Djadjang Nurdjaman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Djajang Nurjaman)

Djadjang Nurdjaman
Djadjang pada Maret 2017
Informasi pribadi
Nama lengkap Djadjang Nurdjaman
Tanggal lahir 30 Oktober 1964 (umur 59)[1]
Tempat lahir Majalengka, Indonesia
Tinggi 162 m (531 ft 6 in)
Posisi bermain Sayap / gelandang serang
Informasi klub
Klub saat ini Persikabo 1973 (pelatih kepala)
Karier junior
1977–1979 Persib Bandung
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
1979–1982 Sari Bumi Raya
1982–1985 Mercu Buana Medan
1985–1994 Persib Bandung
Kepelatihan
2007–2008 Persib Bandung (caretaker)
2011 Pelita Jaya (caretaker)
2012–2017 Persib Bandung
2017–2018 PSMS Medan
2018–2019 Persebaya Surabaya
2019–2021 Barito Putera
2022–2023 Persikabo 1973
2023–2024 Persela Lamongan
2024– Persikabo 1973
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik

Djadjang Nurdjaman[1] (lahir 30 Oktober 1964), juga dikenal sebagai Djanur, adalah seorang pelatih sepak bola profesional Indonesia dan mantan pemain yang saat ini menjadi pelatih kepala Persikabo 1973.

Semasa bermain, Djanur menghabiskan sebagian besar waktunya bermain untuk Persib Bandung. Salah satu bintang klub di tahun 1980an dan 90an, Djadjang membantu klub memenangkan tiga gelar Perserikatan. Ia juga memenangkan dua gelar liga lagi bersama klub, Divisi Utama Liga Indonesia 1994–1995 sebagai asisten pelatih dan Liga Super Indonesia 2014 sebagai pelatih kepala.[2]

Karier pemain[sunting | sunting sumber]

Sebagai pemain, Djanur mengantarkan Persib Bandung menjuarai Kompetisi Perserikatan 1986, 1989-1990 dan 1993-1994.

Dalam perjalanan kariernya, Djanur sempat memutuskan untuk meninggalkan Persib dan beralih menjadi pemain profesional yang tampil di Kompetisi Galatama. Tim yang dibelanya di Galatama adalah Sari Bumi Raya Bandung (1979-1980), Sari Bumi Raya Yogyakarta (1980-1982), Mercu Buana Medan (1982-1985).

Ketika Mercu Buana bubar pada pertengahan tahun 1985, Djanur memutuskan pulang kampung dan langsung diterima pelatih Nandar Iskandar sebagai anggota skuat Persib Bandung yang tengah berjuang di Kompetisi Perserikatan 1986.

Bersama Persib Bandung tentu saja beliau merasakan momen yang paling berkesan dan takkan pernah dilupakannya ketika menjuarai Kompetisi Perserikatan 1986. Dalam pertandingan final menghadapi Perseman Manokwari di Stadion Utama Senayan, Djanur menjadi pahlawan kemenangan lewat gol tunggal yang dicetaknya pada menit 77. Usai pertandingan, Djanur dielu-elukan puluhan ribu Bobotoh, kelompok suporter Persib Bandung.

Musim 1990, ketika Persib menjuarai Kompetisi Perserikatan 1990, sebuah umpan silang Djanur menjadi assist bagi gol kedua Persib yang dicetak Dede Rosadi. Persib menjadi juara setelah mengalahkan Persebaya 2-0.

Karier kepelatihan[sunting | sunting sumber]

Sebagai pelatih, Djajang merasakan gelar juara ketika menjadi asisten pelatih Indra Thohir di Liga Indonesia musim 1994–1995 dan masih dipercaya hingga tahun 1996. Setelah itu ia lebih memantapkan karier kepelatihan dengan menukangi Persib Junior (U-23). Pada tahun 2006 lagi-lagi ia mendapat kepercayaan sebagai asisten pelatih untuk mendampingi Arcan Iurie. Setelah itu ia mengembangkan karier kepelatihan di luar Persib, hingga pada tahun 2012, manajemen Persib mempercayakan dirinya untuk menukangi tim sebagai pelatih Kepala dalam mengarungi Indonesia Super League tahun 2013.

Kembalinya ke Persib seolah mengulang romantisme juara dengan rekan-rekannya di Liga Indonesia 1. Namun kali ini ia menjadi pelatih kepala, "abah" Indra Thohir sebagai Direktur Teknik, dan juga ia dibantu oleh trio mantan pemain yang mengantarkan PERSIB juara LI 1, yaitu Anwar Sanusi, Asep Soemantri, dan Sutiono Lamso sebagai asisten pelatih. Hasilnya tidak mengecewakan, di ajang turnamen pra musim Celebes Cup yang digelar di kota Bandung, Djajang mempersembahkan tropi juara setelah di final mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 1–0.

Musim selanjutnya (2014) Djajang masih didaulat sebagai pelatih kepala, kali ini ia mengajak Herrie Setiawan, Asep Soemantri dan Anwar Sanusi sebagai asisten pelatih. Pada Musim ini, Djajang Nurdjaman berhasil membawa Persib menjadi juara isl 2014. Djajang juga mencetak sebuah rekor, yaitu mengantarkan Persib menjadi juara liga sebagai pemain, asisten pelatih dan pelatih kepala

Musim 2015 Djajang menjalani musim ketiga bersama Persib. Di QNB League 2015 Djajang berhasil meraih 2 kemenangan dari 2 pertandingan sebelum liga dihentikan karena PSSI dibekukan oleh FIFA. Di kompetisi AFC Cup Djajang berhasil membawa Persib lolos ke babak 16 besar,Di AFC Cup langkah persib terhenti di 16 besar karena kalah 0-2 dari Hanoi T&T.

Satu tropi kembali Djajang sumbangkan untuk Persib pada tahun 2015. Persib dipimpinnya menjadi juara Piala Presiden 2015. setelah 20 tahun akhirnya Djajang kembali ke Stadion GBK, sebagai pelatih Djajang berhasil meraih gelar Juara mengalahkan Sriwijaya FC 2-0.

Akhirnya, pada tanggal 15 Juli 2017 Djajang resmi mengundurkan diri sebagai pelatih kepala Persib Bandung dikarena kecewa tidak bisa mendongkrak penampilan tim berjuluk "Maung Bandung" hingga menyelesaikan laga ke-15 kompetisi Liga 1 2017.

2017 Djajang akhirnya menukangi PSMS Medan setelah lolos 16 besar. Sosok Djajang sebagai pahlawan setelah berhasil membawa PSMS Medan Menjadi Runner Up setelah dikalahkan oleh Persebaya, meskipun Kalah PSMS Medan tetap lolos ke [[Liga

Persatuan sepak bola subaga Persisu

Prestasi[sunting | sunting sumber]

Pemain[sunting | sunting sumber]

Persib Bandung

Pelatih[sunting | sunting sumber]

Persib Bandung
PSMS Medan
Persebaya Surabaya

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Tekuk Tira Persikabo, Djanur Dapat Kejutan Ultah dari Pemain Persebaya". bola.com. 2019-03-29. Diakses tanggal 30 Maret 2019. 
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :1

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Didahului oleh:
Robby Darwis
Pelatih Persib
2012-2015
Diteruskan oleh:
Dejan Antonic