣْﺪَﺍﻧِﻴَﺔِ
Esa (satu) Salbiah Ta'addud
ﺗَﻌَﺪُّﺩِ
Lebih dari satu (berbilang)
Qudrat
ﻗُﺪْﺭَﺓِ
Kuasa Ma'ani 'Ajzun
ﻋَﺟْﺰٌ
Lemah
Iraadat
ﺇِﺭَﺍﺩَﺓِ
Berkehendak (berkemauan) Ma'ani Karaahah
ﻛَﺮَﺍﻫَﻪْ
Tidak berkemauan (terpaksa)
'Ilmun
ﻋِﻠْﻢٌ
Mengetahui Ma'ani Jahlun
ﺟَﻬْﻞٌ
Bodoh
Hayaat
ﺣَﻴَﺎﺓْ
Hidup Ma'ani Al-Maut
ﺍَﻟْﻤَﻮْﺕ
Mati
Sama'
ﺳَﻤَﻊْ
Mendengar Ma'ani Al-Shummum
ﺍﻟصُمُّمْ
Tuli
Bashar
ﺑَﺼَﺮ
Melihat Ma'ani Al-'Umyu
ﺍﻟْﻌُﻤْﻲُ
Buta
Kalaam
ﻛَﻼَﻡْ
Berbicara Ma'ani Al-Bukmu
ُﺍﻟْﺑُﻜْﻢ
Bisu
Qaadiraan
ﻗَﺎﺩِﺭًﺍ
berkuasa Ma'nawiyah 'Aajizaan
ﻋَﺎﺟِﺰًﺍ
lemah
Muriidaan
ﻣُﺮِﻳْﺪًﺍ
berkehendak menentukan Ma'nawiyah Mukrahaan
مُكْرَهًا
tidak menentukan (terpaksa)
'Aalimaan
ﻋَﺎﻟِﻤًﺎ
mengetahui Ma'nawiyah Jaahilaan
ﺟَﺎﻫِﻼً
yang bodoh
Hayyaan
ﺣَﻴًّﺎ
hidup Ma'nawiyah Mayyitaan
َََﻣَﻴِّتا
Keadaan-Nya yang mati
Samii'aan
ﺳَﻤِﻴْﻌًﺎ
mendengar Ma'nawiyah Ashamma
ﺃَﺻَﻢَّ
tuli
Bashiiraan
ﺑَﺼِﻴْﺭًﺍ
melihat Ma'nawiyah A'maa
ﺃَﻋْﻤَﻰ
Keadaan-Nya yang buta
Mutakallimaan
ﻣُﺘَﻜَﻠِّﻤًﺎ
berbicara Ma'nawiyah Abkam
ﺃَﺑْﻜَﻢْ
bisu

Sifat kesempurnaan[sunting | sunting sumber]

Dua puluh sifat yang tertera di atas yang wajib bagi Allah terkandung di dalam dua sifat kesempurnaan. Sifat tersebut adalah:

  • Istigna' ( ﺇﺳﺘﻐﻨﺎﺀ )
    • Kaya Allah daripada sekalian yang lain daripada-Nya yaitu tidak berkehendak ia kepada sesuatu. Maksudnya, Allah tidak menghendaki yang lain menjadikan-Nya dan tidak berkehendak akan tempat berdiri bagi zat-Nya. Contohnya, Allah tidak memerlukan dan tidak menghendaki malaikat untuk menciptakan Arasy.
    • Maka, Maha suci Tuhan daripada tujuan pada sekelian perbuatan dan hukum-hukumnya dan tidak wajib bagi-Nya membuat sesuatu atau meninggalkan sesuatu.
    • Sifatnya: wujud, qidam, baqa', mukhalafatuhu lilhawadith, qiamuhu binafsih, sama', basar, kalam, kaunuhu sami'an, kaunuhu basiran, kaunuhu mutakalliman.
  • Iftiqar ( ﺇﻓﺘﻘﺎﺭ )
    • Yang lain berkehendak akan sesuatu daripada Allah yaitu yang lain berkehendakkan daripada Allah untuk menjadikan dan menentukan mereka dengan perkara yang harus. Contohnya, manusia memohon kepada Allah melancarkan hidupnya.
    • Sifatnya: wahdaniat, qudrat, iradat, ilmu, hayat, kaunuhu qadiran, kaunuhu muridan, kaunuhu hayyan.


Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Hakim, M. Saifudin (2018-04-18). "Sifat Allah: Apakah hanya Tujuh atau Dua Puluh? (Bag. 1)". muslim.or.id. Diakses tanggal 2022-09-16. 
  2. ^ Nuruddin, Muhammad (2021). Hal-Hal yang Membingungkan Seputar Tuhan. Depok: Keira. hlm. 108–109. ISBN 978-623-7754-64-0. 
  3. ^ Al-Qaradhawi, Yusuf (2019). Artawijaya, ed. Tafsir Juz 'Amma. Diterjemahkan oleh Nurdin, Ali. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar. hlm. 5. ISBN 978-979-592-827-0. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]